8.I Want Her

1.2K 41 0
                                    

#James

Aku pernah membaca sebuah buku, dan dibuku itu tertulis,

Ketika kamu jatuh Cinta, kamu siap melakukan apa saja untuk melindunginya.

Mungkin dulu aku akan menganggap kata-kata seperti itu hanya omong kosong belaka. Tapi sekarang aku baru sadar kalau aku memang benar-benar jatuh Cinta, entah bagaimana aku benar-benar akan melindunginya walaupun itu harus membunuh seseorang.

"Sudah dengar kabar terbaru dari kapten Jacob?" itu suara temanku, Mark. Bisa dibilang sahabatku sejak aku masuk ke dalam perusahaan ini. Kita masuk bersama-sama walaupun dari negara yang berbeda. Dan dia benar-benar teman yang baik, walaupun kita tidak pernah ditempatkan di base yang sama.

Aku hanya bisa bertemu dengannya pada saat kita sedang melakukan penerbangan ke tempat yang sama, walaupun dari arah yang berbeda.

Seperti sekarang ini, kita sedang menunggu penumpang dan pesawat siap, sementara kita mengambil break sambil minum kopi.

"Ya, aku sudah tahu. Dia memberikan informasi tentang tempat terpencil yang baru, siapa tahu ada yang sukarela untuk mendaftarkan jam terbangnya disana" ucapku santai. Tapi langsung mendapat tatapan yang tajam dari Mark.

Dan kapten Jacob adalah kepala dari semua pilot yang bertugas disini. Dia adalah orang yang selalu memperingatkan kita para pilot untuk tetap mematuhi peraturan perusahaan. Karena dia tahu, bagaimana sifat-sifat orang luar yang sebagian menganggap sepele sebuah peraturan. Dan dia juga termasuk orang luar, tapi dia sangat mencintai pekerjaannya.

"Dont be stupid, James. Dia memberikan informasi itu sebagai peringatan kepada kita agar tidak ada yang melanggar aturan perusahaan bodoh itu"

Mark tampak emosi, aku tahu dia sangat membenci aturan perusahaan yang mengatakan tidak boleh berpacaran dengan sesama karyawan.
Aku yakin dulu dia berniat mengincar salah satu perempuan indonesia yang bekerja di perusahan ini.
Dan sekarang aku pun membenci peraturan perusahan itu.

"Selama kamu mempunyai perempuan diluar perusahaan ini, kamu terbebas dari tempat itu bung" aku mengingatkannya,karena sekarang dia sudah mendapatkan perempuan bali idamannya.

"Ya,itu semua karena peraturan bodoh itu,karena kalau tidak ada mungkin aku masih bisa menggoda perempuan disekitar kita, Amartha misalnya"

Aku seketika langsung terbatuk mendengar nama Amartha disebut oleh si playboy ini.

"Hati-hati bung, kamu bisa mati karena tersedak. Dan jangan lakukan itu karena kamu sedang berada di jam terbangmu" Mark terkekeh geli.

Mungkin Mark hanya menganggap itu sebuah lelucon, tapi bagiku mendengar nama Amartha disebut oleh lelaki yang suka tebar pesona ini, hatiku langsung panas seketika. Tapi aku harus menguasai diriku sendiri.

"Kamu tahu Amartha gadis yang polos, manis, dan sangat seksi dalam balutan seragam kerjanya itu" pandangan Mark menerawang membayangkan Amartha. Cukup sudah.

"Hentikan, Mark" aku mengatakannya dengan tangan terkepal, aku buru-buru memegang kopiku karena kalau tidak entah apa yang akan terjadi. Aku tetap harus mengendalikan diriku.

"Wow, kenapa James? Aku tahu dia sangat spesial untukmu, karena dia selalu ada untukmu selama beberapa bulan ini, aku minta maaf aku hanya bercanda, bro" Mark mengedipkan matanya padaku.

"Apa maksudmu Mark? Kamu berpikir aku dan Amartha.. "
Aku tidak sanggup melanjutkan kata-kataku karena aku belum siap menceritakan semuanya pada Mark, walaupun dia sahabatku, tapi karena peraturan perusahaan itu aku harus menutup mulutku dulu.

"Ohoo, tenang bro, aku tidak berpikir kamu dan Amartha mempunyai hubungan semacam itu, karena aku tahu seleramu sangat tinggi, pilihanmu mungkin seperti perempuan-perempuan yang ada di depan kita"

Mark menunjuk, sekelompok pramugari yang baru turun dari pesawat. Dia langsung menatapnya tak berkedip.

Ternyata Mark masih belum terlalu mengenalku, atau aku yang mendadak berubah setelah bertemu Amartha? Entahlah

Tapi yang aku rasakan sekarang ini adalah aku tidak tertarik kepada segerombolan pramugari itu, yang aku pikirkan hanya Amartha

Mungkin kalian bertanya-tanya kenapa aku masih mendekatinya padahal peraturan perusahaan sudah tertera begitu jelas dan yang melanggarnya akan di pindahkan ke tempat terpencil dan tinggal disana sebagai hukuman. Aku tidak perduli itu.

"Kamu tahu Mark, mungkin tempat terpencil yang baru itu tidak terlalu buruk dan bisa menjadi petualangan yang seru, aku harus mencobanya" ucapku santai.

Dan Mark lagi-lagi menggeleng
"Kamu benar-benar gila, James. Aku berani bertaruh kamu tidak akan bertahan walaupun hanya satu malam"

"Hahaha, aku bukan anak kecil lagi Mark, aku sudah tua lihatlah. Dan aku yakin aku bisa mengatasinya" mungkin inilah yang dinamakan demi Cinta?

"Sudahlah James, jangan bercanda. Aku serius. Jangan coba-coba melanggar peraturannya"

Belum sempat aku menjawab tiba-tiba Mark langsung menatapku dengan wajah serius.

"James, jangan bilang kamu telah jatuh Cinta dengan sesama karyawan kita?" kalau saja ini bukan pembicaraan serius aku pasti sudah menertawakan raut wajah Mark sekarang ini. Dia tidak pernah seserius ini.

"Hmm kenapa kamu bertanya seperti itu? Aku hanya sedang ingin mencoba tempat-tempat baru" aku masih belum berani membicarakannya.

"Syukurlah James, kalau tidak bukan kamu sendiri yang akan menanggungnya tapi wanita itu juga akan bernasib sial dan akan di asingkan" sekarang Mark terlihat santai dan berbanding terbalik denganku yang langsung serius.

"Maksudmu Mark? Bukankah hanya pria saja yang akan menerima hukuman?" aku benar-benar tidak tahu kalau hukumannya seperti itu.

"Ya itu dulu, tapi sekarang karena semakin banyak yang melanggar jadi hukumannya di ubah, keduanya akan di asingkan. Kalau tidak bisa menerima ya harus keluar dari perusahaan ini. Mereka memang menginginkan kita untuk fokus bekerja saja"

Seketika aku langsung memikirkan Amartha, dulu dia pernah bilang bahwa dia sangat menyukai pekerjaan ini. Dan pekerjaan ini adalah impiannya sejak dulu. Aku tak bisa memisahkan dia dengan impiannya. Aku harus melindunginya, bukan malah menghancurkannya.

"Oke James, sudah waktuku untuk terbang lagi. Selama kamu tidak mendekati perempuan perusahaan kita, kamu akan aman. Jangan berlaku bodoh. James"

Mark pun berlalu meninggalkan aku yang masih bergelut dengan pikiranku.

Bodoh. Ya mark aku memang sudah bodoh karenanya.
Dulu aku berpikir bahwa aku siap mengambil resiko apapun untuk mendapatkan Amartha, bahkan untuk di asingkan sekalipun aku sudah siap. Asal aku mendapatkannya. Tapi sekarang memikirkan hidup Amartha akan hancur hanya karena aku berlaku bodoh. aku tidak tahu.

Apakah aku harus memperjuangkan cintaku dan membuat impian Amartha hancur?
Atau aku harus melindunginya dengan mengubur dalam-dalam perasaan ingin memiliki ini?

Tapi hey aku belum membicarakan ini dengan Amartha, mungkin saja Amartha akan memilihku dan keluar dari pekerjaan ini. Ya itu hanya harapan terbesarku tapi aku juga takut dia akan menamparku karena dia memang tidak suka padaku dan lebih memilih pekerjaannya.

Memikirkannya saja itu sudah cukup menyakitkan, karena aku hanya ingin dia. I just want her.

*Apakah James akan tetap menyatakan cintanya? Atau menyerah sebelum Amartha mengetahui semuanya?

*Terus vote and comment untuk kelanjutan ceritanya. Thankyou!

Love Of My Pilot Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang