2

3.6K 581 277
                                    

"ABANG BELI!"

"Iya, dek. Mau beli berapa?" kata abangnya. Anjir, ganteng banget. Mau beli abangnya aja boleh ga.

"E-eh, anu bang, 2 porsi ya!"

"Campur apa siomaynya aja, dek?"

Campur, bang. Tapi pake hati abang ya.

"Dua-duanya campur" kata gue.

Abangnya lagi nyiapin siomay pesenan gue. Ga tau aja dia. Gue liatin dia dari tadi. HEHEHEH. Nikmat coy.

"Eh, adek makan dimana ya? Biar nanti gerobak saya dipindahin aja deket tempat adek makan"

Boleh. Pindah ke hati saya aja yuk sini.

"Oh itu, disana" kata gue sambil nunjuk laki-laki laknat alias the one and only, abang gue.

"Siap, dek!" kata abangnya sambil dorong gerobaknya ke tempat gue dan Louis tadi.

"Nih siomaynya, dek, mas- EH LOUIS??!!"

Lah. Lah. Lah. Apaan nih. Kok si abang ganteng kenal sama abang gue?

"HARRY???!!!"

Oh namanya Harry. Bagus namanya. Sesuai juga sama mukanya, ganteng. HUEHEHEHEH.

"Lah abangnya kenal sama abang saya? Kenal dari mana?" tanya gue ke abang tukang siomay ganteng alias Harry.

"Oh, kamu adeknya Louis ya?" tanya Harry. Lah pertanyaan gue ga dijawab. Sue banget.

"Iya—"

"Panggil Harry aja. Ga usah 'abang', apalagi 'mas'"

"Eh, iya, Harry" Elah. Sok manis banget gue. Biasanya juga teriak-teriak kayak kenek angkot.

"Cantik, hehehe"

WADUH PEMIRSA.

tukang siomay//h.sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang