Taeyong meletakkan pot yang berisikan bunga mawar putih yang cantik itu ke kumpulan pot bunga lain yang juga berisian berbagai jenis bunya dan diurutkan menurut warna itu. Kemudian dia menata bunga lily kuning yang keluar dari 'barisan' menurut Taeyong, kemudian setelah merasa puas dengan tatanannya dia mulai menanam bibit-bibit bunga lain yang sudah disiapkannya tadi kedalam pot yang sudah berisikan jenis bunga itu.
Setelah selesai dengan bunga-bunga yang berada di taman belakang rumahnya, dia melangkahkan ke dua kaki mungilnya kearah tempat bersantai yang dibangun diatas kolam ikan hias yang jalannya dibuat seperti jembatan mini. Setelah dia mendudukkan dirinya diatas bantal duduk, dia segera membawa sebuah buku untuk dibacanya. Di tempat bersantai itu terasa sangat nyaman, dengan bangunan yang dibangun dari kayu lalu di poles hingga mengkilap, ada juga dua buah rak berisikan buku-buku yang dibedakan menjadi dua jenis 'FIKSI' yang di dominasi novel-novel roman juga manhwa dan 'NON-FIKSI' dengan dominasi buku kedokteran , sekotak makanan ikan, sebuah meja baca yang berukuran cukup besar, beberapa kotak camilan, beberapa buah kursi duduk, dan sebuah lemari es kecil untuk menyimpan minuman-minuman ringan.
Taeyong sebenarnya bercita-cita untuk menjadi seorang dokter, namun karena keuangan keluarganya yang saat itu sedang buru, Taeyong mengurungkan dirinya untuk masuk ke sekolah kedokteran. Setelah lulus sekolah menengah atas, dia hanya membantu appa-nya dan jga tetap mempelajari buku-buku kedokteran yang rumit itu, walaupun dia tidak bisa melanjutkan pendidikannya dia tetap bisa belajar 'kan? Pernah beberapa kali appa-nya memaksanya untuk melanjutkan kuliah, namun dia tetap menolak dengan alasan tidak ingin membebani ayahnya yang bekerja seorang diri, kalaupun dia bersedia dia tetap tidak ingin meninggalkan ayah tercintanya di desa sendirian, sebab ibunya sudah meninggal sejak Taeyong kecil.
"Taeyong-ah!" tiba-tiba ada yang mencarinya, dia langsung menutup buku yang baru saja dibacanya dan langsung berlari menuju halaman rumahnya yang terletak sekitar dua puluh meter dari tempat bersantai itu.
Ah, ternyata ibu Seonho, pasti ia ingin menitipkan balita menggemaskan itu padanya karena akan pergi bekerja.
"Taeyong-ah, aku akan menitipkan Seonho lagi. Ini uang untuknya jajan, maaf aku merepotkanmu setiap hari Yongie" Ibu Seonho berkata dengan raut tidak enak karena setiap hari harus menitipkan anaknya itu pada Taeyong, walaupun Taeyong sama sekali tidak keberatan, dan dia juga sangat senang karena setidaknya ada yang menemaninya dirumah.
"Gwaenchanha noona, lagipula aku senang ada yang menemaniku dirumah. Seonho juga begitu, iya kan?" Seonho mengangguk semangat, lalu merentangkan tangannya keatas, meminta Taeyong menggendong tubuhnya, dengan segera Taeyong mengangkat tubuh berisi anak itu.
"Seonho, jangan nakal! Turuti perkataan Yongie hyung, mengerti? Eomma berangkat dulu ya..." lalu setelah itu Taeyong mengajak Seonho ke ruang bersantai, membiarkan Seonho melihat-lihat komik berwarna agar bocah itu tidak bosan, lalu menuangkan susu rasa strawberry digelas untuknya dan Seonho.
-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-
"Taeyong hyung! Aku ingin membeli es loli! Ayoooo"
"Baiklah, tapi setelah itu kau tidur siang, oke? Ini sudah jam tidur siangmu Seonho" Seonho mengangguk lalu menarik tangan Taeyong menuju minimarket kecil didekat rumah Taeyong, namun saat mereka berdua sampai di aula pertemuan desa mata Seonho melihat kumpulan dokter yang sedang melakukan pemeriksaan pada warga sekitar. Ya, hari ini mereka memulai agenda pertama yang sudah dijadwalkan, ada juga beberapa dokter yang sedang berkeliling untuk memeriksa keadaan sekitar rumah warga, takut-takut ada warga yang sedang sakit dan tidak dapat mengikuti kegiatan pemeriksaan di aula.
"Jaehun (Jaehyun) hyung!" tiba-tiba Seonho berteriak pada Jaehyun yang sedang sibuk memeriksa seorang lansia, membuat pria tampan itu menoleh kearahnya.
Tiba-tiba Seonho berlari kearah Jaehyun, membuat Taeyong mengikuti anak kecil itu. Setelah Taeyong dapat menyusul langkah anak itu, dia langsung menggandeng tangan Seonho, dia takut jika tidak digandeng Seonho akan berlarian tanpa memperhatikan langkahnya.
"Hyung, aku akan pergi membeli es loli! Hyung mau ikut?"
"Maafkan aku Seonho, hyung tidak bisa. Hyung harus memeriksa orang-orang" setelah mendengar itu bibir mungilnya mencebik, membuat orang-orang disana ingin mencubit pipi berisinya.
"Hyung dengar ada yang ingin membeli es loli. Ingin pergi bersama hyung?" tiba-tiba Daehyun mendekati kearah tiga orang itu, lalu langsung berjongkok guna menyamakan tingginya dan Seonho
"Nama hyung Daehyun, namamu siapa adik kecil?"
"Namaku Seonho, Daehun (Daehyun) hyung"
"Ayo kita beli es loli~" setelah Daehyun berkata dengan riang, dia langsung menggandeng tangan kanan Seonho, lalu berjalan menjauhi aula, membuat gandengan tangan Taeyong pada tangan kiri Seonho terlepas. Dengan terburu Taeyong langsung membungkuk pada orang yang ada disana lalu berlari kecil untuk menyamakan langkahnya dengan dua orang berbeda usia yang sekarang sedang bergurau.
Mengabaikan seseorang yang mencoba mengabaikan gemuruh menyesakkan dihatinya.
-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-
"Taeyong-ah~! Kau dapat membantu kami?" saat akan meletakkan sekop kecil miliknya, Taeyong mendengar suara Baekhyun yang memanggilnya, dia langsung menolehkan wajahnya dan mendapati Baekhyun dan Kyungsoo yang sedang berdiri dibelakangnya.
"Ada apa hyung?"
"Kau bisa mengantar kami ke minimarket? Ada yang perlu kami beli, tapi kami tidak tahu jalan, hehe"
"Baiklah"
Setelah itu mereka bertiga berjalan menuju minimarket yang sama dengan tempat Seonho dan Taeyong membeli es loli tadi diiringi oleh ocehan Baekhyun yang nyaring, hingga membuat Kyungsoo mencubit bibir tipis itu.
-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-
"Tae? Apa kau suka bunga? Aku lihat di halaman rumahmu penuh bunga" Kyungsoo bertanya sambil mengemut es loli, lalu melirik Taeyong di sebelahnya.
"Eung! Aku sangat suka! Seorang pria menyukai bunga... apa itu aneh?" Taeyong menjawab dengan semangat, namun suaranya mengecil diakhir kalimatnya
"Ani, aku dan Baekhyun juga sangat suka bunga."
"Kenapa kau sangat suka bunga Yongie?" Kali ini Baekhyun yang bertanya dengan mata sipitnya yang dibulatkan
"Karena setiap bunga punya artinya sendiri, di setiap warnanya mereka punya makna yang berbeda. Seperti setiap perasaan manusia yang memiliki banyak makna, bunga dapat mengungkapkan semua itu"
To Be Continue
KAMU SEDANG MEMBACA
It's (Not) My Fault -JaeYong-
Romans"Kesalahannya bukan terletak padamu. Kesalahannya terletak padaku, karena aku yang menolak perasaan ini, hingga aku mencampakkanmu, hampir meninggalkanmu untuk kesenangan yang semu, membiarkanmu terpuruk sendirian, lalu membuatku merasa terbebani ka...