PENARI ITU

411 16 0
                                    

Yogyakarta, Maret 2011

Waktu itu hari yang sangat menyenangkan bagiku, karena kami satu sekolah akan pergi ke Yogyakarta, wisata budaya untuk tiga hari.

Namaku Elas aku seorang siswi dari sekolah menengah atas di kota kembang Bandung. Aku sangat menyukai budaya Indonesia terutama budaya yang ada di daerah yang masih lestari budayanya, hal inilah yang membuatku sangat senang saat sekolahku mengadakan wisata budaya ke Yogyakarta.

Aku mendaftarkan diri agar aku dapat ikut wisata budaya. Aku ditemani dua orang temanku yang bernama Nurul dan Febri untuk daftarkan diri ke ruang wakil kepala sekolah. Nurul dan Febri adalah sahabat ku paling setia mereka berkata kalau aku ikut maka mereka pun ikut wisata budaya.

Aku sangat tak sabar menunggu keberangkatan kami ke Yogyakarta. Mengingat banyak nya budaya yang dapat aku lihat terutama tarian khas Yogyakarta yang lembut.

Dan saatnya pun tiba. Akhir Maret ini kami pergi ke Yogyakarta menggunakan bis yang kurang lebih ada sembilan bis, karena kelasku banyak yang ikut wisata budaya nya maka kami dapat satu bis satu kelas dimana kelas lain dicampur siswanya namun bis ini hanya untuk kelasku tanpa campuran dari kelas lain.

Diperjalan sangat menyenangkan kami bencanda tawa, menyanyi, menonton dan hal lainnya yang membuatku semakin bersemangat.
Apalagi jalanan yang tak begitu padat yang membuat kami cepat sampai di tujuan.

Dan akhirnya kami sampai di kota Yogyakarta, karena kami tiba cukup malam maka kami langsung pergi ke hotel. Hingga sampailah kami di sebuah hotel dekat dengan keraton Yogyakarta. Kami bertiga aku, Nurul dan Febri mengambil kunci kamar di guruku agar kami bisa istirahat. Karena sudah cape dan lelah kami pun membersihkan diri dan langsung tidur.

Keesokan harinya, kami mulai wisata kami di kota ini dari mulai ke Benteng Vredeburg hingga beberapa musium sejarah di kota ini. Namun ternyata waktu tak lama larut malam.
Aku bertanya ke guruku "Bu kapan ke keraton nya kan di jadwal harusnya tadi awal ?".
"Kalau ke keraton kayanya jadinya besok soalnya tadi kan siswanya pada telat bangunnya jadinya kita tungguin, paling besok pas waktu senggang aja kalau kamu mau kesana" jawab guruku.
Aku pun mengangguk tanda bahwa aku mengerti besok ke keratonnya.

Namun aku sangat tidak sabar ingin segera ke keraton melihat banyaknya benda yang diperlihatkan di sana. "Las, kita liat keraton yuk" kata Febri. "Kan udah malem, udah tutup mereun" balasku.
"Biarin kita liat aja dari luar, gabut di kamar terus" kata Febri.
Karena Febri terus saja memintaku aku meng-iyakannya asalkan Nurul juga ikut. Kami bertiga pun pergi ke dekat keraton karena sudah malam maka keratonnya tutup seperti yang aku pikirkan. Aku terus melihat ke tengah keraton dari pagar. Saat aku lihat sepertinya aku melihat seorang perempuan berpakaian khas Jawa seperti pakain penari-penari Yogya yang aku sering lihat di internet.

Terus aku lihati si perempuan itu, ia menghadap membelakangiku dan dia sedang berjalan menuju tengah panggung yang ada di tengah keraton. Dan tiba tiba ia berhenti berjalan dan mulai menggerakan tangannya seperti penari. "Elaaaaasss" Nurul memanggilku, aku pun langsung melihat mereka dan menghapiri mereka, tapi sebelum aku menghampiri teman teman ku aku melihat kembali ke panggung tengah keraton dan ternyata TAK ADA SIAPAPUN DISANA.
"Hah, kemana yang narinya" Akupun bingung dan mulai merinding. Langsung aku lari ke temanku yang nampaknya sudah mengantuk.

Kami kembali ke hotel, masuk kamar dan beristirahat. Waktu sudah sangat malam namun entah kenapa aku tak dapat tidur dan kembali memikirkan siapa yang tadi menari di keraton padahal kan sudah malam. Lama kelamaan aku terus memikirkan itu dan tampak semakin seram sehingga aku merinding. Aku pun mulai mengantuk tepatnya jam satu malam ini, saat aku sudah beberapa kali memejamkan mata karna mengantuk. Tiba-tiba "Tokk...Tokk...Tok.." seperti ada yang mengetuk kamar kami ini. Saat aku buka pintu dengan perlahan ternyata tak ada orang, aku lihat dari ujung ke ujung dan memang tak ada orang. Aku pun kembali ke kasur dan mencoba untuk tidur. Namun "Tokk... Tokkk....Tookkkkkk..." Suara ketuk pintu itu cukup keras dan membuat ku kesal, aku pun langsung membuka pintu dan melihat diluar dan tak ada siapa siapa. Aku pun keluar kamar dan berjalan disekitar untuk mencari orang yang mengetuk. Hingga di suatu lorong aku lihat ada seseorang namun pakaiannya seperti yang tadi aku lihat di keraton, baju jawanya sangat persis dan batiknya sangat mirip.

Aku pun berjalan perlahan menghampiri wanita itu, saat di tengah lorong dia pun berhenti dan mulai menari dengan perlahan dan tiba tiba ada suara lagu jawa yang samar namun jelas. Aku sangat merinding mendengar lagu jawa ini sangat mencekam.

Aku diam dibalik tembok sambil melihat wanita itu menari semakin lama hawanya semakin mencekam dan membuatku merinding hingga keringatku bercucuran. Aku berencana apabila wanita itu pergi aku akan langsung lari ke kamar dan tidur.

Saat wanita itu diam berhenti menari lalu berjalan kembali melewati lorong aku pun langsung berbalik arah dan lari menuju kamar. Aku terus berlari namun kenapa lorongnya membuat ku merasa hanya berputar putar saja. Hingga sampainya aku disebuah lorong yang sama seperti saat aku melihat wanita jawa tadi dan saat aku lihat nomor salah satu kamar 103 ternyata memang ini lorong yang sama 103 aku ingat itu, ingat sekali.

Hal ini membuat ku semakin ketakutan aku pun berbalik dan...
Akupun melihat sosok wanita berbaju jawa dan memakai batik, saat aku lihat kepalanya ASTAGA mukanya rata dan ada seperti percikan darah di lehernya. Aku langsung teriak dan membaca doa. Tapi wanita itu terus mendekatiku
"PERGI JANGAN NGEDEKET, HAAAAAAHHH" langkahnya perlahan namun dia kini sudah berdiri kurang dari satu meter di depanku.
"Mau apa kamu pergi pegiiii" Dia memegang wajah ku dan pengelihatanku tiba tiba kabur.

Aku pun terbangun saat mendengar alarm handphone ku, lemas sekali badanku. Aku langsung kembali ke kamarku yang ternyata sangat dekat dengan tempat aku tadi. Aku mengetuk pintu lalu Nurul membuka pintunya. Aku pun langsung tidur di kasur karna lemas sekali.

Saat aku bangun aku melihat jam ternyata sudah jam sembilan, kepalaku terasa pusing sekali. Hari ini merupakan jadwal bebas jadi aku bisa melakukan apapun hari ini. Seharian aku di kamar sendiri karena Febri dan Nurul sedang ke Tugu Yogya  yang mereka sampaikan melalui pesan di handphone. Aku hanya tiduran dan menenangkan diri agar pikiranku tentang kejadian itu dapat hilang.

Saat Febri dan Nurul kembali ke hotel mereka menanyakan kenapa ketuk pintu subuh subuh dimana sedang sepi tiba tiba ada yang mengetuk. Aku pun menceritakan apa yang aku alami, mereka hanya diam memperhatikan cerita ku.

Keesokan harinya merupakan hari terakhir di Yogyakarta dan wanita yang waktu itu terus ada di pikiranku.

Kami berangkat pulang di malam hari sehingga samapai di sekolah kira kira subuh atau pagi hari. Aku merasa lega saat pulang karena aku bisa menjauh dari hantu wanita jawa waktu itu. 

Malam pun tiba dan kami bersiap pulang ke Bandung.
"Semua sudah naik?" tanya guruku. "Sudah bu" semua menjawabnya.
Dan kami pun pergi meninggalkan hotel. Dan saat berbelok depan Keraton aku melihat wanita jawa bermuka rata itu melambai ke arah ku dan aku langsung berbalik dan menutup jendela bis.

Sungguh rasa yang menakutkan, aku berharap itu adalah kejadian terakhir ku bertemu wanita itu. Namun mungkin ia terus mengikuti dibelakang-mu.

TAMAT




*cerita merupakan sebuah fiksi dari seorang manusia maafkan apabila ada kesamaan.

Terimakasih telah membaca 🙏

TRADITIONAL HORRORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang