BAB 3 LAMBORGHINI

47 3 7
                                    

Amsterdam 20:15

***

"Kau yakin ingin mengambil rute penerbangan bolak balik hari ini? Kau baru sampai dan Kau juga perlu istirahat Dav!" Tukas Eric saat mereka menyusuri lorong hotel mewah yang telah disediakan oleh pihak maskapai.

Mereka berdua memutuskan untuk segera pergi menuju ketempat penginapan berlantai itu akibat lelah setelah melakukan 9 jam perjalanan dari Washington menuju Amsterdam.

"Kakekku akan membunuhku jika tidak melakukan itu Ric" Jawab David sambil menanggalkan topi pilotnya menampakkan rambut hitam gelap lurus yang disisir rapi kebelakang dengan sedikit jambul didepannya menambah selera kaum wanita untuk ingin memiliki pria berdarah Amerika Serikat itu.

"Tapi kau bisa mengambil jadwal penerbangan lusa kan?" Pramugara 27 tahun itu kerap kali membuat David ingin sekali menarik rambut coklatnya. David menghentikan langkahnya membuat Eric ikut terhenti sambil menyatukan alis lurusnya dan memiringkan kepala menghadap David seolah mengatakan 'ada apa?'.

"Aku sudah berjanji padanya Ric, aku tidak ingin mengecewakannya entah untuk keberapa kalinya" Raut wajah David seketika dingin. Eric yang mengerti hanya mengangguk paham bahwa David sedang tidak ingin membahas permasalahan ini.

"Baiklah, aku harus menyapa teman-teman seksiku dulu Dav, hubungi aku kalau kau sudah tiba di Washington! Maaf bila aku tidak bisa mengantarmu ke Bandara karna aku ingin liburan dulu sebelum terbang lagi" Eric melenggang pergi menjauhi bayangan David setelah sempat melambaikan tangan.

Pria itu melanjutkan langkahnya menuju bilik yang akan menjadi tempatnya merebahkan diri dan menenangkan pikirannya sejenak sebelum ia bergegas kembali untuk melakukan perjalanannya lagi menuju Washington.

Sesampainya dikamar, dengan gontai ia merebahkan diri di kasur empuk berukuran king size yang terbalut bedcover putih dan memejamkan mata tanpa memperdulikan dirinya yang masih berbalut seragam pilot, yang ada dipikirannya hanya satu, ia lelah...

Pukul 22:00

Damn... David mengumpat dalam hati setelah sadar bahwa ia tertidur tanpa melucutkan seragamnya terlebih dahulu, sedangkan waktu sudah menunjukan pukul 22:00 malam, sedangkan rute penerbangannya dilakukan pada pukul 00:45, ia tidak mempunyai banyak waktu lagi untuk membersihkan diri, akhirnya ia memutuskan untuk membersihkan muka saja untuk menghilangkan jejak kantuknya.

Dering telefon menyentaknya untuk menghentikan aktivitas mencuci muka, ia mengangkat panggilan itu tanpa melihat nama yang tertera disana karna busa sabun yang masih hinggap diwajahnya membuat ia sulit membuka mata. Ia menekan tombol loudspeaker.

"Pukul berapa kau akan tiba disini David?" Ternyata sang kakek...

"Tidak perlu memikirkan hal itu kek, aku yang akan lebih dulu menemuimu saat aku sudah tiba disana. Kau tidak tidur kek?" Tanya David sambil menyisir rambut hitamnya.

"Hei bodoh! Perbedaan waktu kita 6 jam dan tentunya disini masih pagi, Nak!" Terdengar gelak tawa diseberang sana membuat David tersenyum geli.

"Keep calm kek aku hanya mengujimu!, aku akan tiba siang ini. Kita akan makan siang bersama" Jawab David yang sudah selesai mempersiapkan diri lalu ia meraih gagang kopernya."Aku harus pergi kebandara sekarang. Istirahatlah dulu kek, aku tidak ingin kau lesu disaat menyambutku nanti"

"Baiklah, aku akan memilih restoran terbaik untukmu" David segera melangkah pergi  meninggalkan bilik itu setelah mendengar nada putus dari telfonnya.

My General ManagerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang