•••
" I think, i am begin loving you"
Jungwoo•••
Jika hatimu tak dapat ku beli, dapatkah perhatianmu tuk ku miliki.
Kuingin kau menanti, bersama tenggelamnya matahari.10-21-14-7-23-15-15
Jungwoo membaca ulang tulisannya yang entahlah ia sendiri tak tahu apa yang ditulisnya. Pokoknya kalimat itu begitu saja mengalir dalam pikirannya. Memang kalimat yang dibuatnya tidaklah terlalu Bagus. Namun, tanpa Jungwoo sadari ia menulis dengan terbayang sosok gadis yang beberapa waktu lalu ia temui.
Kemudian Jungwoo merobek kertas tersebut dan menaruh di saku celananya. Lalu, mengambil tas ranselnya. Sepertinya teman-temannya sudah berada di luar.
" Woo, gue bareng lu ya. Gue males sama Lucas lah. Ngebut banget bawa motornya", kata Dahyun.
" Ih, apaan gue sama Jungwoo", kini suara Eunseo tak mau kalah.
" Tubir lo berdua. Orang Jungwoo bareng gue", kata Yeeun.
Jungwoo memutarkan matanya pusing. Selalu berakhir seperti ini jika mereka berencana jalan keluar bersama. Padahal di sana sudah ada Lucas, Jeno, Sanha, Moonbin dan Vernon dengan motornya masing-masing. Sedang Haechan menebeng bersama Jaemin.
Tapi mengapa selalu dirinya yang dimintai untuk membonceng mereka. Jungwoo memikirkan cara lain agar cewek-cewek itu bersama yang lain.
" Gue bareng Lucas. Yakan Cas? Motor gue bannya bocor. Ga bisa distater juga", kata Jungwoo.
" Eh? Ah iya iya Jungwoo motornya lagi ga bisa dipake. Yaudah yuk, Woo", Ajak Lucas.
Sementara Dahyun, Yeeun dan Eunseo hanya menghela napasnya dengan kecewa. Padahal yang mereka lihat motor Jungwoo tampaknya baik-baik saja.
•••
Jungwoo merasa dirinya pernah ke tempat ini sebelumnya. Tapi kapan? Ah ia mengingat hal itu, kala matanya tak sengaja menangkap gadis yang beberapa waktu lalu ia temui.
Yana Adeeva. Iya nama gadis itu. Ia tengah melayani para pelanggannya. Teman-temannya sedang memilih tempat duduknya. Sementara Jungwoo masih asyik menatap gadis tersebut, sebelum pada akhirnya Eunseo menariknya untuk segera duduk.
" Gue yang pesan makanannya ya, kalian mau makan apa?", tanya Jungwoo berinisiatif menawarkan diri untuk memesankan makanan.
" Engga usah. Biar cewek-cewek aja", kata Haechan.
" Ga papa masa cewek mulu sih. Sekali-kali gue lah", kata Jungwoo.
Teman-temannya setuju. Lalu dengan hati yang berbunga Jungwoo menuju kasir.
" Pesan apa ya, Kak? ", tanya gadis itu, Yana.
" Eum Minumannya, Moca 3, es teh manis 5, 2 jus mangga, 1 jus jambu. Ayam penyet 6, sama roti bakar 5", kata Jungwoo.
" Ada lagi kak? ", tanya Yana sambil tersenyum ramah. Jungwoo menggelengkan kepalanya.
" Jadinya 259.000 ya kak. Di meja nomor berapa? ", tanya Yana.
" Itu nomor berapa sih yang di kursi panjang. Lupa liat", jawab Jungwoo.
" Oh di situ. Sip, Kak", kata Yana.
Diam-diam Jungwoo menyelipkan secarik kertas selagi gadis itu sibuk menghitung uang kembaliannya. Entahlah, Jungwoo melakukannya dengan spontan.
" Uangnya 300.000 jadi kembalinya 41.000 ya kak. Terimakasih",
•••
Setelah dirasa suasananya nampak kondusif. Yana mengistirahatkan dirinya di kursi sambil mengipas-ngipas dengan kertas. Lalu matanya menangkap kertas yang terselip di sana. Lantas Yana mengambilnya. Mungkin struk pembeli yang tertinggal.
Namun, nampaknya dugaan Yana salah. Kertas tersebut hanyalah kertas biasa yang berisi puisi. Yang ia sendiri tak tahu puisi itu untuk siapa. Lalu kertas tersebut ia taruh ke dalam saku bajunya. Barangkali ada yang menanyakannya nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANAK STM || Jungwoo √
Short Story" Lo ga mau kenalan sama dia? ", " Enggalah. Anak stm. Nakal",