22#

4.1K 500 30
                                    

Author POV

Langit siang ini begitu cerah, secerah hati Jiae. daritadi ia kesana kemari sambil bersenandung, senyum tak pernah lepas dari wajah cantiknya. ia seperti ini tak mungkin tak ada alasan bukan? alasannya adalah suaminya. semalam sebelum Jiae tidur, Taeyong membalas pesannya. tapi yang paling membuatnya bahagia, pria itu juga mengatakan akan membawakannya oleh-oleh.

Setelah menyetrika baju, Jiae bersiap-siap pergi ke Cafe tempat bekerjanya dulu untuk bertemu dengan Donghyuk. ia mengenakan skinny jeans dan kaos baby blue lengan panjang. tak lupa tas slempang yang selalu ia ikut sertakan ketika pergi.

Jiae berjalan keluar kamar, matanya fokus memeriksa kembali isi tasnya, barangkali ada yang tertinggal. karena tidak memperhatikan depan, ia sampai menubruk sesuatu dengan keras. badannya sedikit terhempas.

"Mau kemana?"

Mendengar suara berat yang sangat ia kenali, ia segera mendongak. dan benar, sosok suaminya sudah berada di depan matanya. masih lengkap mengenakan setelan kerja.

"Oppa??" Senyum Jiae melebar, menunjukkan betapa bahagianya dirinya saat ini. melihat Taeyong sudah kembali. tapi bukannya ini baru beberapa hari? lalu kenapa dia sudah pulang? Ohh Jiae tau, apakah dia sengaja memberi kejutan?

"Kau sedang memberiku kejutan kan? katanya satu minggu disana, tapi baru beberapa hari kau sudah kembali," Jiae berhamburan memeluk Taeyong. bayang-bayang Taeyong yang menemani Jiae tidur sekarang berubah menjadi nyata.

Taeyong diam tak bergeming, dia tidak membalas pelukan Jiae juga tidak mengatakan apapun. hal itu membuat Jiae bingung. ia melepas pelukannya lalu menatap Taeyong yang lebih tinggi darinya.

"Ada apa? kau sakit? kenapa diam saja,"

Jiae berinisiatif menyentuh dahi Taeyong, namun pria itu menepisnya. "Kau mau pergi menemui lelaki itu?" tanyanya dingin.

Jiae semakin tak mengerti dengan sikap Taeyong, apalagi pertanyaannya. "Lelaki siapa yang kau maksud?"

"Mingyu"

Jiae membelalakkan mata ketika Taeyong menyebut nama Mingyu, pria itu mengetahuinya?

"D-darimana kau tau?"

Taeyong tersenyum kecut. "Jadi selama ini kau diam-diam menemuinya?"

Jiae menggeleng cepat. "Bukan..bukan itu maksudku, aku memang akan pergi ke Cafe tapi bukan untuk menemuinya. tapi Donghyuk, aku pernah berjanji untuk mengunjunginya"

"Bisa kau jelaskan tentang kau satu mobil dan di kedai bersamanya?"

Jiae kembali menggeleng.
"Kami tidak sengaja bertemu, dan dia yang menyapaku duluan. tentang satu mobil, dia hanya mengantarku ke rumah Seongwoo. tapi--bagaimana kau bisa tau?"

"Bukankah aku sudah pernah mengatakan padamu, jangan dekat-dekat dengannya, aku tidak suka. apa itu kurang jelas bagimu?" Jiae menelan ludah ketika melihat eskpresi Taeyong yang menyeramkan. tatapannya mematikan, sampai-sampai ia tidak bisa mengucapkan sepatah katapun.

Taeyong maju selangkah sehingga tidak ada jarak diantara mereka. ujung jari kaki mereka bersentuhan. satu tangan Taeyong menyentuh punggung Jiae dan menekannya agar menempel pada tubuhnya.

"Aku sangat lapar" bisiknya serak tepat di telinga Jiae, sedangkan wanita itu, ia masih bingung dengan perlakuan suaminya. yang ia lakukan hanya diam dan menatap dada Taeyong.

Sedetik kemudian, Taeyong agak menjauhkan tubuhnya. menatap Jiae datar.

"K-kau lapar? mau kumasakkan sesuatu?" tanya Jiae takut-takut.

1# Feel So Hurt [Taeyong NCT] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang