First Log, 2 April 2018 : Awake from Dream

1.1K 125 215
                                    

2 April 2018


Halo, this is Chacha or HappyGo1270. I'd prefer you to call me only Cha. That's my nickname from my family.


Disini aku bakal nulis tentang hidup aku, either mau di komen atau ngga sih ga masalah, yang pasti if, if ya, one day I really can achieve my dream or be successful like I wish, I could remember the day when I trough by this book.


Harusnya sih cari-cari beasiswa, dibanding nulis mulu macem gini, tapi anggap aja masih tahap recovery lah ya. Hari ini adalah hari terakhir aku minum obat, yeay! Sebenernya kemaren aku habis operasi. Minor sih, jadi ga masalah. Cuma karena punya maag akut jadi obatnya bejibun. Sekarang lagi tahap bekas jahitan gatel gatelnya, pengen banget garuk tapi masih di perban. Huhu.


Jadi... last year I was graduate was true. Jaman-jaman aku curhat di DWB aku lagi begini dan begitu adalah benar. Jadi kalau sibuk ya emang sibuk. Dan selama masa skripsian aku mencoba untuk menyusun masa depan aku. Keinginan aku yang terdalam dan sangat mendalam cuma satu, aku ingin lanjut sekolah.


Tapi kenyataan lanjut sekolah ga semudah itu, lahir di keluarga yang standar Indonesia, tidak kaya tidak juga miskin, jelas membuat lanjut profesi tidak semudah itu. Sekolah profesi mahal bruh, mana anaknya pengen sekolah di luar negeri. Yap, I really craving for study in Korea. Kenapa Korea? Tau sendiri lah ya, aku ingin menikah dengan Taehyung /ga.


Impian, awalnya impian. People laugh at your dream is true. Ngapain ke korea? Emang di korea sekolah profesinya bagus? Kan banyak yang lanjut profesi tuh bagusnya di Belanda, Inggris, Jerman atau Aussie. Yeah, man. I know right. Tapi pokoknya Cha mau ke Koriyah. Dalam hati ingin bertemu dengan Taehyung di jalan atau sungai Han /yakali bruh/ hahaha. Intinya I'm in love to Korea aja yah.


Hingga one day aku menemukan si beasiswa KGSP, wah keknya persyaratannya aku sanggup, mana sertifikat bahasa nya optional bukan required, persyaratan lain it's okay sih. Maka dari itu semenjak ngerjain skripsi Cha begitu semangat untuk lulus, sampai yang biasanya jarak orang dari Sidang akhir ke sidang sarjana minimal 1 bulan, Cha menghadapinya seminggu. Anaknya kalau udah termotivasi semangatnya tinggi banget sih.


Sidang sarjana, orang lain rata-rata sejam setengah, Cha cuma 45 menit, either semua dosen satisfied with me or "udah ah nanya nya anaknya kasian" hahaha yang pasti God so kind to me that they give me A for my final project. A untuk skripsi bruh, hamdallah IPK naik jadi pas, ga gede amat IPK juga soalnya jurusan either univ yang aku tempatin ga semudah itu ngasih nilai ke mahasiswanya dan emang aku yang kurang belajar kali ya.


Beres lulus, liat persyaratan, hmmm... aku harus belajar bahasa Inggris lagi nih biar keterima. Akhirnya aku minta sama ortu aku buat belajar bahasa Inggris ke Kediri, iklan nya sih kek iya banget Pare itu kampung Inggris, in fact, HAHA gila panas banget bruh, mana aku orang Bandung kan, itu disana panasnya lebih dari Jakarta (soalnya Jakarta banyak yang pake AC disini jarang banget) mana kulit aku sensitif kek bayi, langsung alergi kan sama panas, sampai disana yang ada ke dokter dan ngabisin uang gara-gara kulit melepuh huhuhu.


Di Pare cuma kuat sebulan, soalnya panas dan fasilitasnya menurut aku ga menunjang untuk belajar juga, mungkin aku aja yang salah pilih tempat kursus tapi emang literally standar gitu loh, sampe temen aku nanya, "di Bandung kan banyak kursus bahasa Inggris, ngapain jauh jauh ke Pare?" jawabannya adalah termakan omongan iklan :) ya pengalaman lah ya, sebulan, terus ambil Toefl ITP disana biar ada hasil lah ya kesana dapet sertifikat bahasa Inggris.

Cha's JourneyWhere stories live. Discover now