00. Putus VS Jadian

39.3K 3K 200
                                    

Satu tahun lalu …

“Gue suka sama lo.” Dengan percaya diri tinggi dan segenggam keyakinan dia berani bilang, “Gue mau jadi cewek lo … lo mau kan jadi sebaliknya?”

Seiring perkembangan zaman, dengan bekal persamaan gender yang dia genggam, Rahi Dinata memupuk keberanian. Jujur, sejak lama dia sudah menyimpan rasa kepada mahasiswa tampan yang merupakan alumni sekolahnya secara diam-diam, hingga di masa sekarang dia menyuarakan perasaan dan hasrat ingin berkencannya. Rahi benar-benar menyukai seorang Willis Wiliam.
Sementara si kembaran bungsunya EXO itu setia dalam diam. Willis terpasung dalam bungkam, tatapannya tidak lepas dari manik Rahi yang terpancar sinar harapan. Sementara Rahi merona dengan dada bergemuruh mesra, Willis justru tidak terbaca.

“Wil?” tanpa dibarengi embel-embel ‘kakak’ sebagai pembeda usia mereka.

Sejauh ini Rahi takut kecewa, tapi dia lebih takut menyesal kalau tiba-tiba dapat kabar orang yang dia suka sudah ada pasangan dan tidak ada kesempatan baginya untuk mengutarakan perasaan. Setelah sekian lama cinta sendirian dia rasakan, sampai Rahi muak dan ingin segera ditumpahkan. Rahi pikir, diterima atau tidak itu urusan nanti yang penting bilang saja dulu supaya lega. Meski risiko sakit hati jelas terlihat jika ditolak, tapi ganjarannya sebanding dengan jawaban … “Oke, kita pacaran.”
… perasaan yang terbalaskan.

Rahi mengerjap. Apa dia sedang berimajinasi hingga timbul halusinasi?

Di depannya Willis mengangguk. “Aku mau jadi cowok kamu.”

Cewek yang tidak suka membuang kesempatan itu mengeluarkan senyuman. Agaknya Rahi tidak percaya, semudah itukah Willis setuju dengan ajakannya? Dia sampai menebak-nebak kalau sejak lama Willis memang sudah mengincarnya.

“Jadi sekarang manggilnya aku-kamu, nih?” tanya Rahi malu-malu meong. Tubuhnya tidak mau diam karena kesenangan.

Pria dengan kemeja biru tua itu pun mengangguk ringan, raut Willis yang terkenal sedatar papan pun mensponsori hari jadian mereka.

“Ya ampun, aku seneng banget!” Sementara Rahi jingkrak-jingkrak, Willis justru tidak bergerak. Sementara Rahi tersenyum, tertawa, dan ceria, Willis justru terlihat … biasa saja. Kesannya seperti itu, seperti hanya Rahi saja yang jatuh cinta.
Wajar sih…. Dari awal pertemuan, pengutaraan perasaan, ajakan pacaran, semuanya memang serba sepihak, kan?
Jadi, tidak apa-apa. Rahi merupakan salah satu gadis yang percaya pada pepatah tentang: cinta datang karena terbiasa. Meskipun sempat yakin kalau Willis sudah mengincarnya sejak lama.

***

Di masa sekarang, begitu Rahi lulus SMA dan memasuki kampus yang sama dengan kekasihnya.

Willis dan Rahi merupakan dua manusia yang bertolak belakang dari berbagai sisi. Karakter mereka seperti dua musim berbeda, jika Rahi adalah summer, maka Willis saljunya. Ketika Rahi begitu mudah mengekspresikan perasaannya, Willis justru setia pada satu reaksi mimiknya. Willis terlalu datar untuk Rahi yang gerinjul-gerinjul tekstur hidupnya. Rahi terlalu cerah untuk Willis yang suram. Rahi dan Willis saking kontrasnya sampai dianggap saling melengkapi oleh kawanan Willis sendiri.

“Ternyata bener, ya, cowok pasif tuh klopnya sama cewek aktif?” celetuk Leon.

Key mengangguk setuju. Mereka sedang memandangi pasangan yang baru terkuak di kampus dan dalam sekejap langsung viral, padahal jadiannya sudah satu tahun yang lalu. Benar-benar menjadi trending topik. Bagaimana tidak? Yang satu primadona jurusan hukum semester awal, sementara yang satunya lagi most wanted kampus nomor wahid, ditambah gosip terfaktual yang menyebar pesat di lingkungan mereka bahwa si cowok baru saja putus dua hari lalu dengan princess-nya kedokteran namun di dua hari berikutnya pihak cowok jadian dengan cewek lain, secara otomatis Rahi Dinata dicap sebagai perusak hubungan orang.

(Book 1: AKB) World PoisonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang