Ada yang rindu?
Maaf emak baru update, baru balik mood :v doakan moodnya tetap baik seperti ini biar bisa sering update:v
TEAM DAUN KATUK MASIH SEMANGAT!?
Enjoy, maaf kalo typo:*
**
DINDA Benar-benar marah, bahkan cewek itu tidak menjawab ketika temannya bertanya. Di sepanjang pelajaran, Dinda terlihat mencoret-coret kertas. Bahkan cewek pecinta k-pop itu sampai tukar tempat duduk dengan temannya yang duduk di pojok belakang.
Caca sampai di buat bingung, karena tingkah Dinda seperti sedang memusuhinya. Caca pikir Dinda marah kepadanya, tapi ia merasa tidak membuat marah Dinda. Jangankan merecokinya seperti biasa, hari ini Caca sibuk berperan sebagai dayang dengan sepasang pasutri di dalam drama.
Mood Dinda benar-benar sedang tidak baik, kalimat Juna masih terus terngiang di kepalanya. Kalimat yang sering ia dengar dari beberapa orang tentang kecintaannya kepada idola.
Dinda sudah biasa mendengar mereka yang sering mengatakan kenapa kamu segitu rela menghabiskan uang demi barang tentang idola kamu? Atau, kenapa kamu begitu gila meneriaki, mendukung, mencintai orang yang dia saja tidak tahu kamu bernapas.
Dinda ingin sekali mencekkoki mulut mereka yang mengatakan itu. Ia tahu kok, apa yang dilakukan tidak akan sampai di mata dan telinga idolanya. Tapi, apa yang ia lakukan adalah bentuk rasa kagum kepada idola.
Meski ia mencintainya segitu gilanya, Dinda masih waras untuk membedakan dunia maya dan nyata. Apa Dinda salah membeli hal yang berbau idolanya? Apa Dinda salah mencintai Oppa di hidupnya? Dinda hanya mengeluarkan sedikit waktu, uang dan kebahagian yang di berikan biasnya. Sementara idolanya, mereka banting tulang latihan, menari, menyanyi bahkan mereka tetap berdiri menghibur para fans meski sedang dalam keadaan tidak baik. Bahkan mereka sering kali cedera, tapi mereka tidak pernah mengumbar kesulitan itu.
Menurutnya wajar jika para Oppa mendapatkan cinta dari fans meski mereka tahu kehadiran mereka tidak terlihat, tapi yakinlah mereka tidak akan pernah melupakan bahka ada fans sepertinya yang setia mendukung dalam keadaan apa pun.
Bahkan, Dinda pernah menangis ketika Oppanya mendapat sebuah penghargaan untuk pertama kalinya di sebuah ajang bergengsi. Ketika mereka menangis, Dinda ikut menangis. Seolah bisa merasakan, pengobranan mereka selama ini sudah terbayar. Dinda bangga, juga bahagia meski hanya bisa melihat dari layar kaca.
Dan yang Juna katakan soal dirinya yang kurang kerjaan demi hal yang tidak jelas, itu salah. Dinda melakukan hal yang jelas-jelas bisa memberi suport meski pun ia tak terlihat.
"Din, gak balik?"
Dinda mengerjap, mendongak mendapati Amora yang mengerutkan keningnya bingung.
Dinda diam, melihat sekeliling yang mulai sepi. Astaga, selama itu ia melamun di jam pelajaran.
"Ah, udah pulang ya," Dinda terkekeh, hambar.
Amora menghela napas, menepuk bahu Dinda pelan "Kalo ada masalah, lo bisa cerita ke gue. Jangan diem yang akhirnya gak fokus di pelajaran."
Dinda tersenyum kecil, lalu mengangguk "Iya, gue gak apa kok."
"Bener?"
Dinda mengangguk lagi "Iya, lo belum balik?"
Amora mengangkat bahu "Tadinya mau balik, tapi lo tahu sendiri ada orang nyebelin yang gak bolehin gue balik sendiri."
Dinda terkekeh geli "Cie, enak ya yang udah punya pacar. Pulang di anter, berangkat di jemput. Mau makan di beliin,"

KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Putri Tidur (Sudah Tersedia Di Toko Buku)
Teen Fiction#ProjectRemaja "Lo ngapain cium kening gue? Di naskah kan gak ada!" Semuanya berawal dari acara Teater untuk menyambut murid baru di sekolah. Dinda, cewek kpopers yang sudah lama menjaga jarak karena ancaman kekasih Juna, Sasa. Kini harus kembali be...