5. Masih Saja

13.6K 802 25
                                    

Elusan lembut terasa di bibirku. Geli. Kala hendak menyingkirkan tangan nakal itu, tanganku sudah lebih dulu di tarik dan dikecupinya berulang kali.


Segera membuka mata dan menatapnya sebal. Sementara dia, menatapku dengan tatapan tidak bersalah seraya tersenyum manis.

"Jangan ganggu tidur Queen." tegurku.

"Ini sudah waktunya makan malam, bee. Ayo bangun dan mandi bersama lalu setelah itu baru kita makan malam."

"Tapi Queen masih capek." rengekku lantaran merasa tubuhku terasa pegal-pegal karena ulahnya.

"Tenang saja. Aku akan bertanggung jawab." Mengerlingkan matanya nakal. Selanjutnya ia beranjak dari tempat tidur dan membopongku ke kamar mandi. Menurunkanku di bathub berukuran besar yang sudah berisi air serta sabun dan dia pun ikut masuk ke dalam.

Aku hanya bisa pasrah ketika dia mulai menyabuni tubuh polosku. Percuma saja jika melarangnya. Dia terlalu keras kepala.

Kala bibirnya hendak mendarat di bibirku, segera saja kudorong dadanya. "Gak usah mesum sekarang, kak. Queen gak mau lama-lama di sini." sinisku.

Kak Theo tertawa kencang. Tidak ada yang lucu padahal!

"Iya, iya. Kita gak akan lama di sini."

Singkat cerita kami sudah selesai mandi plus berganti pakaian. Kami keluar dari kamar dengan posisi Kak Theo yang menggendongku. Baru menurunkanku setelah sampai di ruang makan.

"Lama banget kalian." dengus Bang Raka dengan nada suara yang terdengar kesal.

"Maklum saja. Queen kelelahan." jawab Kak Theo santai. Sementara aku melototinya agar tidak mengatakan hal-hal vulgar.

Bang Raka menatap Kak Theo dengan tatapan curiga. "Kelelahan kenapa?"

"Kelelahan bersihin kamar, bang. Habisnya Kak Theo mengacak-ngacak kamar karena gak menemukan baju kaos kesukaannya." jawabku cepat.

"Kenapa tidak dia saja yang membereskannya?!"

"Kak Theo harus mengurus sesuatu yang penting, bang."

"Tapi kan kamu jadi kelelahan, honey."

"Gapapa kok, bang. Udah tugas Queen."

"Hah, tapi bisa kan nyuruh maid untuk membersihkan? Kenapa harus kamu??" Cerewet banget sih abangku ini.

"Udah lah, kak. Lebih baik kita makan sekarang. Queen udah laper." kekehku.

"Baiklah, honey. Abang gak mau membuat kamu kelaparan."

Kak Theo tiba-tiba mengenggam tanganku hingga aku beralih menatapnya.

Wajah memelasnya membuatku menahan senyum. Terlihat cute.

"Kenapa kau menatap adikku seperti itu?? Kayak pengemis aja." celetuk Bang Raka.

Kak Theo sontak menatap Bang Raka. "Kau diam saja!"

"Aku tidak mau."

My Possesive TheoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang