14. Nyusahin

25 3 0
                                    

"Sumpah lo gak tau gue sal?." Teriak milka dengan tragis.

"Gue milka sal." Ucap milka kembali sementara salsa hanya menatap milka dengan tatapan kosong mencoba mengingat-ingat.

"Yaampun temen sebangku lo sal."

Salsa bersikeras mengingat kembali tapi nihil salsa tetap tidak bisa mengingatnya,salsa mengenal semua teman-temannya tapi entah kenapa seolah salsa hanya tidak pernah bertemu orang yang mengaku teman sebangkunya itu.

"Mil,jangan dipaksain." Ucap alana di sebelah darrel.

"Cewek pemaksa." Ucap angga menatap milka dengan kesal karena telah memaksa salsa untuk mengingat.

"Maksud lo?." Jawab milka dengan kesal sambil menatap angga.

"Lah malah berantem,heran gue daritadi berantem mulu mending akur." Sela darrel sambil menatap angga dan milka secara bergantian.

"Aku gak tau." Tiba-tiba salsa menyela perdebatan tersebut sambil memegang kepalanya.

"Sakit." Ucap salsa kembali yang masih memegang kepalanya.

"Lo berdua sih,kenapa sal?." Tanya alana ke salsa dan langsung mengambil air minum di atas nakas lalu memberikannya ke salsa.

Dan tiba-tiba pintu kamar terbuka dan masuklah pekerja pengantar makanan di rumah sakit lalu meletakkan di meja dekat pintu dan menutup kembali pintunya. Lalu alana mengambilnya dan membuka piring berisi nasi dan mangkuk yang berisi sayur yang masih di balut plastik di atasnya.

"Makan ya sal." Ucap alana yang sudah menyodorkan sendok ke depan mulut salsa.

"Gak mau." Jawab salsa sambil memalingkan wajahnya ke arah sofa yang disana terdapat cowok yang sedari tadi duduk sendiri sambil memegang handphone nya.

"Sal nanti tambah parah sakitnya." Ucap alana kembali,sementara salsa tetap menatap cowok itu dan seketika cowok tersebut mengangkat wajahnya karena mendengar ucapan alana dan bertemu pandanglah mata salsa dengan brava.

"Aku mau disuapin kak brava." Entah sadar atau tidak salsa mengucapkan kalimat tersebut,hanya saja salsa tiba-tiba ingin disuapin oleh brava. Sementara brava mengerutkan dahinya  sambil menatap salsa.

"Brav suapin gih."

Ucap angga lalu menghampiri ke sofa dan membisikkan sesuatu ke telinga brava,kemudian brava berdecak sambil menatap angga dan langsung bangkit dari kursinya menuju ke tempat tidur salsa. Salsa tersenyum senang bahwa brava mau mengabulkan keinginannya dan alana,darrel,milka memilih duduk di sofa bersama angga yang sudah menyalakan televisi sambil memakan cemilan.

"Nyusahin." Ucap brava tanpa memandang salsa.

"Aku nyusahin?." Tanya salsa ke brava.

"Baru nyadar?." Jawab brava dengan sinis.

"Buka." Perintah brava.

"Apanya?."

"Baju lo,ya mulut lo lah mau makan nggak?." Salsa yang mendengar ucapan brava tersenyum, lalu langsung membuka mulutnya dan memakan suapan pertama dari brava.

"Kak?." Tanya salsa sambil mengunyah sementara brava masih sibuk dengan sendok yang dipegangnya tapi dia juga mendengar salsa yang memanggilnya dan brava memilih mengacuhkannya.

"Aku suka di rumah sakit." Tutur salsa kembali sambil tersenyum menatap brava,dan memakan suapan kedua brava kembali.

"Dasar aneh." Jawab brava lalu menyibukkan kembali dengan sendoknya.

"Kenapa,kak brava gak suka?." Tanya salsa ke brava,kemudian brava mengangkat wajahnya menghadap salsa.

"Makan."

"Kak brava gak suka makan?." Tanya salsa dengan polosnya.

"Diem."

Perintah brava,lalu menyuapkan suapan ketiga ke mulut salsa dan salsa menerimanya lalu mengunyahnya,salsa melihat ke arah teman-temannya yang sedang menonton televisi sambil sesekali tertawa. Arah pandangan salsa seketika tertuju ke milka yang duduk di dekat alana yang sedang video call an dengan entah siapa.

"Kak kenapa aku jadi pelupa?." Tanya salsa yang masih memandang milka,kemudian brava mengikuti arah pandangan salsa yang tertuju ke milka lalu kembali menghadap salsa dan menyodorkan suapan ke empat ke mulut salsa dan salsa menerimanya kembali.

"Gara-gara kebentur pintu ya kak?." Tanya salsa kembali.

"Sampai di perban gini." Lanjut salsa. Kemudian Brava mengangkat wajahnya lalu menyodorkan suapan ke limanya ke salsa.

"Kak?." Salsa risih sendiri karena brava tidak menjawab pertanyaannya.

"Kak?."

"Lo tau kan aturan makan kayak gimana?." Jawab brava sambil menatap salsa kemudian salsa mengangguk.

"Makanya diem." Lalu brava menyodorkan kembali makanan ke arah mulut salsa tapi salsa menolak.

"Buka mulut lo."

"Gak mau."

"Jangan kaya anak kecil." Brava menyindir salsa dengan sebutan anak kecil lalu salsa menghela nafasnya.

"Aku udah kenyang,perut aku sakit." Jawab salsa lalu mengambil air minum di atas nakas kemudian meminumnya.

"Lo tau kan kata dokter tad--."

"Dijaga pola makannya,tapi perut aku sakit kak kalau dipaksa kerasa mau muntah."

Potong salsa sambil menatap brava sementara brava berdecak lalu bangkit dari kursi menuju ke meja dekat pintu untuk menaruh makanan yang masih tersisa banyak tersebut. Sebenarnya perut salsa tidak sakit tapi entah kenapa tiba-tiba mood makannya hancur seketika. Dan salsa tidur kembali sambil menyelimutkan tubuhnya.

Brava yang sehabis keluar dari kamar mandi lalu melihat salsa yang sudah tertidur dengan selimut tersebut tersenyum sinis.

"Dasar cewek aneh."

****

"Salsa?."

Ada seseorang yang memanggil dari belakang lalu salsa menoleh kemudian alis salsa menyatu karena bingung dengan orang yang telah memanggilnya tersebut. Dan orang tersebut semakin mendekati salsa.

"Jangan harap ya lo." Ucap orang itu sambil bersedekap dan menatap salsa dengan sinis.

"Maksudnya?." Jawab salsa dengan bingung.

"Lo lupa,atau pura-pura lupa?."

Tanya orang itu lalu memegang kepala salsa dan menyisir nya perlahan dengan jari tangannya. Salsa semakin dibuat bingung,dia tidak sama sekali mengenal orang di depannya tersebut. Dan tiba-tiba orang tersebut menyentakkan kepala salsa sampai salsa oleng dan akhirnya terjatuh ke bawah.

"Gue ingetin ya,jadi cewek jangan gampangan,murahan,pengecut."

Salsa terkejut dengan makian orang di depannya itu. Lalu orang tersebut memegang janggut salsa dan membuat pandangan salsa tertuju ke orang tersebut.

"Dasar pelacur." Ucap orang tersebut dengan santainya,kemudian dengan segera salsa menyentakkan tangan orang tersebut dari janggutnya lalu berdiri.

"Lo siapa? Tiba-tiba dateng ke gue dan mengucap kata-kata yang gak ada mutunya sama sekali." Bantah salsa yang gak terima.

"Jauhin dia." Salsa mengerutkan dahinya bingung.

"Dia siapa?." Tanya salsa,sementara yang ditanya tertawa sinis menatap salsa dari bawah hingga atas sambil bersedekap dan tiba-tiba rambut salsa dijambak dari belakang oleh orang tersebut.

"Lo akan tau akibatnya kalau lo gak jauhin dia."

Orang tersebut menatap salsa dengan tajam seolah mengisyaratkan kalau salsa adalah musuh terbesarnya. Kemudian orang itu melepas jambakannya dan berlalu meninggalkan salsa lalu salsa memegang kepalanya yang sakit sambil melihat orang tadi yang sudah berjalan jauh dari arahnya.

Seeyouu~



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 16, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HOPETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang