TUSUK KONDE

206 10 8
                                    

Jakarta, Mei 2012

Dari silsilah keluargaku kami bukanlah keluarga Jawa. Namun ada seorang Jawa asli dikeluarga ku yaitu enin ku yang merupakan keturunan Jawa dari daerah Solo.

Enin Dini nama beliau. Enin kini sudah tua dan aku tetap sayang enin. Dulu enin sering cerita tentang masa lalunya, sangat menarik dan beda sekali dengan zaman sekarang ini.

Dari semua cerita enin aku sangat suka cerita tentang kecantikan enin dulu kala yang memikat aki dan menikahi enin. Enin bercerita bahwa aki sangat senang bila enin menggunakan konde dengan hiasan yang cantik.

"Uki, masuk rumah siap siap pergi" Suara enin memanggilku.

Aku memang sering dipanggil Uki oleh eninku tapi kalau didengarkan sepintas terdengar seperti Yuki, namun Yuki bukanlah namaku.

"Iya enin sebentar lagi aku masuk" Jawabku pada enin.

Hari ini aku tak bersekolah karena aku sudah UN dan tinggal menunggu apakah aku diterima di jalur undangan atau tidak. Aku sangat berharap besar terhadap jalur undangan ini, karena bisa masuk jalur undangan adalah hal yang sangat memberuntungkan dan banyak sekali manfaatnya.

Hari ini aku dan enin akan pergi ke toko kebaya langganan enin. Aku ke sini untuk membeli kebaya untuk perpisahan sekolah nanti nya dan karena kebayaku yang dulu sudah tak muat, maka aku memutuskan membeli yang baru.

Kami pergi dan akhirnya sampai di toko nya. Banyak sekali baju di sana. Mulai dari baju adat hingga jas hitam yang rapih. Pemilik toko itu sangat akrab dengan enin. Aku pun dikenalkan dengan pemilik toko bernama ibu Wati. Dia sudah sangat lama berteman baik dengan enin, kalau ga salah dari dulu di Solo. Ngomong nya aja pake bahasa Jawa yang tak aku ngerti.

Bu Wati mengukur badan ku dan menanyakan beberapa hal untuk bajuku nantinya. Dari mulai warna, motif bahkan sampai kecocokan dengan riasan dan sepatu. Sangatlah detail ibu Wati ini.

"Mau dipakai kapan kebaya nya ?" Tanya bu Wati padaku.

"Buat perpisahan minggu depan bu, kalau buat keburu gak ya ?" Balasku.

"Maaf sekali, tapi kebaya itu paling sebentar saya bisa buat 3 minggu. Kalau buat minggu depan mending sewa saja nanti saya ubah ukuran kebaya yang ada" Jawab nya padaku.

Aku hanya mengangguk dan menanyakan pada enin apakah menyewa saja dari pada buat dan beli. Dan enin berkata kalau kata ibu nya sewa ya sudah sewa saja lain kali kita belinya.

Aku dan enin diajak bu Wati untuk melihat dan memilih kebaya yang ada. Tapi tak ada satupun kebaya yang membuat ku tertarik. Bajunya memang bagus tapi ga menarik saja bagiku.

Setelah lama melihat kebaya. Aku dan enin akhirnya pulang dengan tangan kosong. Enin menanyakan mau nyewa kebaya dimana. Tapi jawabku

"Udahlah nin, pake yang dulu aja biarin kecilan dikit" Kataku.

"Ya sudah kalau mau Uki gitu, kita pulang saja" Balas enin ku sambil memainkan smartphone nya.

Sesampainya di rumah. Aku langsung masuk kamar dan main Instagram dan mencari kebaya di Instagram. Setelah lama aku memainkan smartphone ku, tiba-tiba

"Ukiii, sini ke kamar enin. Cepetan" suara enin memanggilku.

Aku menghampiri enin di kamarnya lalu enin memperlihatkan sebuah kebaya putih dengan renda yang sangat cantik.

"Wahh enin, ini bagus banget. Ini punya enin ?" Tanyaku.

"Iya ini punya enin yang dulu sekali. Ini kebaya nya pakai aja sama kamu buat perpisahan kalau kamu suka" balas eninku.

TRADITIONAL HORRORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang