"Kau tidak nyata seperti fatamorgana dalam kehidupan"
Mengharapkan semu adalah luka. Semu yang tampak nyata, namun tak bisa digapai dengan semudah itu atau bahkan memang aku yang ditakdirkan tak bisa memiliki mu.
Bukan kamu yang ku sebut tamu, melainkan rasa asing yang selalu hinggap ini. Rasa yang selalu mengharapkan sosok semu untuk bertamu. Rasa pembawa luka dari seorang yang tidak sudi untuk bertamu. Itu adalah kamu. Sepertinya dugaan ku benar, kalau kau tidak tau menau tentang rasa ini. Aku hanya mengagumi ciptaan tuhan dari kejauhan dan hanya merapalkan doa doa untuk melihat. Aku disini, sedang menunggu mu untuk kembali.
Apa kau tau? Mengharapkan mu seperti menggenggam pecahan kaca dan berharap dalam genggaman itu ia kembali. Rasanya sakit bukan? Rasanya pedih bukan? Itulah yang ku rasakan saat aku mengharapkan ku untuk sekedar melihat ke arah ku.
Yang ku tau, kau menganggap ku seperti angin lalu. Kau mengabaikan semua rasa ku, walau kau tak tau dengan rasa yang ku punya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kelabu
Puisi"Untuk semua kata luka" Ini hanya sebuah tulisan yang berteriak mengaduh kesakitan, sebuah kata yang merangkai ribuan rindu, sebuah makna yang termakan oleh jarak dan waktu dan aksara yang mampu menyamarkan sebuah pilu. Penyebab luka itu sendiri ada...