lucas terkaget saat tiba-tiba pintu kamarnya terbuka, pusing menyengat kepala saat ia mendadak bangkit dengan rambut kusut masai. kebingungan melihat jungwoo berdiri dengan tamoang kelewat khawatir.
"kakak? kok kesiㅡ"
kalimat lucas terhenti saat jungwoo menempelkan punggung tangan di dahi lucas, pemuda manis itu meringis mendapati kulit lucas yang terlampau panas di tangannya.
"kamu demam kok nggak bilang aku?"
"bentar, bentar," lucas bergumam serak, menuntun jungwoo untuk duduk, "kakak dikasih tahu siapa?"
"mark,"
lucas mendengus imajiner ketika tiba-tiba terbayang cengiran sobatnya itu. si ember emang, lucas merutuk dalam hati. padahal lucas sudah bilang pada mark, jika jungwoo menanyakan keberadaannya bilang saja kalau lucas bolos. ia tidak mau membuat jungwoo khawatir.
"kamu udah makan?" tanya jungwoo.
"udah tadi, dimasakin bubur sama bunda,"
"minum obat?"
"udah juga,"
"beneran?" jungwoo mengerutkan kening tidak percaya, karena lucas itu sangat benci obat, "beneran masuk ke perut? nggak kamu buang ke luar jendela kan?"
lucas tidak bisa menahan tawanya, tapi segera reda karena kembali merasa pusing. ia bersandar di kepala ranjang dengan dengusan napas panjang. "hehe, beneran kak. tadi bunda ngawasin kok."
jungwoo mengangguk-angguk, menyeka keringat dingin di dahi lucas yang panas. tersenyum tipis. "cepat sembuh, luke. nggak enak liat kamu lemes kayak gini. padahal kamu hobi lompat kemana-mana."
"astaga kak, segitunya," lucas tertawa pelan, menjaga agar kepalanya tidak tiba-tiba pusing. ia menarik tangan jungwoo, menempelkannya dengan miliknya, kemudian tertawa melihat perbandingan tangan mereka. "tangan kakak kecil banget, sumpah. kayak tangan bayi. baby hands."
"itu mah tangan kamu doang yang kepanjangan," jungwoo terkekeh, menatap jari-jari panjang lucas menggenggam balik telapak tangannya. "masih pusing? mau aku kompres?"
"nggak usah kak, paling besok udah sembuh."
lucas mengubah posiainya menjadi berbaring, dibantu oleh jungwoo. memosisikan bantal sedemikian rupa hingga posisi jungwoo yang berbaring menyamping menghadap lucas jadi lebih tinggi. ia meraih kepala lucas selembut mungkin dan mendekapnya di depan dada.
"kak,"
"hmm?" jungwoo bergumam lembut, memijat pelan kepala lucas, membuat yang lebih muda menggerung nyaman.
"kakak nggak pulang?"
"kamu ngusir aku?"
"nggak, ntar kakak sakit kalau kelamaan sama gue,"
jungwoo tertawa pelan, mengecup puncak kepala lucas gemas. walaupun kelihatannya serampangan, susah diatur, aneh dan semaunya, bagi jungwoo, lucas itu lucu dan selalu membuatnya gemas. apalagi jika seperti ini, lucas akan bertingkah kekanakan dan manja.
"nggak ah, nggak bakal." balas jungwoo yakin, mengeratkan pelukannya.
lucas terkekeh. "yakin? kalau gitu kakak nginap ya?"
"enak aja, tadi disuruh pulang?"
"canda elah, kok ngambekan sih? kebanyakan main sama jaemin pasti ya," lucas nyengir, namun beruntung tidak terlihat oleh jungwoo. ia menggeram nyaman mendengar detak jantung jungwoo yang dekat sekali dengan telingannya, bergema menenangkan. "gue ngantuk gimana nih?"
"ya tidur, istirahat, biar makin cepat sembuh,"
"ogah sembuh deh kalau bisa dikelonin kakak tiap hari,"
"kamu ih!"
"hehehehe, ampun kak, ampun." [ ]

KAMU SEDANG MEMBACA
moonbow. | ✓
Fanfic[n] final series ; short story compilations of them, in a relationship. ▪high school AU. +boys love, lowercase, semi-baku. ©browniemuff, 2018.