03. Ngeselin, tapi sayang.

14.1K 2.4K 422
                                    

Sudah dua hari sejak joging saat itu Rahee menyibukan diri dengan klub vokalnya sendiri.

Padahal, biasanya sekedar datang untuk latihan vokal saja Rahee jarang sekali, karena Rahee bukan sosok yang rajin mengikuti kegiatan di klubnya. Ia lebih suka nongkrong di tempat yang ada Sehunnya.

Well, membahas soal Sehun, Rahee jadi kesal sendiri. Rahee kecewa, entah kepada siapa yang hanya bisa Rahee curahkan lewat lagu yang sekarang ia nyanyikan.

"Hampa kesal dan amarah
Seluruhnya ada di benakku
Tandai seketika
Hati yang tak terbalas
Oleh cintamu...~~"

Rahee tidak tahu, apakah Sehun menyukainya atau tidak? Sementara sudah jelas, bahwa dirinya mencintai lelaki itu. Sejak dua tahun lalu, Rahee bertahan dalam cinta sendirian. Dan Rahee selalu menunggu setitik harap balasan.

Namun, Rahee kesal, amarah yang meletup dalam dirinya bercampur jadi satu. Siapa yang salah di sini? Sehun yang belum juga mengatakan cinta padanya, ataukah justru Rahee sendiri yang terlalu memaksakan kehendak atas cintanya?

Rahee terus bernyanyi, matanya sudah berkaca, emosi yang terkuak dalam sebuah nyanyian Kecewa dari Bunga Citra Lestari.

"Kuingin marah, melampiaskan tapi kuhanyalah sendiri di sini
Ingin kutunjukkan pada siapa saja yang ada
Bahwa hatiku kecewa...~~"

Sesak. Itu yang Rahee rasakan. Karena kini ia kecewa, kepada Sehun yang masih saja terjerat oleh bayang-bayang nyata Nabila. Dan Rahee kecewa, karena kehadirannya tak dapat merubah apa-apa.

"Sedetik menunggumu disini, seperti seharian. Berkali kulihat jam ditangan. Demi membunuh waktu...
Tak kulihat tanda kehadiranmu,
Yang semakin meyakiniku,
Kau tak datang...~~"

Mungkin, Rahee hanya perlu menunggu. Karena memang Rahee sudah menunggu, sedetik sampai setahun, dua detik sampai dua tahun, seharian dan sampai sekarang.

Tapi hasilnya, Sehun tetap sama, yang semakin menyakiti hati Rahee: cinta'nya' tak datang. Sehun tidak membalas rasa yang Rahee miliki.

"Kuingin marah, melampiaskan tapi kuhanyalah sendiri di sini.
Ingin kutunjukkan pada siapa saja yang ada. Bahwa hatiku kecewa...~~"

Sekali lagi Rahee tegaskan, bahwa dirinya kecewa. Air mata pun luruh juga.

"Udah nyanyinya?"

Rahee terciduk.

Rupanya Sehun bersandar di dekat pintu sambil bersedekap dada memperhatikan sosok gadisnya yang tadi sedang bernyanyi. Rahee baru tahu kalau Sehun ada di sana.

"Ngapain di sini?" sewot Rahee. Ia kesal, cepat-cepat menghapus jejak air matanya, masih sangat kesal.

Sambil beranjak mendekati Rahee. Sehun berucap, "Nungguin pacar."

Rahee diam.

"Ngambek, ya?" sangat syahdu dan lembut sekali perlakuannya. Rahee jadi bersemu hanya karena tangan Sehun yang mengusap sebelah pipinya. Namun, Rahee menghindar. Ia menjauhkan jemari Sehun dan mundur beberapa jengkal saja.

"Berisik!" Bahkan ketika suara Rahee terdengar melengking pun, Sehun masih santai saja. Semakin kesal hati ini, Rahee jadi merasa ingin menenggelamkan diri.

Terus, Baekhyun lewat. Dan seketika Rahee dapat pencerahan, tangannya melambai, ia memekik, "Hei, Sayang! Bareng keluarnya!"

Secepat itu, setelah mengatakannya Rahee lengser menubruk tubuh Sehun yang menghalangi jalannya.

(Book 1: AKB) World PoisonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang