Hehee.. OMEGAVERSE :)
udah pada bisa nebak kan gimana jalan ceritanya? :DSee u again.. Bye bye~ 👻
-------------*•*•*•----------•°•°•°•°
---------------------•°•°•°•°Happy Readings~
----------------------------Kepulan asap berbau sedap begitu menggugah selera. Sempat pula hidung menyesap aroma yang menguar dari kubangan berwarna merah dalam mangkuk besar di hadapannya.
Baru hendak menyumpit isi helai dalam mangkuknya, satu seruan keras membuat sumpit besi itu terjatuh naas kelantai :)
"Papa! berapa kali Nana bilang jangan makan *Ramyeon terus!"
*Ramyeon :: mie Korea
Matanya melirik takut-takut kearah samping, penampakan seorang anak manis berwajah mengkerut tanda kesal sambil menyilangkan sepasang lengan kecilnya di depan dada dan memberikan tatapan melotot ganas yang malah nampak lucu pada seorang pria dewasa dengan semangkuk ramyeon di tangannya yang mana niat ia makan di bawah kolong meja samping kulkas, harap ia sang iblis kecil tak menemukannya.
Tapi sial, tengah malam pun si anak super ribut datang menatapnya penuh kehakiman di acara curi-curi kesempatannya.
"Di-dikit aja Na.." bela si pria dewasa berharap putra sulungnya yang baru beranjak enam tahun ini mau memberinya keringanan kali ini saja.
Menggeleng tegas, dengan kemampuan bicara yang bernada dewasa ia menyahut, "Aku juga tahu papah sering makan ramyeon di luar lepas pengamatan-ku kan? sekarang dirumah berani makan? Ramyeon itu tidak sehat pah! kalau dimakan sering-sering! nanti Jisung-ie juga ikutan bagaimana?! kalau lapar bangunkan Nana, biar Nana yang masak buat papah!" omel si anak sambil mendekati ayahnya dengan langkah kaki kecil yang tegas.
Diambilnya mangkok berisi ramyeon tersebut dari tangan si ayah, tak ia perdulikan wajah merengut si ayah yang bersedih makan tengah malamnya diambil sang putra.
Brush!
Si ayah melotot horror melihat ramyeon-nya malah amblas kedalam tong sampah. Ingin rasanya ia berteriak marah tapi melihat wajah garang --yang lebih menjurus manis-- sang putra.
Seo Johnny sang duda pengusaha beranak dua terpaksa menahan dirinya dan membungkam kuat mulutnya jangan sampai meneriaki sang anak yang sudah melotot sedemikian rupa tanda ia marah pada sang ayah.
Kalau tidak yang ada dia yang semakin kena petuah-nya :')
"Biar Nana memasakkan makanan yang lebih sehat. Papah tunggulah."
Hahh..
Hanya bisa ia menghela nafas melihat tingkah keras kepala anaknya yang ia yakini turun dari almarhum ibunya.
Toh, Johnny merasa dia tidak segalak itu :")
Johnny mengamati. Melirik jam di dapur menunjukkan pukul 11 malam. Tak tega ia melihat putranya yang harus terbangun, berkutat di dapur dengan kemampuannya yang terbatas dalam bergerak, berusaha memasakkan makanan yang di bilangnya sehat untuk dirinya --Johnny.
Miris. Isterinya meninggal empat tahun yang lalu, meninggalkan Johnny dengan kedua putranya yang bahkan saat itu si sulung masih berusia dua tahun.
Di tinggal sang ibu meninggal, Johnny yang sibuk sebagai pria pengusaha yang sukses, membuat kehidupan jadi menuntut putra sulung Johnny menjadi sosok yang dewasa sebelum waktunya dengan adabtasi lingkungan keluarga ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEAUTY as THE BEAST
Random[BOOK I] -------------●°●°●°● "Papa! berapa kali Nana bilang jangan makan Ramyeon terus!" "Di-dikit aja Na.." -Johnny "Mama! ini kenapa di kulkas ada Beer?!" "Pa-papa kamu yang minta." -Ten "Renjun-hyung! ayo keluar, jalan-jalan. Jangan dirumah teru...