Part. 10

30 21 14
                                    

Happy Reading;)

***

"Je sekali lagi maaf ya. Kamu nunggu bentaaarrr aja." Ucap Rey memohon.

"Haduh kak, maaf banget. Aku takut bikin kak Adnan marah. Tadi kak Adnan 'kan udah bilang jangan lama-lama apapun alasannya. Sekali lagi maaf ya." Ucap Jeje dengan tak enak hati meninggalkan Rey sendirian.

"Ya udah deh, gapapa. Kamu minta jemput siapa?" Tanya Rey.

"Aku minta jemput Raja aja deh. Bentar aku telpon dia dulu." Jeje mengeluarkan HP-nya guna menelpon Raja.

"Halo Ja. Bisa jemput gue gak? Ini gue lagi ada di dekat cafe Taro."

"Lo bukannya tadi lo sama si Rey ya?"

"Iya ini bannya bocor. Tolong jemput gue ya Ja."

"Iya Je. Lo tunggu di situ ya, gue jemput lo."

Tut... Tut... Tut...

Jeje pun memasukkan kembali HP-nya kedalam saku seragam. Ia kembali berbalik ke Rey berada.

"Motor kakak gimana?" Tanya Jeje.

"Ini udah aku telpon montir langganan aku." Jawab Rey.

"Maaf loh kak. Aku gak bermaksud mau ninggalin kak Rey sendirian." Sesal Jeje.

"Ya ampun, iya Je. Gapapa, aku sendirian itu udah biasa. Nasib jomblo mah gini. Eh ralat single maksudnya." Ucap Rey diiringi kekehan kecil di akhir ucapannya.

Setelah Jeje menunggu sekitar 8 menit. Raja datang dengan motor ninja merahnya.

"Naik Je." Titah Raja sembari menyodorkan helm yang memang khusus untuk Jeje.

Jeje pun menerima. Ia lantas naik ke boncengan motor Raja setelah berpamitan ke Rey.

Dirasa Jeje sudah nyaman duduk di boncengannya, Raja menjalankan motornya tanpa menghiraukan keberadaan Rey.

"Ja seragam lo kok basah sih?" Tanya Jeje karena Raja tidak memakai jaket, Jeje bisa merasakan seragam Raja yang basah karena keringat.

"Habis main basket." Jawab Raja singkat.

Jeje segera memundurkan duduknya setelah tau dari mana datangnya seragam Raja basah.

"Ih! Dasar jorok!" Desis Jeje.

"Halah biasanya juga b aja kalau gue habis main basket. Malah siapa tuh yang kemarin waktu gue menangin pertandingan basket langsung peluk gue." Cibir Raja dengan mengeraskan suaranya agar terdengar oleh Jeje ditengah-tengah bisingnya suara kendaraan.

Jeje mencubit pinggang Raja. Pertanda kesal dengan sindiran Raja.

"Loh Ja, kok belok sih! Lo lupa jalan ya." Jeje bingung kenapa Raja membelokkan motornya sedangkan arah rumah mereka adalah lurus.

"Mampir dulu di History Cafe." Balas Raja singkat.

Setelah sampai pada History Cafe, Raja menghentikan motornya.

"Mau ngapain sih Ja. Gue di suruh kak Adnan pulang cepat. Nanti kalau pulang lama dia bisa marah ish!" Protes Jeje.

"Santai neng. Udah gapapa, kak Adnan udah gue jinakin. Jadi jangan takut." Ucap Raja enteng.

"Heh! Bahasa lo ya. Jinakin-jinakin emang lo kira kakak gue apa. Coba kalau berani bilang di depan dia." Jeje tidak terima kakaknya

Raja hanya tertawa sembari mengacak-acak rambut Jeje. "Udah jangan ngomel-ngomel lo. Yuk masuk!"

About Our LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang