Ketika Realita Berasa Mimpi

1K 63 2
                                    

Beberapa bulan lalu gue dikontak oleh partner manager gue di YouTube. Jadi begini, teman-teman. Seorang YouTuber dengan subscriber 100.000 ke atas akan dapet partner manager. Gunanya apa? Channelnya bakal ada yang manage. Maksudnya, channel kita akan dicheck terus statsnya. Bagus atau enggak, terus opportunity dan cara apa lagi yang bisa kita dapet atau lakukan untuk expand channel kita. Biar views dan subscribersnya makin banyak. Intinya kita jadi bisa bener-bener berurusan sama YouTube-nya langsung.

Nah, setelah itu si Kelvin, partner manager gue ini nanyain apakah gue up for a program called Creators for Change, yaitu program dari Google dan VICE Media untuk memerangi masalah sosial sekarang. Dia bilang, channel gue dipilih sebagai salah satu perwakilan dari Indonesia. Dipilihnya langsung sama Google dan ambassador dari Indonesia (Cameo Project).

Jujur, waktu ditanya kayak gitu gue nggak merasa gimana-gimana. Karena yaa lo tau gue. Nggak mau kepikiran soal begituan. Takutnya gue jadi overly proud, jumawa, padahal jadi juga belom. So I was like, "Okay, that's cool.". Ditambah lagi, gue nggak ngerti sebesar apa program ini dan ada berapa orang yang berkecimpung and what not. Intinya gue nggak mau tau detailnya. Lagi, supaya gue tetap berpijak. Takutnya kalau nggak jadi, gue akan kecewa.

Selang beberapa minggu, ternyata programnya beneran jadi. Dari yang gue kira cuma wacana-wacana doang, ternyata gue beneran dipilih. Kata Kelvin, dari Indonesia cuma ada tiga channel: Film Maker Muslim, Jovi Hunter, dan gue. Kata Kelvin lagi, gue akan rapat dengan orang YouTube/Google yang pas gue liat e-mailnya ternyata nama bule dan dia bekerja di Google HQ di USA. Makin-makin lah gue nyadar kalau program ini beneran serius. Waktu kemudian dapet e-mail dari si bule YouTube, reaksi gue cuma, "Waaww....".

Pas akhirnya meeting sama Paul dari Google dan satu cewek dari VICE yang gue lupa namanya, gue deg-degan. Lebih ke starstruck, sih. Gue makin bingung kenapa hidup gue begini. Kenapa gue bisa dikasih sebegininya. Perasaan dulu gue nge-YouTube beneran karena ingin memperbaiki situasi dan kondisi YouTube Indonesia. Kenapa sekarang gue ampe meeting segala di Google Hangout sama bule-bule ini. Intinya gue lebay, tapi karena gue emang nggak expect, jadi wajar lah kalo gue lebay.

Setelah rapat, menyelesaikan segala macam yang administratif, barulah kemudian YouTube launched program ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah rapat, menyelesaikan segala macam yang administratif, barulah kemudian YouTube launched program ini. YouTube Creators for Change. Ada 28 channel terpilih dari seluruh dunia. Bayangin, coy. Seluruh dunia dan gue salah satunya. Dan gue satu-satunya cewek dari Indonesia. Ini gue bukan pamer, tapi sampai sekarang sering kali gue merenungi hidup gue. Sampe sekarang pula gue masih nggak percaya. Btw, buat pembaca baru, gue emang doyan merenung. Sering kali merenung itu jauh lebih asik ketimbang ngobrol sama orang.

Baru lah gue tau di antara 28 fellows ada Muslim Girl, Amani, yang sering banget gue liat di video-video yang gue tonton. Ada Evelyn from the Internets yang juga gue suka banget karena dia sangat kocak. Dan gue harus nyubit-nyubit pipi gue berkali-kali buat sadar. Ambassador dari program ini salah satunya adalah John Green, Dina Tokio, dan Natalie Tran (Community Channel), yang gue persönlich sangat-sangat adore.

Gita Savitri DeviTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang