Hari ini Jaemin berangkat ke sekolah. Demamnya sudah turun, tapi bunda bilang untuk beristirahat sehari lagi di rumah.
"Nggak ah bun," tolak Jaemin. "Nanti kalo aku demam lagi pasti langsung ke UKS kok," katanya untuk memastikan bunda.
Bunda melihat anaknya yang sedang mengenakan sepatu sekolah. "Yakin? Emangnya kamu udah kuat?" tanya bunda.
"Udah bun," jawab Jaemin. "Kalo aku gak sekolah dua hari pasti ketinggalan banyak tugas."
"Ya udah kalo kamu maunya gitu. Hati-hati ya sayang." Bunda memeluk Jaemin dan menciumnya.
"Dadah bunda."
***
Jaemin duduk di kursinya. Sekertaris kelas datang menghampiri Jaemin dengan buku catatan.
"Jaemin," panggil Herin si sekertaris kelas. "Ini ada beberapa tugas mapel kemarin," kata Herin sembari menunjukan catatannya.
"Kalo untuk catetan mapel liat ke Yejin aja ya?"
Jaemin mengangguk. "Makasih, Rin."
Selanjutnya Jaemin memainkan ponselnya. Ia membuka sebuah aplikasi tetris dan mulai berpikir untuk menaruh di mana letak bentuk-bentuk itu agar mendapatkan poin yang besar.
"JAEMIIN!!!" Yejin berteriak ketika ia memasuki kelas. "GUE LARI DARI UJUNG LORONG GARA-GARA JENO BILANG DIA LIAT LO!!" katanya masih dengan suara yang keras.
Yejin mendudukan dirinya di kursi sebelah Jaemin. Tangannya ia larikan untuk menyentuh pipi dan dahi Jaemin. "Lo sakit ya? Gara-gara gue ajak nonton konser? Ih maaf ya, Jaemin," kata Yejin. "Lo masih hangat gini. Kok masuk?"
Jaemin melepaskan tangan Yejin yang sedari tadi masih di pipinya. "Gue gak apa-apa," jawab Jaemin. "Demam biasa doang. Lebay banget lo," lanjutnya.
"Lo sakit gara-gara gue ajak nonton konser. Gimana gue gak lebay?" tanya Yejin dengan wajahnya yang ditekuk.
Jaemin tertawa. "Salah gue kali. Gue udah ngerasa nggak enak badan tapi di sisi lain pengen banget ke konser."
"Oh iya!" kata Yejin tiba-tiba. "Ada tugas sosiologi. Di suruh bikin makalah tentang gejala sosial," lanjutnya.
"Perkelompok?"
"Berpasangan," jawab Yejin. "Lo sama gue! Yeay!"
Tiba-tiba saja Jaemin gugup setengah mati. Hal ini memang biasa terjadi di saat-saat tertentu. Semua kata yang sudah dirangkai di otaknya seketika hilang begitu saja ketika Yejin mengatakan bahwa dirinya berada dalam kelompok yang sama. Bedanya, kelompok kali ini hanya terdiri dari 2 orang.
┍━━━━
"Everytime I had the chance to have a conversation with you, I'm always feeling nervous and I don't know what to do."
━━━━┙
Yejin mendorong pelan bahu Jaemin. "Min, kok diem aja?" tanyanya. "Kebiasaan ih lo bengong mulu."
┍━━━━
"Hello there. I lost my words."
━━━━┙
Jaemin menggaruk tengkuknya. "Tadi lo bilang apa?"
"Mau ngerjain tugasnya kapan?" tanya Yejin. "Hari ini, di rumah lo, gimana? Udah lama nggak ketemu bunda."
KAMU SEDANG MEMBACA
hello you »»----- na jaemin
Contopada akhirnya, na jaemin harus merelakan sesuatu yang sangat ia inginkan.