Imajinasi

21 4 0
                                    

Surya sore itu perlahan tenggelam menju gemerlapnya sang malam, bersamaan dengan baju-baju seragam yang berlalu-lalang menuju jalan pulang pada sudut-sudut malam nan penuh ketentraman.

Bahasan dawa mulai permisi dari meja, karna kesibukan setiap manusia berbeda-beda. Aku sebenarnya kecewa disaat sebagian pamit, tapi aku juga harus sadar bagaimana jika aku yang dahulu pergi dari meja kopi, mungkin teman ku yang jadinya kecewa. Ahh sama saja, kurasa egois itu tak perlu di budidaya. Karna sepertinya anak kecilpun tau bagaimana yang dikatakan dewasa.

Bulan tampak indah namun ada saja gangguan, sepertinya awan dan angin sedang berpacaran di atas sana. Hey hey hey.. tunggu, aku sedikitpun tak cemburu, apa lagi keliru itu murni analisis imajinasiku yang tak kuruan. Toh aku hanya butuh sedikit waktu untuk menunggu mereka bubar, agar bisa mengagumi sang bulan.

Malam seperti kurang jika aku belum merasakan perjalanan, meskipun perjalanan yang kulakukan tak lebih dari seputaran kota. Namun dalam setiap perjalanan ada saja yang ku imajinasikan, seperti perkara intonasi yang selama ini tak di hiraukan misalnya. Setelah menurutku itu layak di abadikan, sebelum tidur ada perasaan yang membuat ku tak nyaman, tentu jika aku belum melakukan catatan yang ku imajinasikan dalam perjalanan.

Nama husni nenek kubilang itu nama penulis buku-buku di jamannya dulu. Namun saat nenek ku mengatakan itu aku belum sedikitpun suka untuk menggoyangkan pena pada lembaran hampa. Sampai sebelum menyelesaikan SMA, aku mendengar suatu kaliamat yang membuatku percaya jika menulis adalah suatu hal yang kau tingal agar dikenal. Bukan dikenal agar terkenal melainkan dikenal oleh masa meski nanti kau tak di bumi lagi.

Imajinasi, aku yakin setiap orang memilikinya. Namun sebagian lebih memilih membiarkan itu datang dan pergi dari diri. Imajinasi jaman sekarang ini susah dicari, terutama untuk menulis perihal yang sedikit mudah di kagumi.

BERSAMBUNG !!!


Next page...

Intonasi. Ini karya ku yang sangat ku kagumi, aku pun heran bagaimana pikiran ku saat menuliskannya.

Note: terimakasih untuk semua teman-teman yang telah membaca dan memberikan dukungan vote di halaman ini.

Bahagia Tangisan Dalam TawaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang