#7

6.3K 216 35
                                    


Levi berjongkok dan menyibak rumput-rumput liar yang tumbuh disekitar bangku taman di sekolahnya. Hal itu sudah dia lakukan lebih dari tiga kali.mo Namun apa yang dicarinya belum juga ditemukan.

"Apa mungkin sudah ditemukan seseorang ya? Arghh !"kata Levi mulai frustasi sembari mengacak rambutnya.

"Semoga Helena menemukan kalungku." Katanya lagi. Levi berharap Helena yang sedang membantu mencari di koridor menemukan kalungnya yang teramat berharga. Kalung dari mendiang ibunya.

Levi menghentikan aktivitasnya ketika hembusan angin lembut menerpa dirinya. Membawa sayup-sayup aroma mawar persis seperti aroma yang dia cium saat sesosok vampire hendak menyerangnya pada malam itu. Levi bergidig ngeri dan mengedarkan pandangannya ke sekitar taman.

"Aaaaaa...." Teriak Levi mendapati Petra sudah berjongkok di sebelahnya dengan jarak yang sangat dekat. Gadis itu sampai jatuh terduduk ke rerumputan saking kagetnya.

"Kamu itu vampire bukan setan. Bisa tidak jangan bikin kaget begitu !" Omel Levi. Namun beberapa detik kemudian dia menutup mulutnya. Takut-takut Levi melirik ke arah Petra yang masih menatap Levi dengan senyuman yang tak bisa Levi artikan.

"Kenapa diam? Lanjutkan saja! Tapi setelah selesai giliranku mengigitmu," kata Petra dengan seringainya.

Levi bergidig ngeri, bahkan berangsur-angsur mundur. Melihat itu Petra tertawa.

"Aku cuma bercanda Levi." Ucap Petra sembari berdiri dan mengulurkan tangannya pada Levi. Namun Levi tak kunjung meraih tangannya. Nampaknya gadis itu masih ragu. Petra meraih kedua tangan Levi dan menarik Levi agar gadis itu berdiri.

"Mencari ini?" Tanya Petra setelah mengeluarkan kalung dari saku kemejanya. Sebuah kalung perak dengan gambar 2 kuntum mawar merah itu membuat Levi tanpa sadar tersenyum senang.

"Mama, kalungnya ketemu," ucapnya sambil meraih kalung itu dari tangan Petra.

"Biar ku pakaikan," tawar Petra sembari menjauhkan kalung tersebut dari jangkauan tangan Levi.

Levi mengernyitkan keningnya bingung, namun menurut saja saat Perta menyuruhnya untuk membalikan badan. Petra melingkarkan kalung itu ke leher Levi dari belakang. Tubuh Levi seketika menjadi kaku saat benda kenal lembut menyentuh lehernya. Sepertinya Petra menggunakan giginya untuk merapatkan kaitan kalung Levi. Hembusan nafas dingin Petra membuat Levi merinding. Gadis itu memejamkan matanya menahan efek dari perbuatan Petra.

"Sudah, jika seperti ini aku pastikan tidak akan hilang lagi." Kata Petra.

"Terima kasih," kata Levi dengan pipi yang  memerah.

"Kalung itu ? Dari mana kamu mendapatkannya?" Tanya Petra dengan nada ragu.

"Ini punya mamaku. Kenapa ?" Tanya balik Levi.

"Tak apa,itu cantik."

Levi tersenyum canggung. Bukan apa, dia merasa Petra menyembunyikan sesuatu.

* *  *

"Jean apa kau masih ingat dengan lambang kerajaan vampir dari Rosemary? " tanya Petra.

"Kau  meragukan ingatanku?" jawab Jean ketus.

Petra mendengus kesal, pasalnya jawaban Jean tidak sesuai dengab keinginannya.

"Levi memiliki  kalung yang sama persis seperti yang dimiliki ratu Rosemary." kata Perta tak lagi berbasa-basi.

"Maksudmu kalung dengan 2 tangkai mawar itu? Oh astaga, kenapa aku baru menyadarinya?"

"Kini aku benar-benar meragukan ingatanmu Jean."

"Tidakkah kita
Sependapat?  Levi memiliki hubungan  dengan para vampir  gila itu? "ujar  Jean nampak serius.

" Ku harap tidak Jean." kata Petra ragu.

Sesaat kemudian tatapan Petra berubah menjadi siaga. Matanya sekilas berwarna oranye. Begitu  juga Jean, namun Jean sedikit lebih tenang mengingat dia masih berada di lingkungan sekolah. Harusnya tidak ada yang berani macam-macam.

"Wow... " Seseorang  mendekat dengan bertepuk tangan.

"2 vampir  berkumpul  di sini.  Apa kalian sedang berencana untuk  mencari makan malam bersama?" Ucap Reon dengan nada menyindir.

"Jaga bicaramu Reon, kami tidak makan manusia seperti  dirimu." sahut Jean.

"Lalu makan apa?  Darah lalat begitu? "

"Menyingkirlah, vampir  kelas rendahan sepertimu harusnya tidak berani menampakan dirinya di hadapan vampir  murni  seperti  kami." Usir Petra.

"Kalian  tau apa alasan ratu Rosemary memerintahkan  untuk membunuh semua vampir  murni? " Reon berhenti berbicara dan tersenyum penuh kemenangan.

"Tidak  usah diteruskan Reon, Vampir rendahan seperti  kalian harusnya sadar  diri bukannya malah bermimpi menyaingi kami para vampir  murni. Dengan melenyapkan semua  vampir murni  di dunia ini pun, tidak  akan merubah kenyataan. Kalian tetap ras vampir  terrendah. " kata Petra lalu berdiri dan meninggalkan  Reon yang mulai marah.

" Terlalu gelap mata  eh? "Ledek Jean sembari meyusul Petra yang mulai jauh.

" Sial!!!! " Umpat Reon.

*TBC*




Maaf dikit bgt ini ya.... Otakku kayaknya ga bisa kerja sama lagi.   Sedih banget....

Akasia NG

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 09, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

VAMPIRE +++Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang