Bab VII - Impulsif (?)

22K 2.9K 541
                                        

Alih-alih membiarkan Arkhan pergi, Shalu berhenti di langkah terakhir sebelum berbelok ke kitchen. Gumaman Arkhan tentang ancaman kekacauan resepsi pernikahan adiknya berhasil memasung kaki Shalu. Perempuan itu mengambil oksigen. Dia tahu betul bagaimana rasanya gagal melaksakanan sebuah pesta. Walau wedding cake mungkin bukan elemen penting untuk sebuah pernikahan, setidaknya itu simbol kebahagiaan pasangan. Setelah menjadi korban utama sakit hati akibat kekacauan pesta, Shalu jadi terobsesi untuk membahagiakan orang lain, lewat karyanya.

“Mas Arkhan.” Shalu berbalik haluan menemui Arkhan. “Saya punya asisten chef di sini, namanya Karenina. Silakan  ngobrol untuk bahas konsep.”

Mata Arkhan melebar, tak percaya. “Pesanan saya diterima?”

“Ini bukan untuk Anda. Tapi untuk pengantin itu. Saya nggak suka kesongongan Anda, tapi lebih nggak suka jadi bagian dari kekacauan pesta orang lain.”

Shalu tak sudi membumbung kepercayaan diri Arkhan. Lihat, tanpa direspons, laki-laki itu sudah bertingkah seolah semua perempuan akan mengucap Ya untuk apa pun yang diminta. Yes, fisikly, dia tampan. Tapi itu tidak cukup membuat Shalu beramahtamah.

Senyap untuk beberapa saat. Dua mata Arkhan seperti mengkaji roman wajah Shalu. “Kalau saya bilang makasih, saya dianggap songong nggak?”

Shalu tak mau repot-repot menghabiskan waktunya untuk percakapan tidak penting ini. “Sama-sama.” Dia sudah terlatih untuk menerapkan seni memerangi lewat dua kata.

“Sebagai tanda terima kasih, saya mau pesan mini fruit tart yang di etalase itu, 100 buah, diantarkan besok ke kantor saya.” Nada bicara Arkhan tak sepercaya diri tadi.

“Oh, ok.”

Lalu senyap. Awkward silence—hanya berlaku untuk Arkhan. Sementara Shalu menyilang dua tangan, dagu princess terangkat dua senti lebih tinggi.

Arkhan menjalarkan telunjuk belakang kuping yang Shalu terjemahkan sebagai bentuk rasa kikuk. Matanya kabur ke mana pun selain wajah Shalu. Gadis itu tersenyum meremehkan, Your’e nothing! So act properly!

“Saya bisa ketemu Mbak Karenina?”

Orang pertama yang memecah kekakuan adalah orang yang paling terintimidasi dari awkward moment. Shalu hampir ngakak karena berhasil melapukkan percaya diri lelaki di hadapan. 

Tersenyum, Shalu memanggil karenina. Hanya perlu dua detik, seorang laki-laki hitam legam, sedikit ngondek, keluar dengan balutan aprone. Shalu perhatikan Arkhan menelan ludah. Ha ha mampus!

“Kalian ngobrol. Saya tinggal.” Lalu gadis itu terkeh panjang mendengar napas berat Arkhan. “Eat that, Honey!”


***


Shalu baru bangun tidur. Kebiasaan paginya, meneguk segelas jus jeruk untuk serat.  Zumba 10 menit di kamar, lalu... mengecek replika Bahtera Nuh-nya di taman belakang.

Kenapa bahtera Nuh? Karena Shalu memiliki 10 jenis binatang piaraan; sepasang lovebird pemberian Shayaka. Shataro, alias hamster lucu, kucing kampung, ikan koi, Iguana, tupai, leopard, monyet, ular, bahkan kura-kura air tawar. Sebenarnya ada 11, satunya bernama Akbar: anjing Cihuahua yang baru saja Shalu lepas untuk pemilik baru.

Shalu kirimkan foto kura-kura air tawar yang diberi nama Jovanca di grup, lima menit setelahnya Jovanca membalas chatnya.

Jo: Darling, ada yang free malam minggu ini?

Glory: lagi ada acara sama anak-anak gereja. Knp?

Jo: Gue butuh partner ke resepsi.
Jo: U know, yg punya pesta orng penting.
Jo: Gue hrs ada di sana untuk cari relasi
Jo: ada calon cust potensial yg datang
Jo: Marketing, Babe.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 08, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ChemistryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang