5

212 33 3
                                    

Sudah sebulan sejak kepindahan taehyung kekampus ini. Ia selalu mencoba mendekatiku entah apa maksud dan tujuannya, tapi ku harap itu baik.
Dan sudah seminggu juga jungkook pindah keamerika karna, harus menjadikan studinya dan juga belajar menjadi seorang CEO dinergara orang itu. Jungkook lahir dari keluarga terpandang dia putra sulung, tentu saja ia akan menjadi harapan ayahnya.

Dan sekarang aku hanya sendiri tanpa ada seseorang yang selalu Memanggilku kelinci, tapi hidup tetap harus berlanjut bukan?
Aku berharap jungkook baik baik disana dan menjadi seorang yg sukses disana.
Kalian tanya pesan terakhir jungkook? Dia hanya menelfon ku tengah malam dan mengabarkan, bahwa ia harus pindah. Ini semua paksaan ayahnya. Aku hanya pasrah saat mendengar itu, apa aku harus kehilangan teman lagi? Kurasa begitu.

Hari ini Kamis yang melelahkan, sungguh rasanya ini mati saja aku. Langkah kaki ku terus membawa ku di sebuah halte bis,
Sepi memang. Hanya aku disini bersama bayangan ku.
Rintikan air mulai turun langit pun mulai gelap. Pertanda akan hujan. Aku segera berteduh dihalte bis, agar aku tidak kehujanan.

"Sial. Aku lupa membawa payung" umpat ku sambil merogoh tasku

Angin bertiup cukup kencang, ada aroma parfum. Dengan cepat ku toleh kan kepalaku sebelah kanan,
"Tampan" itu kata yg muncul diotak ku saat melihat pria yang berada tepat disebelah ku ini.
Tuhan kau menciptakan makhluk yang amat sempurna, tak ada kekurangan sama sekali.

Pria itu pun menoleh karna merasa diperhatikan. Aku pun langsung memalingkan wajah, takut jika pria itu tau bahwa aku sedang memperhatikannya. Hujan pun turun dengan saat deras, semua orang yang awalnya berjalan tiba tiba berlari karna hujan.

Diam
Diam
Diam
Diam

Tak ada suara kecuali bunyi percikan hujan yg turun. Sampai sebuah suara mengejutkan ku

"Apa bisnya selalu lama seperti ini?" Tanya suara itu
Dengan cepat ku toleh kan lagi kepalaku,
"Mungkin karna hujan" jawab singkat ku
"Lai guanlin" ucap suara itu lagi
"Eh? Apa? " jawabku bingung
"Nama ku lai guanlin, kau bisa memanggil ku guanlin. Ku rasa kau lebih tua nunna" ucap suara itu lagi dan lagi
"Oohh, aku im nayeon. Kau bisa memanggil ku nayeon. Ku rasa kita seumuran, aku baru semester 4 dikampusku" jawab ku kesal
" aaa, lebih muda ternyata" jawabnya lagi

Diam
Diam
Diam
Diam
Diam

Tak ada percakapan lagi, bis yang kami tunggu pun datang.
"Bis ini terlalu ramai, apa aku harus masuk. Jika tidak pulang skrng, hujan semakin deras" guman ku pelan

Akhirnya ku langkah kan kakiku menuju bus, sesak. Itu kata yang terlintas dipikirkan ku saat masuk dan mencoba mencari posisi yg nyaman untuk berdiri. Ini jam pulang kantor pantas saja ramai, aku selalu pulang lebih awal dari biasanya.

Tiba tiba bis yang ku tumpangi melalukan rem mendadak sontak ku terdorong kedepan sehingga memeluk pinggang seseorang. Untung saja tidak jatuh.

"Maaf" ucapku pelan
"Tak apa, pegangan saja jika kau tak ingin jatuh" ucap guanlin
"Terima kasih" ku erat kan tangan di baju guanlin

Nah loh skrng ada guanlin, jangan lupa vote ya. Semakin banyak yang bakal deket dengan nayeon. Siapa yang bakal ada dihati nayeon?

HelloTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang