-PENGAYAAN-

60 31 24
                                    

"Dulu aku sering bilang sama Papi, Ica pengen jadi dokter, jadi fotografer, jadi penulis, jadi astronot. Ica selalu bilang pengen kerja jadi semua yg orang kerjain."
-Dissa

🌱🌱🌱

Masa putih biru Dissa tinggal sebentar lagi. Perang dengan soal UNBK sudah siap menanti. Segala persiapan sudah mulai di gencarkan, khususnya untuk siswa-siswi kelas 9 di sekolah Dissa.

"Ica, bagaimana sekolah Ica hari ini?" tanya Papi Dissa yang kebetulan sedang ada di rumah, dan sedang menonton tv.

"Biasa aja Pi. Mulai besok bakalan diadain pengayaan tambahan buat persiapan UN," jawab Dissa yg saat itu sedang mengamati koleksi foto di kameranya.

"Oh bagus kalo gitu. Papi harap Ica bisa dapat nilai yg bagus"

"Aamiin. Kalo nanti nilai Ica bagus, ada hadiahnya kan Pi? " tanya Dissa bersemangat.

"Hahaha, iya tenang aja. Nanti Papi siapkan"

"Asyiiik, makasi ya Pi. Btw, Mami mana Pi?"

"Mami lagi di dapur, bantuin Bi Mirna masak"

Dissa hanya ber'oh' ria.
Dissa dan Papinya memang sangat dekat, terlebih lagi Papinya selalu memanjakan Dissa. Sementara Rissa lebih dekat dengan Maminya, mengingat Rissa dan Maminya memiliki ketertarikan yang sama dalam dunia kecantikan.

🌱🌱🌱

Hari itu, di sekolah. Dissa sudah berada di bangkunya sejak pukul 6.45, membaca buku pelajaran IPA sambil sesekali membalas chat dari teman-temannya, kebetulan sekolah Dissa tidak melarang muridnya membawa hp.

Beberapa saat kemudian, datang teman sebangku Dissa, Talitha Shafana, atau kerap di panggil Talitha.

"Heyyy Dis, kayak biasa kamu selalu duluan dateng dari aku," sapa Talitha.

"Oo jelas, aku kan nggak kebo kayak kamu," ejek Dissa.

"Ihh siapa juga kali, orang tadi Bunda nganterin adek aku sekolah dulu baru nganterin aku, jadi agak telat deh"

"Dudududududu, seribu alasan"

"W h a t e v e r," cibir Talitha.

"Hahaha, iya deh iya percaya. Btw pengayaan hari ini sampe jam berapa Tal?" tanya Dissa mengalihkan topik.

"Mmm gatau deh, mungkin sampe jam 4," jawab Talitha mengira-ngira.

"Yaelah lama banget, pasti ngebosenin dan bikin ngantuk"

"Kamu mah enak udah dari dulunya pinter, lah aku boro-boro, nilai try out aja anjlok semua"

"Yyyeee jangan jujur gitu dong"

"Kampret"

"Hahaha sorry nggak maksud. Tapi jujur yaa, nggak ada orang yang bodoh di dunia ini, yang ada cuma orang yang males"

"Hehe, iya deh ngaku kalo aku emang males belajar"

"Mau dapet nilai bagus, tapi nggak mau belajar. Ini tuh sama aja kayak mau makan ikan paus tapi nggak berani mancing sendiri"

"Yyyeee kamu mah lebay, perumpaannya nggak ada yg lebih mustahal lagi?"

"Hahaha, yang penting aku udah ngasi tau"

"Iya deh iya, mulai besok aku bakalan lebih rajin lagi"

"Jangan mulai besok, tapi dari sekarang! Mumpung hari ini juga ada pengayaan"

"Males ah Dis, belom siap"

"Emang kamu nya aja yang nggak ada niat." Dissa dongkol dengan kelakuan teman sekaligus sahabat sejak SD nya ini.

🌱🌱🌱

Sore ini, ditemani gerimis hujan, pengayaan hari pertama untuk angkatan di sekolah Ica baru saja di mulai.

Tidak banyak yang berbeda, sama saja seperti saat belajar setiap harinya. Namun satu hal yang menarik perhatian, hampir sebagian siswa-siswi tidak ada yang memperhatikan penjelasan Pak Nanda sang guru matematika.

Sebagian besar mereka malah ngobrol dengan teman sebangkunya, ngemil dalam kelas, bahkan tidur saat jam pengayaan.

Kecuali mereka yang duduk di bangku barisan paling depan. Entah karena memang serius memperhatikan, atau karena takut dimarah jika ketahuan tidur seperti mereka yang di belakang.

"Bagaimana anak-anak? Apakah sejauh ini ada pertanyaan yang belum jelas tentang materi ini?" tanya Pak Nanda di sela-sela penjelasannya.

Semua siswa hanya menggeleng, bahkan ada yang mengacuhkan pertanyaan guru itu.

"Baiklah kalau tidak ada pertanyaan. Bapak rasa kalian semua sudah paham dan bisa menguasai materi ini"

"Bapak ingatkan, UNBK sudah dekat, jadi pergunakanlah sisa waktu kalian ini untuk memperdalam materi-materi yang dirasa belum mengerti. Karena menyesal kemudian tidak ada gunanya," sambung Pak Nanda.

Sekali lagi para siswa hanya mengangguk sebagai tanda setuju terhadap apa yang dikatakan guru mereka tersebut.

"Sampai jumpa di pertemuan selanjutnya. Sekarang kalian boleh pulang ke rumah masing-masing.
Selamat sore anak-anak"

"Selamat sore pak," ucap para siswa serempak.

🌱🌱🌱

Di mobil, Dissa sudah dijemput oleh Papinya dan pulang menuju ke rumah.

"Tumben Papi yang jemput, emangnya Mas Jupri kemana?" tanya Dissa.

"Ada dirumah. Papi sengaja jemput Ica, soalnya udah lama kita nggak jalan-jalan bareng"

"Emang abis ini kita mau kemana Pi?"

"Gimana kalo kita pergi makan, pasti Ica lapar kan?"

"Mmm boleh deh Pi, kebetulan Ica juga udah laper"

Akhirnya Dissa dan Papinya mengurungkan niat untuk pulang kerumah dan memutarbalik mobil ke arah restoran tempat mereka akan makan.

"Aku selalu senang ada di dekat Papi, menghabiskan waktu berdua bersamanya adalah moment paling mengesankan. Selain karena Papi selalu memanjakanku, hehe, Papi juga satu-satunya dan lelaki pertama -tidak ada duanya- yang selalu memastikan kebahagianku juga tidak pernah menyakitiku, kecuali memarahiku saat aku sedang bandel. Aku sayang Papi, nggak lupa Mami dan Mbak Rissa."

🌱🌱🌱

Sekian dari part 2, maaf kalo pendek dan agak 'sedikit' gaje, banyak juga gapapa😂
Kasi saran dong, sejauh ini ceritanya menarik atau nggak? 😕
Coret-coret di kolom komentar yaaa 💭
Cause Authornya masih pemula jadi butuh banyak saran dari kakak-kakak 😌
Oiya jangan lupa votenya yaa, ty ❤
Happy reading 💞
Love, Author 💕

DISSA ORISHA (HIATUS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang