PENJARA

164 8 5
                                    

Surabaya, Januari 2010

Banyak orang berfikir penjara adalah tempat yang buruk dan juga merupakan tempatnya para orang jahat. Itu semua memanglah benar. Tapi disisi lain tak hanya manusia yang bisa hidup di penjara namun hal tak kasat mata juga terdapat di penjara.

"Makan bang, ga nawar-nawa aja" kata Fari.

"Eh Far mau ga?" tawarku.

"Kaga ah bang, udah tadi sama gudeg di jalan" jawabnya.

Aku dan Fari adalah seorang sipir di sebuah penjara kota Surabaya. Pekerjaan ini memang tidak mudah. Kami harus menjaga dan memerhatikan sekitar setiap saatnya agar tak ada tahanan yang melarikan diri.

Namaku Nanda. Profesi menjadi sipir ini memang sudah lumayan lama, sudah sekitar satu tahun tiga bulan. Dulu pekerjaan sipir sangatlah mudah pekerjaannya, tapi hingga suatu kejadian yang membuatku lebih was was terhadap penjara tempatku bekerja.

Banyak tahanan disini. Dari mulai laki-laki, perempuan, muda, tua dan lainnyannya. Kasus mereka pun sangat beragam mulai dari sangat ringan hingga sangat berat.

Ada satu tahanan perempuan. Dia terjerat kasus pembunuhan dan dipenjara seumur hidupnya. Memang lama tapi itu belum setimpal dengan apa yang ia lakukan.

Namanya Ayu seorang ibu yang tega membunuh suami dan ketiga anaknya. Dia beralasan membunuh karena sudah muak dengan keluarga nya. Mulai dari suaminya yang selalu marah karena tidak ada uang judi dan anaknya yang selalu rewel.

"Lingsir wengi sliramu tumeking sirno
Ojo Tangi nggonmu guling
awas jo ngetoro..."

Terdengar suara nyanyian dari ruang penjara Ayu. Aku menghampirinya dan mrnyuruhnya tidak menyanyi.

"Heh, jangan nyanyi nyanyi udah malem!!" kataku pada Ayu.

Namun tiba-tiba dia nangis sambil berkata

"Mas mau ikut main petak umpet sama anakku" ajaknya padaku.

"Ngapain main, udah tidur saja sana udah malem" kataku.

Memang tahanan yang satu ini sedikit  sakit jiwa semenjak ditahanan. Terkadang ngomong sendiri, main sendiri, ketawa katawa dan lainnya.

Aku pun kembali ke ruangan cctv dan mengawasi dari jauh melalui cctv.

Lama kelamaan aku merasa ngantuk dan pergi ke dapur untuk membuat kopi.

Saat aku menuju ke dapur. Aku mendengar seseorang ketawa. Dan ternyata sesuai dugaanku itu Ayu yang lagi ketawa. Aku pun menghampiri ruangan Ayu berniat menyuruhnya tidur.

Saat aku sampai di depan penjaranya, aku melihat Ayu sedang menyisir sebuah boneka dan mengobrol ke boneka itu.

"Ayu tidur sana, siniin bonekanya jangan main boneka. Tidur aja"  kataku

Ayu memberikan boneka itu dan berkata

"Ini jaga dia, sisirin jangan di tinggalin. Nanti dia ikut"

Aku menggambil bonekanya dan pergi ke dapur untuk membuat kopi.

Setelah membuat kopi aku kembali ke ruangan dan mengawasi. Aku pun teringat aku meninggalkan boneka Ayu di dapur tadi.

"Yah ketinggalan, balik lagi dapur" kataku dalam hati.

Aku pun kembali ke dapur dan mencari boneka tadi. Tapi mengapa tidak ada di tempat yang aku simpan.
Jelas jelas aku menyimpannya di meja.

"Ya sudah kalau tidak ada" aku kembali ke ruangan.

Aku berjalan kembali ke ruangan tapi terdengar kembali suara dari penjara Ayu. Aku segera menghampiri.

Namun saat aku sampai, ternyata Ayu sudah tidur. Lalu siapa yang ketawa sendiri.

Aku kembali ke ruangan dan ternyata ada Fari.

"Eh Bang, ini boneka siapa di sini" tanya Fari padaku.

"Itu boneka Ayu kok ada disini, padahal tadi ketinggalan di dapur" balasku.

"Dari pas aku masuk bonekanya sudah ada di situ bang, kembaliin aja ke Ayunya" lanjut Fari.

Mendengar itu. Aku langsung merasa merinding dan mengembalikan boneka itu ke Ayu kembali.

Saat aku sampai di penjara Ayu. Ternyata Ayu masih tidur dan karena aku tak ingin mengganggunya maka aku langsung masukan boneka dengan mensisipkan lewat jeruji dan segera kembali ke ruangan.

"Hiks...Hiks...."

Terdengar suara anak kecil menangis dari belakangnya. Aku pun menoleh kebelakang dan berjalan di beberapa penjara. Saat aku berjalan suara itu terdengar di penjara Ayu.

Saat aku lihat ke dalam, di pojok ada seperti bayangan yang menggendong boneka Ayu. Karena takut itu penyusup. Aku langsung masuk ke dalam dan ternyata saat aku pegang.

Wanita itu adalah Ayu. Berarti yang tidur siapa. Aku menoleh ke tempat tidur dan

"APA ITU.."

Terlihat seperti anak kecil yang tidur dengan berbagai luka bekas pisau disekujur tubuhnya dan keluar darah yang sangat banyak.

Aku pun berusaha keluar dari penjara Ayu. Tapi pintu nya tiba-tiba menutup dan terkunci.

"Mas main yuk. Mas main yuk. Mas main yuk" suara anak itu terus ada di pikiranku.

Dan aku berteriak serta meminta tolong melalui cctv yang dekat dengan penjara Ayu agar Fari datang.

Sosok anak itu terbangun dan menghampiriku, aku hanya bisa berdoa dan memohan agar anak itu pergi.

Tiba-tiba anak itu hilang dan Fari pun datang. Fari terlihat kebingungan melihat aku yang ketakutan.

Aku di bawa Fari ke dapur dan dibuatkan minuman oleh Fari agar aku sedikit tenang. Aku menceritakan semua yang aku lihat tapi Fari terlihat bingung dan mengerutkan wajah.

"Setahuku ga ada yang kaya gituan disini" kata Fari padaku.

Fari menyuruh aku tidur dan dia menggantikan ku untuk berjaga.

KEESOKAN HARI

Pagi hari, aku bangun dan kembali ke penjara Ayu ingin menanyakan siapa yang tadi malam aku lihat.

Sesampainya di sana aku langsung bertanya dengan tegas pada Ayu.

"Itu anakku mas, maafin dia kalau dia nakal" kata Ayu sambil terlihat sedih.

Setelah beberapa pertanyaan aku langsung pergi dan mengawas kembali.

Malam demi malam aku lewati, semua malam sangatlah sulit bagiku karena anak itu terus mengikuti ku bahkan saat aku pulang.

TAMAT


*Cerita merupakan karya fiksi dari seorang manusia, maafkan apabila ada kesamaan

Terimakasih telah membaca🙏

TRADITIONAL HORRORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang