Arthur melihatnya, gadis itu duduk di depan Arthur dengan canggung dan malu- malu saat kumpulan orang penasaran terus saja melontarkan pertanyaan padanya. Sheilene sudah banyak berubah. Kecuali matanya yang masih berwarna hijau terang dan kecantikkannya yang tidak berkurang. Bahkan rambutnya yang dulu coklat madu, sekarang berwarna hitam legam. Namun perubahan yang begitu banyak tidak menyulitkan Arthur untuk mengenali kekasihnya, kekasih yang ia tunggu selama beberapa tahun –yang terasa seperti berabad- abad. Ia ingin mendekati gadis itu dan memeluknya, tapi entah kenapa kakinya terus terasa kaku dan otaknnya terus berbisik 'belum saatnya.'
***
Sheilene melangkah dengan gontai menuju rumahnya yang tergolong jauh jika berjalan kaki, dalam hati bertanya- tanya mengapa Hilda tidak membelikannya mobil. Langit menggelap dan lampu jalan mulai di nyalakan, ia benar- benar menyesali keputusannya untuk pergi dengan Justine dan yang lainnya sepulang kelas.
Sheilene berbelok masuk kedalam jalan sempit yang harusnya tidak sesepi ini di jam yang masih tergolong sore. Ia mengumpat pelan dan memeluk tubuhnya erat, bukan karena rasa takut yang mulai menggerogoti seluruh tubuhnya atau jalanan yang sangat gelap, tapi karena suara langkah kaki dan tawaan dua orang pemabuk di belakangnya. Sheilene ingin berlari, tapi mengurungkan niatnya saat menyadari kakinya terlalu bergetar untuk menopangnya, hal terakhir yang diinginkannya adalah terjatuh dan menjadi pelampiasan kedua pemuda mabuk itu.
"Nona!" akhirnya hal yang berusaha di jauhi Sheilene datang juga, salah satu pemuda itu memanggilnya dengan bersemangat. Sheilene menelan ludah saat merasakan jarak mereka yang sudah lumayan dekat. Ia benar- benar muak merasa lemah, dan sekarang ia benar- benar berharap ada pangeran berkuda putih yang menyelamatkannya.
"Hei cantik, berbaliklah!" ucap salah seorang pemuda itu lagi. Sheilene baru saja ingin berlari saat sebuah tangan dengan tiba- tiba merangkulnya dan membuat ia berbalik menatap dua laki- laki berbau alkohol di depannya. Tangan orang misterius itu terasa dingin dan asing, tapi tidak seasing yang seharusnya. Seperti ia pernah merasakan suhu itu di suatu tempat.
"Pergilah, jangan mengganggu kekasihku" Sheilene bersumpah ia serasa ingin meleleh saat mendengar suara santai yang mendominasi milik pria itu, dingin dan mematikan. Ia sama sekali tidak pernah merasakan sensasi seperti ini sebelumnya. Bahkan hanya dengan berbicara seperti itu, sudah membuat dua pemabuk itu berputar arah dan berlari menjauh.
"Terimakasih" Sheilene memberanikan diri untuk bicara saat pria itu melepas rangkulannya. Sheilene tetap menurunkan pandangan dan menunggu pria itu membalas ucapannya.
"Bukan masalah besar, kau harusnya tidak pergi sendirian di jalan sesepi ini, kau beruntung aku melihatmu" ada yang aneh dari suara pria itu, seakan ia tengah menahan sesuatu yang sangat besar di dalam hatinya.
"Ini salahku, maaf sudah merepotkanmu" entah kenapa Sheilene ingin sekali menatap wajah laki- laki itu, tapi ada sesuatu juga yang melarangnya melakukannya.
"Aku akan mengantarmu sampai rumah" Sheilene menganggkat wajahnya saat pria asing itu menawarkan diri untuk mengantarnya pulang, segala pikiran negatif tentang pria itu yang berkelebat dalam otak Sheilene langsung sirna dalam hitungan beberapa detik saat Sheilene menatap mata biru terang yang sangat unik milik lelaki itu. Ia tidak pernah merasakan hal seperti ini sebelumnya, bahkan dengan laki- laki tertampan di sekolahnya yang dulu. Bahkan teman-temannya menganggap ia adalah penyuka sesama jenis atau lebih buruk lagi, tertarik pada dirinya sendiri.
Sheilene menatap turun menuju tulang pipi tinggi laki- laki itu, lalu hidungnya yang mancung dan bibirnya yang sanggat menggoda, dan di tambah rambut pirang pasir dan kulitnya yang sangat pucat. Ia benar- benar terlihat seperti malaikat, bahkan lebih tampan dari malaikat. Sheilene tersadar dari perasaannya yang kekanak- kanakkan saat pria asing itu menaikan sebelah alisnya dengan heran.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Kings Hearts #1 (Cursed Castle Series)
VampireArthur Blackpearl. Kalau kau tidak pernah mendengar nama itu, kau sangat beruntung. Ia adalah pejuang besar yang haus darah, tak mengenal belas kasihan terhadap musuh tanpa mengenal jenis kelamin dan usia. Seorang raja vampir berusia ribuan tahun...