04. Menyerah?

13.7K 2.4K 527
                                    

Semenjak hari itu, Rahee merasa seperti seorang putri Raja. Di mana Sehun adalah maid-nya. Tiap kali Rahee berucap ketika dekat Sehun, seperti: 'Kakinya pegel, ih. Naik ke lantai 2 aja udah gempor nih betis.' dan saat itu juga, Sehun langsung menggendongnya ala bridal style.

Terus, pernah juga saat cacing-cacing di perut Rahee membunyikan alarm laparnya, tanpa berucap apa-apa Sehun yang mendengarnya langsung pergi dan balik lagi dengan sekotak makanan untuk Rahee atau langsung menyeret kekasihnya menuju kantin terdekat.

Hingga tiba di hari ini, Rahee yang mengunyah makanannya dengan kening berkerut.

"Kenapa?" Sehun yang nanya.

"Ini pare, ya?"

Sehun mengangguk. Jenis sayuran yang dimasak dengan sepenuh hati dan baru Sehun tahu ada di kantin fakultas Hukum. Atas rekomendasi Ibu Kantin yang katanya menu baru dan tak kalah nikmat dengan kimchi. Itulah yang Sehun berikan untuk gadisnya.

Rahee menghela napas pelan, menaruh sendok dan garpu di atas piring kaca. Setelahnya dia bilang, "Untung ganteng kamu, Hun. Coba kalo enggak. Udah aku sleding pake jempolnya Firaun!"

Sehun mengeryit, "Rasanya enggak enak?"

"Sini deh, aku suapin." timpal Rahee.

Sehun mangap, sendok bekas mulut Rahee meluncur dengan senang hati ke dalam mulut pria itu. Hingga sesuap nasi beserta jajaran lauknya Sehun terima di atas lidah, mengunyah, dan menyecap rasa yang lain dari yang lain.

"Pahit."

Rahee senyum, "Iya, kaya kamu."

Cepat-cepat Sehun minum, lagi-lagi diujung sedotan yang sama dengan bekas minum Rahee sebelumnya. Maka, senyuman Rahee semakin lebar dan wajahnya menunjukan hawa surga: Adem.

"Hun. Lain kali kita kalau makan sepiring berdua aja, ya? Minumnya juga segelas barengan."

"...?"

"Biar romantis."

🍭🍭🍭

"Pelit, anjir!" seru Chanyeol sambil menoyor kepala Kai yang justru sedang tergelak dalam tawanya.

Chanyeol semakin dibuat kesal. Kai tak henti-hentinya menertawakan.

"Kalau mau, bayar dong! Gue downloadnya pake kuota, bukan pake bulu ketiak."

"Yaudah, sebar link aja Kai. Gue juga mau." kalau ini Luhan yang ngomong.

Mereka sedang kumpul bersama di atap gedung utama fakultas Kedokteran.

"Sorry, ya... Vidio reproduksi koleksi gue bukan silverqueen yang rela dibagi-bagi." seloroh Kai dengan angkuhnya.

"Kalau gue yang minta, boleh?" suaranya Lay yang baru terdengar. Kai balas dengan kata-kata keramatnya.

Katanya, "Ini vidio dewasa. Balita enggak boleh nonton yang iya-iya, apalagi jomblo. Kasian, nantinya malah nyolo."

Emang bener-bener mulut Kai itu yang paling absurd di antara mereka. Sampai pada kehadiran seorang gadis yang datang bertanya tiba-tiba, "Eh, Sehun di mana, ya?"

🍭🍭🍭

"Ngapain coba lo kesini?"

"Ra!"

Tuh kan, dibentak. Rahee mendengus, selalu saja Sehun membela Nabila. Kesel nih kalbu, berasa pengen nonjok tembok raksasa yang ada di China.

(Book 1: AKB) World PoisonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang