ㅡ memo || 《lucas-jungwoo》

453 50 10
                                    

"senyam-senyum mulu. liat apaan?"

itu lucas, dia menyedot float sembari menjulurkan leher, ingin tahu apa yang berhasil membuat jungwoo, kakak manis yang duduk tepat di sebelahnya, tersenyum dengan kekehan yang tidak kalah manis dengan wajahnya.



"mau tau aja," canda jungwoo, beringsut untuk menjauhkan ponselnya dari jarak pandang lucas, mendekapnya di dada. terkekeh melihat pemuda yang lebih tinggi mengerucutkan hidungnya begitu kekanakan.




"jangan bilang kakak lagi chatting sama cowok lain. gue cemburu nih."






jungwoo menyerah, ia mengusak lembut rambut yang jatuh bebas di dahi lucas, mendekat kembali dan menyandarkan kepalanya di atas pundak lebar kekasih pencemburunya itu. "ingat nggak dulu kamu nembak aku pakai memo post-it?"







detik itu, minuman asam rasa mangga di mulut lucas hampir tersembur mendengar penuturan jungwoo. mukanya merah sampai ke telinga namun beruntung jungwoo tengah bersandar di bahunya, jadi tidak melihat wajahnya yang sudah merah padam.







"astaga kak, kirain udah lupa."








jungwoo tertawa, lembut dan amat manis di telinga lucas. "ya ingatlah, mana mungkin aku lupa. apalagi kamu nyengir lebar banget pas itu. sumpah nggak kepikir kalau ternyata kamu bakal nembak, apalagi dengan cara begitu."






lucas mau tidak mau tertawa mengingat aksi konyolnya saat meminta hati jungwoo untuk jadi miliknya. "aneh ya, kak?"



"enggak, aku suka malah. lucu. beda sama yang lain." jungwoo tertawa lagi, tidak tahu apa sebabnya. yang ia tahu, saat bersama lucas, ia hanya ingin tertawa saja dan merasa luar biasa senang. "waktu itu kamu ngirim memo tanpa nama, isinya perhari penggalan kata doang. mau lihat. kamu senyum. terus. jadi, boleh. aku minta. hati kamu. buat aku. jaga semampuku? terus kamu berdiri di belakangku, cengengesan. terus nanya 'ijinnya diterima nggak, kak?'. percaya atau enggak, aku antara mau nangis sama ketawa."









lucas menggasak rambut bagian belakangnya, malu, tapi asalkan jungwoo senang dan suka hal itu, apapun akan dilakukan lucas. "eh, eh, diam aja disitu," lucas menghentikan pergerakan jungwoo yang ingin menegakkan tubuh, menahan kepala yang lebih tua tetap disimpan di bahunya.








"lho kenapaaaaaa? kamu marah ya aku ungkit hal begitu lagi?"
















"enggak, kak. ini muka gue merah, malu-maluin kalau dilihat."









mendengar itu, jungwoo bukannya menurut malah berkeras ingin duduk tegak dan ia tertawa melihat wajah lucas yang benar-benar merah dengan ringisan kecil. ia menangkup wajah lucas, menguyel pipi yang lebih muda dengan amat sangat gemas. "ya ampun, kamu lucuuuuuuu."
















lucas hanya pasrah saja wajahnya dimain-mainkan jungwoo, sama sekali tidak keberatan, seolah ada sesuatu di dalam dirinya yang bergejolak, menimbulkan rasa hangat yang menjalar di seluruh bagian tubuhnya kala melihat jungwoo tertawa.




lucas akhirnya menangkap tangan jungwoo, menatapnya lekat, namun jungwoo menarik tangan kanannya, mengambil sesuatu dari saku jaketnya dan menempelkannya tepat di dahi lucas. kertas memo berwarna biru lembut itu melekat di dahi yang lebih tinggi.













"ha?"










lucas mengambil kertas memo yang ditempelkan jungwoo. membaca sekilas dan seluruh tulang dalam dirinya terasa lumer begitu saja mendapati tulisan rapi jungwoo ; 'aku sayang kamu, lucas'.













"kak," lucas bergumam pelan, menyimpan kertas memo itu di balik saku jaketnya dan mendekap jungwoo erat, mengacuhkan pandangan beberapa pengunjung lain di cafe, "jangan marah ya?"













"hmmm? marah kenapa?"















"gue jauh jauh jauh lebih sayang kakak." [ ]

moonbow. | ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang