1. Renka Ikuno

1.2K 32 1
                                    

"Namaku Renka Ikuno, salam kenal~" salam Renka di depan kelas barunya. Hari ini ia telah resmi menjadi Murid di SMA Redrose.

"Baiklah Ikuno-san, kau boleh duduk disebelah sana." kata wali kelasnya menunjuk ke arah bangku yang kosong.

Kebetulan, ia mendapatkan tempat duduk yang berada di belakang. Entah kenapa dirinya merasa lebih nyaman jika mendapatkan bangku di posisi tersebut.

"Hai, namaku Fujoshi~" salah satu murid perempuan mulai menyapanya. Ia duduk di bangku jejeran pertama, tepatnya di sebelah Renka.

"Hai~" balas Renka dengan senyuman.

Renka adalah perempuan yang terbilang imut dan cantik. Sikapnya cenderung pendiam, pendiam dalam arti bukan cuek. Ia tak suka banyak bicara, tapi ia sangat suka mendengarkan. Jadi, apabila ia mempunyai teman yang cerewet.. itu tak jadi masalah bagi Renka.

Pelajaran telah dimulai. Renka yang fokus mendengarkan pembahasan materi dari gurunya itu tiba-tiba matanya tertuju pada salah satu murid pria yang duduk di bangku paling depan.

Pria itu menggunakan kacamata, rambutnya hitam dan agak berantakan. Dia terlihat keren dimata Renka.

Sekilas, Renka berpikir mungkin dia murid terpintar di kelas ini. Pria itu duduk paling depan, yap. Tapi bukan berarti Renka tak bisa melihat wajahnya, memang ia tak bisa melihat wajah pria itu sepenuhnya, tapi setidaknya Renka bisa melihat wajahnya dari samping. Wajahnya putih dan terdapat lesungan pipi, Renka semakin menggila melihatnya. Hatinya berdegup sangat cepat.

Harus diakui, pria itu terlihat sangat keren dan tampan, pikir Renka.

"Ikuno-san, apa kau bisa mengerjakan soal di depan?" tanya wali kelasnya, sekaligus guru Bahasa Inggris.

Renka yang masih bengong menatap pria itu tiba-tiba kaget karena seseorang di sebelahnya menggoyangkan bahu Renka.

"I-Iya!!" seru Renka salah tingkah.

"Renka-chan, kau ditanya oleh Sasaki-sensei." kata Fujoshi.

Gurunya, Sasaki, hanya memandang Renka dengan senyum manisnya. Sasaki termasuk guru yang baik hati, ia tak pernah marah apalagi sampai melakukan hal kejam pada muridnya. Karena itulah, Sasaki selalu didekati oleh banyak murid.

"Jadi, Ikuno-san, apa kau bisa mengerjakan soal yang ibu tulis di depan?" tanya Sasaki seraya menguji.

Renka pun mengangguk. Tanpa berpikir panjang, ia pun berdiri dan melangkahkan kakinya ke depan.

Sesaat, saat kakinya sampai di bangku pria itu.. Renka mulai salah tingkah karena jantungnya mulai berdegup kencang kembali.

Tenang... kau harus tenang, Renka Ikuno. pikirnya menenangkan.

Pandangan Renka terus menatap ke depan tanpa menoleh ke kanan atau ke kiri. Pandangannya lurus ke papan tulis. Setelah langkahnya sampai di depan, Sasaki memberikan satu buah kapur tulis seraya menyuruh Renka menjawab soal tersebut.

Tak ada masalah saat Renka menjawab soal itu, ia sudah paham betul dengan pertanyaannya. Renka menulis jawabannya dengan cepat dan tanggap, saat beres...

"Sepertinya kita akan mempunyai murid yang pintar bahasa inggris lagi." ujar Sasaki.

Terdengar bisik-bisik dari semua murid di kelas tersebut, Renka tak bisa mendengarnya dengan jelas.

"Kau boleh duduk kembali, Ikuno-san." suruh Sasaki.

Saat Renka membalikkan tubuhnya, matanya tertuju lagi pada pria itu. Pria itu tepat berada di hadapannya, ia tengah duduk dan melihat Renka. Karena Renka tak ingin menjadi salah tingkah 100%, ia pun menggerakkan matanya dan sekarang ia hanya menatap lantai. Renka pun berjalan sambil menunduk.

Ya Tuhan, dia sangat tampan! pikir Renka melewati pria itu. Wajah Renka memerah semerah Strawberry.

Lalu ia mendengar pria itu berkata pelan saat Renka melewati bangkunya.

"Wajahmu merah, apa kau sakit?"

Blushh!!!

Renka merasakan dirinya terbang saat pria itu mengeluarkan suaranya. Ia tak percaya kalau pria itu bisa-bisanya menyempatkan dirinya untuk mengatakan hal yang tak penting seperti itu.

Dan terlebih lagi.. suara pria itu... sangat lembut.

Tidak! Aku tidak sakit! Kau salah, respon Renka dalam hati.

Renka pun kembali duduk di bangkunya.

"Namanya siapa? Aku ingin tahu namanya. Apa aku harus bertanya langsung padanya? Tidak-tidak-tidak! Sebaiknya aku bertanya pada perempuan yang tadi." Renka pun menengok ke arah perempuan yang bernama Fujoshi itu.

Tapi karena ini masih jam pelajaran, Renka pun mengurungkan niatnya.

Mungkin lebih baik aku bertanya pada jam Istirahat saja, pikirnya.

______________________________________________

I Hope My Feelings Reach Him
"Renka Ikuno" © perilxxxtodos

I Hope My Feelings Reach Him [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang