Bab 2

1.2K 111 1
                                    

HAVE A NICE READ

Malam tanpa bintang menghiasi langit tokyo....

Makan malam kali ini terasa sangat berbeda, meja panjang yang disediakan tuan rumah uchiha biasanya hanya terisi kepala keluarga fugaku, sang istri mikoto dan sang anak bungsu sasuke.

Tapi kali ini ditambah 4 anggota lainnya...

Uchiha madara yang paling tertua diantara semua dan adik fugaku, yaitu obito...

Serta yang paling penting terdapat 2 orang yang mempunyai iris mata biru yang sangat berbeda dengan semua anggota keluarga uchiha

Senju naruto dan senju izuna.

Nama izuna dipilih itachi karena hanya kakeknya yang satu itu yang selalu mendukung segala usaha itachi untuk mendapatkan cinta sejatinya.

"Kau suka Izuna ? Makannya yang banyak ya..."

"Iya eeee..."

"Mulai sekarang panggil aku nenek ok , lalu kedua pria itu kakekmu dan ayahku kau panggil kakek buyut"

"Lalu pria itu?"

"Dia pamanmu"

Walau masih sangat canggung tapi percakapan singkat antara izuna dan mikoto mampu membuat naruto tersenyum tipis dan membuat izuna meunjukkan senyum kelincinya yang sangat manis....

Senyum izuna sangat mirip itachi bahkan wajahnya juga hanya gigi kelincinya dan warna mata yang mengikuti ibunya.

Entah mengapa melihat senyum izuma membuat semua yang berada di meja makan itu jadi teringat pemakaman itachi 3 hari yang lalu, dimana tangis izunalah yang paling kencang, 

Walau baru berumur 5 tahun tapi izuna sudah sangat mengerti bahwa ini adalah kali terakhir ia bisa melihat ayahnya.

Bahkan setelah pemakaman selesai hanya wajah datar dan merengut ingin menangis yang ditampilkan izuna...

"Tinggallah disini naru" setelah keheningan singkat akhirnya suara fugaku keluar. Dengan intonasi yang bisa dibilang lemvut dan lemah, jenis suara yang bahkan tak pernah didengar oleh naruto setelah menikah dengan itachi.

"Baik paman"
Walau mulut mengiyakan ajakan fugaku tapi hati naruto sangat gelisah dan tidak nyaman. Tapi dilihat dari situasi dan kondisi yang ada sekarang naruto harus bisa menguatkan hati, bagaimanapun mereka adalah keluarga sang suami, ia tak ingin menambah rasa tak enak dan tidak sopan jika harus menolah permintaan orang tua yang sedang berduka.... bagaimanapun ia masih memiliki hati.

Setelah makan malam penuh kecanggungan mereka semua berkumpul di ruangan tengah, sambil minum teh...

Sebenarnya naruto tidak ingin ikut acara minum teh ini karena terlalu canggung dan aura di sekitar para uchiha ini terlalu membuatnya tertekan kecuali putranya...

Tapi setelah makan malam mikoto jadi lebih dekat dengan izuna sehingga sang putra lebih banyak bicara dengan mikoto dan membuat dirinya harus berdiri sendiri berhadapan dengan para lelaki uchiha...

'Tuhan kenapa situasi ini sangat menyebalkan' naruto hanya dapat menjerit dalam hati sambil menghela nafas kecil.

"Naruto aku ada permintaan pribadi, mulai besok bisakkah kau mengubah margamu dan izuna menjadi uchiha"

"Ha??? Maaf paman, apa maksud paman", 'astaga ini tak terduga, Tuhan semoga maksud mereka baik'

"Maksudku, aku ingin ... emmm
Maksudku kami semua yang disini ingin agar kau dan izuna menjadi anggota resmi keluarga uchiha, bukankah kau dan itachi sudah menikah secara hukum?"

"Iya kami sudah menikah secara hukum, tetapi itachi menggunakan nama keluargaku, alasannya tidak lain karena keluarganya menolak pernikahan kami."

"Oleh karena itu, aku rasa itachi juga akan senang jika kau bergabung dalam keluarganya"

"Jika kau beranggapan kami mungkin ingin mengambil putramu, kau salah... aku sangat mengerti apa yang adikku izuna ajarkan pada itachi untuk selalu bersama orang yang kita cintai dan hidup bahagia, serta keluarga harus slalu bersama oleh sebab itu itachi tidak pernah benar- benar putus hubungan dengan keluarganya" -madara-

Tatapan mata yang sangat tidak naruto mengerti, uchiha adalah tipe keluarga yang berisi orang-orang dengan watak yang keras dan kaku bahkan kadang terkesan kolot.

Sekali tidak tetap tidak

Naruto bahkan sering mendengar kalimat itu dari itachi, walaupun itachi adalah orang yang sangat lembut dan baik. Tapi siapa sangka wataknya jauh lebih keras dari kekeraskepala naruto saat sedang ngidam.

"Akan aku pikirkan paman, aku pamit ke kamar diluan, permisi"

"Naruto mulai sekarang panggil aku ayah, anggap kami sama seperti keluargamu sendiri"

"Baik, aku permisi.... ayo izuna ini jamnya kamu tidur sayang"

Semua mata hanya memandang punggung itu menjauh. Dengan pikiran yang berbeda-beda.


Terima kasih udah mau baca cerita aku.

Vote & koment yang menyenangkan ya...

"Crita ini aku ambil dari kejadian2 disekitar aku, kecuali bagian utamanya itu dari imajinasi aku"

😂😁😆





Destiny [Sasunaru]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang