Jaehyun menata pakaian yang sudah dilipatnya itu kedalam koper lalu melihat-lihat barang yang ada di koper dan tasnya itu sambil melihat barang apa yang belum dia masukkan ke dalam sana. Segera setelah menyaddari baahwa dia belum memasukkan peralatan mandi pria itu
segera namja masuk ke dalam kamar mandi untuk mengambil peralatan mandi baru, memasukannya kedalam tas kecil, kemudian memasukan tas kecil itu kedalam koper.Pria itu berbaring di kasur apartemen mewah miliknya lalu tiba-tiba menghela napas lelah mengingat aktifitas yang dilakukannya seharian ini. Menangani empat operasi kecil, lima operasi besar, menghindari 'serangan' fans liarnya, menangani korban kecelakaan bus, berkumpul bersama Yuta, Johnny, dan Ten di kedai, lalu berakhir dengan mengantarkan Yuta yang mabuk dengan aroma soju menguar dari dari tubuhnya -karena tadi pakaian miliknya terkena tumpahan soju- 'hah... hari yang berat dan akan bertambah berat mulai besok karena pergi ke desa' pikirnya nelangsa. Lalu tak lama kemudian menutup matanya untuk mengistirahatkan tubuhnya yang lelah.
-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-
Jaehyun meletakan koper terakhirnya kedalam bagasi bus yang akan membawa lima belas orang dokter untuk acara amal itu dan bertepatan dengan dirinya berbalik badan Johnny menepuk pundaknya."Jay, kau sudah meletakkan barangmu kedalam bagasi 'kan?" Johnny bertanya lalu memakai jaket denim miliknya. Dan.. Jay? Itu adalah nama 'kesayangan' Johnny untuk Jaehyun.
"Hmm, hanya koper yang kuletakkan di bagasi, aku hanya akan membawa tas ini kedalam bus" Jaehyun lalu menepuk tas yang berada di pundaknya.
"Eum, Jay, kau bisa menolongku?' Johnny tersenyum meminta, lalu melanjutkan perkataannya "Bisa kau masukan koperku kedalam bagasi, lalu bawa tas milikku masuk ke bus? Aku harus membantu menata persediaan obat yang akan dibawa ke desa"Jaehyun mengangguk lalu mulai melaksanakan permintaan Johnny dan setelah itu dia membawa tas Johnny masuk kedalam bus bersamanya.
Jaehyun menatap ke sekeliling, melihat dokter-dokter lain yang sedang beraktifitas (lebih tepatnya menunggu waktu berangkat yang masih tersisa tiga puluh menit lagi) seperti membaca buku, mencatat sesuatu di buku -entah apa- mendengarkan lagu, bermain gitar, dan mengobrol. Dia lalu langsung mendudukan dirinya di kursi paling belakang yang masih tersisa dua kursi kosong -untuknya dan Johnny-.Setelah sekitar lima belas menit Jaehyun menunggu akhirnya Johnny masuk kedalam bus seraya membawa dua cup kopi lalu duduk disamping Jaehyun yang sedang membaca buku ditemani earphone yang menyumpal kedua telinganya. Johnny menggeleng pelan melihat kelakuan teman kecilnya itu, Jaehyun itu kenapa tidak mau bersosialisasi sama sekali? Temannya saja hanya Johnny, Yuta, dan Ten! Mengenal dokter yang bekerja di rumah sakitnya itu hanya untuk formalitas saja. Bagi Jaehyun untuk apa punya teman kalau hanya didepannya saja baik namun dibelakangnya busuk? Lebih baik dia tidak punya teman sama sekali.
Jaehyun masih belum sadar kalau Johnny sudah duduk di sampingnya, Johnny menepuk pundaknya tiga kali, lalu menyerahkan salah satu cup kopi yang ada di tangannya itu, "Thanks" gumam Jaehyun kemudian melanjutkan kegiatannya membaca sambil sesekali menyesap Americano yang ada ditangannya. Tak lama kemudian terdengar suara deru mesin bus yang dinyalakan lalu Jaehyun menutup bukunya, memasukannya kedalam tas, menyamankan punggungnya di kursi bus, menyilangkan tangannya di dada, lalu memejamkan mata -Enggan untuk mengikuti kegiatan dokter lain yang sedang bermain gitar dan bernyanyi bersama-.
"Jika sudah sampai bangunkan aku John," Johnny mengangguk pelan, "Baiklah"
Kemudian tersenyum jenaka melihat dokter lain yang sedang memaksa dokter Kyungsoo dan dokter Baekhyun untuk bernyanyi, siapa yang tidak mengenal dua diva dari divisi anatomi itu? Yang menjadi incaran para seme namun sayang mereka sudah mempunyai suami, dokter Kyungsoo yang menikah dengan seorang polisi dan dokter Baekhyun yang menikah dengan seorang CEO perusahaan besar.
-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-
Setelah menempuh perjalanan sekitar tujuh jam menggunakan bus, yang tentunya bus yang mereka tumpangi beberapa kali berhenti di rest area. Akhirnya mereka sampai dan berhenti di sebuah pekarangan rumah yang cukup besar, lalu tak lama setelah bus berhenti Johnny langsung menepuk pundak Jaehyun untuk mengajaknya turun dari bus, setelah sampai di halaman rumah tadi, mereka di perintahkan untuk berkumpul, entah untuk apa, tapi Jaehyun tidak peduli! Dia hanya ingin merebahkan dirinya dikasur! Punggungnya pegal karena sedari tadi dia tidur dengan posisi duduk."Baiklah, sekarang kita sudah berada di tempat kita menginap selama di desa ini, ini adalah rumah dari Tuan Lee, kepala desa disini. Saya akan memberitahukan peraturan yang harus dipatuhi selama kita semua disini. Baiklah, peraturan pertama..." cukup! Jaehyun sudah sangat letih, dia tadi malam tidur sangat larut, dan bangun sangat pagi! Dan sekarang dia harus mendengarkan ocehan tidak beguna dokter Hong?
Di barisannya Jaehyun menutup matanya, mengabaikan peraturan yang diucapkan dokter Hong itu, biarlah, toh dia bisa meminta Johnny untuk memberi tahu peraturannya nanti.
"Baiklah, ambil barang kalian, lalu pilih kamar kalian masing-masing, setiap kamar ditempati oleh dua orang, dan untuk jadwal kegiatan akan dibagikan dengan peraturannya, mengerti?"
"Mengerti" setelah mendengar itu Jaehyun langsung menyeret kedua koper miliknya kedalam rumah yang cukup besar itu, lalu dia langsung memilih kamar yang paling dekat dengan pintu masuk dengan Johnny yang mengikutinya. Memang mau siapa lagi? Teman baiknya hanya Johnny disini, 'kan?"Ehm, Jay, kau ingin tidur di ranjang yang mana?" Johnny bertanya sambil meletakkan koper miliknya didekat meja belajar di dekatnya.
"Aku akan tidur disana" Ujarnya lalu menunjuk ranjang yang paling pojok, lalu mengangkat koper miliknya untuk menata barang bawaannya di lemari kecil, atau bisa dibilang..loker? Entahlah, yang penting tempat itu dapat menyimpan barang bawaannya.Setelah menata barangnya Jaehyun langsung duduk diranjang, menatap sekeliling, lalu merebahkan badannya yang kelelahan di ranjang tersebut, tanpa disadarinya Johnny sudah pergi keluar, mungkin untuk sekedar menyegarkan badannya dengan cara mandi. Biarlah, Jaehyun tidak terlalu peduli, dia hanya ingin tidur sebentar
Belum lama semenjak dia menutup matanya, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamar yang tidak tertutup itu. Jaehyun tidak menanggapi, dia mengira itu hanya Johnny yang sedang jahil, jadi dia tetap menghiraukan ketukan pintu tersebut.
Lagi-lagi ketukan pintu terdengar semakin keras, Jaehyun mengerutkan dahinya 'Sialan, apa dia tidak tahu aku benar-benar lelah?!' batinnya. Terkutuklah orang yang mengganggu tidur seorang Jung Jaehyun!
"SIALAN SEO JOHNNY! BISAKAH KAU DIAM?!" Jaehyun berteriak kesal lalu segera duduk di ranjang dengan perasaan kesal
"Hmmm.. Maaf saya telah mengganggu, tapi saya hanya ingin memanggil tuan untuk makan siang. Makanannya sudah siap, saya di perintahkan untuk membangunkan tuan. Karena tinggal tuan yang belum berada di meja makan" suara orang itu mencicit pelan, terdengar takut karena tadi Jaehyun membentak orang itu. Mendengar suara orang itu Jaehyun langsung memalingkan wajah untuk menatap orang tadi. Sial! Dia itu manusia?! Wajahnya sama seperti manga! Dengan kulit putih, hidung mancung, bibir berwarna merah merona yang alami, dan juga mata belo yang indah, seperti puppy yang minta dipungut. Dia itu lelaki bukan? Kenapa wajahnya sangat manis? Jaehyun bahkan ragu kalau ada manusia semanis dia.Jaehyun tiba-tiba terpaku dengan visual pria manis tadi, tanpa sadar Jaehyun menatap pria yang sedang menunduk sambil memilin jari-jari tangannya, merasa takut karena Jaehyun menatapnya begitu intens.
"Tuan?" Pria itu memanggil Jaehyun, kemudian Jaehyun tersentak mendengar seruan itu. Sial, apa yang dia pikirkan tadi? Jaehyun langsung berkata
"Baiklah, aku akan segera ke ruang makan, kau bisa pergi" lalu mengusak wajahnya, setelah melihat pria tadi menunduk lalu segera pergi dari kamar itu, Jaehyun langsung berdiri lalu pergi ke ruang makan yang sudah terisi semua dokter sedari tadiTo Be Continue
KAMU SEDANG MEMBACA
It's (Not) My Fault -JaeYong-
Romance"Kesalahannya bukan terletak padamu. Kesalahannya terletak padaku, karena aku yang menolak perasaan ini, hingga aku mencampakkanmu, hampir meninggalkanmu untuk kesenangan yang semu, membiarkanmu terpuruk sendirian, lalu membuatku merasa terbebani ka...