Happy Readings~
---------------------------Jisung menatap sebutir telur besar berwarna merah menyala yang di pegang oleh kedua tangan mungilnya --yang untungnya lumayan besar dari anak seumurnya. Berpikir bahwa warna yang terpampang sungguh menyakitkan mata dan mencolok, namun apa lah daya, secanggung-canggungnya perasaan tersebut, Jisung hanya bisa menerima kenyataan yang menyakitkan kornea matanya ini.
Bukan Jisung melodramatis seperti ayahnya yang tidak bisa diandalkan --Johnny, hanya saja kali ini dia memang tidak bisa menerima kenyataan bahwa telur berwarna merah yang diterimanya bukan hanya itu terlalu besar dan berat tapi itu juga masih mentah!
Telurnya belum di masak! ヽ('д´;)/
Jisung bertanya-tanya bagaimana benda ini disajikan dalam keadaan mentah. Apakah keluarga Hwang berpikir untuk menyerahkan cara memasaknya pada si penerima masing-masing?
Dia masih kecil!
Tidak!!
Tapi yang menerima telurnya semuanya masih kecil atau anak-anak!
Dimana kemampuan mereka bisa memasaknya sendiri jika tidak mengandalkan orang tua? untungnya Jisung memiliki hyung yang bisa di bujuk untuk membuatkan hidangan enak dari telur, jika tidak Jisung akan menyiapkan mental terlebih dahulu sebelum memberikannya kepada Chenle untuk di tetaskan.
Setidaknya anak China satu itu pasti akan memiliki ide uniknya sendiri dan kemungkinan Chenle menetaskan telur Man Yue yang di dapatnya adalah 80%.
Kemana 10% yang lain?
Selama Yuta tidak memiliki nafsu untuk mencuri telur milik anaknya maka kemungkinannya akan lebih pasti, namun jika orang tua idiot yang sangat tidak ingin Jisung akui sebagai pamannya itu dengan semangat mencurinya, maka itu akan menjadi perang dunia di keluarga Nakamoto.
Yahh.. hanya telur sebiji sudah dapat membuat keretakan di rumah tangga yang rapuh milik pamannya..
Namun itu bukan urusan Jisung╰ (╯▽╰) σ
Ngomong-ngomong, tidak tahu apakah ini telur angsa ataukah telur burung unta karena Jisung benar-benar tidak dapat menelaah induk hewan mana yang kehilangan telurnya saat ini dan bahkan dengan nyamannya bersarang tanpa beban di dalam keranjang anyaman berhias yang berletak diatas meja mewah di tengah perjamuan hingga beberapa telah di berikan kepada anak-anak yang datang keacara bulan purnama si bungsu Hwang --Yangyang.
Jika si bungsu Seo menatap rumit pada telur ditangannya maka beda halnya untuk si bungsu Nakamoto yang ajaib; Chenle.
Anak kelebihan pigmen warna putih pada kulitnya itu sangat senang menerima telur yang lebih besar dari pada telur bebek mandarin yang sering ia makan dan lupa jika dia harusnya menyembunyikannya alih-alih pamer atau ketika pulang dia menemukan telur itu raib hanya akan bisa di salahkan kepada sang ayah yang kelewat jahil --Yuta.
Terlepas dari jenis hewan apa yang telurnya kini berada di tangannya, Chenle dengan suka cita memeluk telur besar berwarna merah yang seukurannya hampir sama dengan kepala adik Hyunjin yang baru lahir --Yangyang.
Berbicara tentang Yangyang, bayi berumur satu bulan itu sedang menjadi bulan-bulanan para penatua. Sosok bayi yang mungil nan manis itu walau telah digilir angkat kesana kemari oleh banyak orang masih saja tertidur pulas tanpa perduli suasana riuh yang diragukan keamanannya oleh Hyunjin sang kakak.
Ketika para penatua sibuk bersuka ria menyambut bayi mungil dari keluarga Hwang tersebut, si sulung Hwang menatap sedih karena tidak punya kesempatan mendekati adiknya yang telah ia nanti-nantikan sejak lama.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEAUTY as THE BEAST
Random[BOOK I] -------------●°●°●°● "Papa! berapa kali Nana bilang jangan makan Ramyeon terus!" "Di-dikit aja Na.." -Johnny "Mama! ini kenapa di kulkas ada Beer?!" "Pa-papa kamu yang minta." -Ten "Renjun-hyung! ayo keluar, jalan-jalan. Jangan dirumah teru...