Tawuran

19.4K 3.5K 297
                                    









•••

" Heyyy... What are u doing? ",
Jungwoo

•••





Sepulang sekolah, Jungwoo tak langsung pulang ke rumahnya. Ia bersama dengan Jeno dan Lucas segera pergi ke markas tempat teman-temannya berkumpul.

Kata Vernon, sekolah mereka diajak tawuran oleh sekolah stm yang lain. Jadi mereka harus mengatur strategi terlebih dahulu sebelum melakukan tawuran. Belum lagi menyiapkan peralatan-peralatan yang biasa digunakan untuk tawuran.

" Inget. Pake helm. Jangan lupain itu", kata Vernon. Teman-teman yang lainnya menganggukan kepalanya.

" Woo, lu mau ikut tawuran ? ", tanya Haechan. Jungwoo menganggukan kepalanya.

" Kalo orang tua lo tau gimana? Nambah nanti hukuman lo", kali ini Jaemin ikut menyumbangkan suaranya.

" Amaan.. ",

Memang, sebenarnya Jungwoo masih dalam tahapan masa hukumannya. Ia tak boleh menggunakan motornya untuk sementara waktu. Uang jajan pun berkurang.







•••



Yana mengendarai motor metiknya. Menyelusuri setiap sudut jalan raya dengan senyum manis diwajahnya. Kemudian sudut matanya memicing kala ia menemukan penjual es dawet. Sudah lama ia menginginkannya. Namun belum kesampaian.

Dengan semangat empat lima, Yana mengendarai motornya ke tepi jalan raya untuk memparkirkan motornya. Lalu berjalan ke arah penjual es dawet.

" Pak, es dawetnya dua ya pa", kata Yana.

" Sip neng. dibungkus? ", tanya tukang es dawet.

" Iya pak",

Namun, ditengah-tengah si penjual es dawet meracik. Terdengar suara sorak-sorak yang tak jauh dari mereka berdiri. Lantas keduanya menolehkan kepalanya ke sumber suara.

Di sana ada segerombol kelompok pemuda tengah membawa batu, bambu, cerulit dan alat lainnya. Mereka berjalan mendekat. Di sebelah kanannya juga ada segerombolan pemuda lainnya. Yana dan tukang penjual es dawet terkejut, panik dan takut. Buru-buru mereka berdua jongkok dan bersembunyi di belakang gerobak.

" Pak, gimana ini pak. Mereka makin deket? ", tanya Yana dengan suara paniknya.

" Udah neng kita ngumpet di sini aja dulu. Bapak juga takut", bisik si tukang es dawet.

Segerombolan pemuda yang menggunakan helm tersebut sudah berada di depan gerobak es dawet. Mereka tengah melemparkan batu atau alat lainnya ke arah lawan. Namun salah satu dari mereka berhenti sejenak, lalu menghampiri dua orang di belakang gerobak.

" Loh? Ngapain Na? ", tanyanya.

Dengan takut-takut, Yana mendongakkan kepalanya menatap orang tersebut. Yang ia dapati adalah seorang laki-laki tampan memakai helm yang tengah menatapnya khawatir. Yana bahkan tak tahu orang itu siapa. Namun, lumayan sering ia melihat pemuda itu di kafe milik ibunya.

" Lu tanya gue ngapain di sini? Tanya tuh temen-temen lo ngapain pake tawuran di sini", balas Yana sengit.

" Gue mau pulang. Takut", lanjutnya diringi dengan isakan-isakan tengah menahan tangis.

" Kamu naik motor ya? Mana kunci motornya? ", tanya laki-laki tersebut, Jungwoo. Buru-buru Yana mengambil kunci motornya di saku dan memberinya kepada Jungwoo.

Setelahnya Jungwoo berlari untuk mengambil motornya Yana. Sebenarnya itu sungguh berbahaya bagi keselamatan Jungwoo pasalnya dekat dengan lawan. Bahkan teman-teman Jungwoo pun menatapnya cemas.

Jungwoo lantas buru-buru mengendarai motor Yana. Dengan cepat ia meng-gas. Sampai di depan gerobak es dawet. Jungwoo meminta Yana untuk segera menghampirinya. Setelah itu, Jungwoo memberikan motornya kepada Yana. Yana dengan cepat mengendarai motornya tanpa mengucapkan terimakasih kepada Jungwoo.

" NA... YANAAA", teriak Jungwoo.

" OH IYAAA MAKASIHHHH YAAAAAA", teriak Yana tak kalah kencang disela-sela mengendari motornya.

Jungwoo hanya terdiam di tempat sambil mengamati Yana dari belakang yang semakin lama-semakin jauh. Bukan ucapan terimakasih yang Jungwoo inginkan. Tapi ia ingin menanyakan apakah gadis itu baik-baik saja.

" Jadi cewek itu? ", tanya Haechan. Jungwoo hanya menganggukan kepalanya pelan.





ANAK STM || Jungwoo √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang