tegar.

146 1 3
                                    

Pagi itu matahari terbit dengan terang,  menandakan cuaca sangat cerah hari ini.

Kota seoul makin tua terlihat atau dari pandangannya saja?  Dulu saat keluar dari bandara rasanya kakinya serasa patah dan saat ini dengan cepatnya dia keluar dan celingak-celinguk mencari taxi.

Ini pertama kalinya dia datang ke seoul setelah kejadian itu,  kejadian yang bahkan masih terpampang jelas di ingatanya.

Kebakaran dahsyat yang menelan korban begitu banyak,  dari kedua orang tuanya dan para pembantunya.

Bahkan dia masih ingat begitu bahagianya dia keluar dari rumah itu untuk menuju perkemahan dan saat malam harinya dia mendapat telpon itu yang merubah semuanya. Rasa senang itu menguap begitu saja diganti dengan air mata yang bercucuran.

Kedua orang tuanya telah meninggal, dia bahkan masih sempat melihat kobaran api itu yang menelan semua rumahnya yang besar dan indah.

Tapi kini perasaan itu harus dibuang-buang jauh oleh Kiky,  dia harus bisa melupakan semua itu.

"eommaga gulliwo" (ibu aku rindu) memegang erat kalung itu yang berbentuk bintang.

"appa..... " ucapnya dengan nada sedih.

Dengan berat kakinya dia langkahkan keluar dari bandara itu dan menjauh untuk mencari taxi.

"taxi" panggilnya sambil melambaikan tangannya.

***
Riuh di kelas seperti kelas pada umumnya.

"yakkkk..... " pekik seorang perempuan bernama Ela ke orang yang lebih tinggi darinya.

"Kai.....  I know you.....  Kamu itu tinghi dan teganya kamu melakukan hal itu padaku" Ela melompat-lompat hendak mengambil buku itu, itu sudah kebiasaan Kai mengejek Ela yang pendek diantara perempuan di kelasnya.

"aigooo..... Harusnya kamu makin hari makin tinggi kok masih sama saja" Kai mengembalikan buku itu ke Ela dan tersenyum manis ke arah Ela.

"devil"

Semua keributan itu berhenti saat guru mata pelajaran yang bersangkutan masuk.

"pagi...... " kata guru itu sambil berjalan ke arah tempat duduknya diikuti dengan seorang murid baru.

"sebelum itu aku ingin perkenalkan seorang murid baru yang akan menjadi teman baru kalian juga,  saya harap kalian semua dapat menerimanya" ucap guru itu lagi.

"perkenalkan dirimu Kiky!" perintahnya.

"saem (guru)....... Sebenarnya aku udah satu kelas dengan mereka semua saat JUNIOR HIGH SCHOOL dulu" ucapnya dengan senyuman tergambar di wajah cantiknya itu.

"betul saem.......  Uri cingudeul Kiky (teman kita Kiky) " Ela berhambur ke Kiky dan memeluknya.

"aigo harusnya kau mengabariku" Ela menjinjitkan kakinya dan memegang kepalanya Kiky sambil mengusapnya.

"aigo....  Kau makin cantik eoh?" Ela menarik tangan Kiky dan duduk bareng dengannya di depan.

Sebenarnya tidak ada yang mau duduk dengan Ela,  alasannya dia itu cerewet dan hanya Kiky yang mampu menangani kecerewetannya itu,  alasannya karena Kiky lebih cerewet.

"aku turut berduka Ky"
"tidak perlu bahas itu lagi,  yang penting aku kembali lagi"

"Romeomu masih single lohhhh" colek Ela sambil menunjukkan dagunya ke arah cowok tampan yang memiliki wajah datar dan wajah datar itu akan berekspresi marah ketika Kiky mendekatinya,  alasannya cukup simple, karena Kiky menyukainya Kiky itu laki-laki dan dirinya juga laki-laki itu tidak mungkin terjadi, walaupun Akhir-akhir ini dia terpesona dengan seorang laki-laki adik kelasnya.

HATI (antara aku kau dan dia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang