@Rumah (Namakamu)
Matahari pagi telah terbit, siap menemani dunia yang fana ini. Cahaynya memasuki celah – celah kamar (Namakamu). (Namakamu) masih saja berlindung dibawah selimut nya yang bercorak hati kecil – kecil. Tempat yang dikebal sebagai tempat tidur itu pun lebih terasa nyaman dipagi hari. Mungkin efek dari begadang semalam. Ya, (Namakamu) membuat tugas hingga pukul 2 pagi.
"(Nam), ayo bangun udah pagi ini, bentar lagi Iqbaal mau jemput tuh!" ujar sang Bunda yang memanggil dari bawah. Bunda (Namakamu) bernama Eca.
"Ya Allah Bun, ini masih jam 3 shubuh kali" (Namakamu) pun berusaha untuk bangun dan melihat jam. "Hoamm ALLAHUSOMAD!! BUNDA KOK GA BANGUNIN AKU SIH?!" teriaknya langsung menuju kamar mandi.
Disaat yang bersamaan, tepat disamping rumah (Namakamu) ada satu keluarga kecil yang tengah sarapan bersama. Siapa lagi kalau bukan keluarga Iqbaal. Iqbaal? (Namakamu) dan Iqbaal rumah nya deketan gitu? Mereka tetanggaan maksudnya? Ya, ya , dan ya. Sejak dulu bahkan sebelum keduanya lahir kedua keluarga mereka sudah tinggal bersampingan. Maka tidak heran jika mereka telah bersahabat sejak dari kecil.
@Rumah Iqbaal
Seorang lelaki tampan itu sudah habis menelan semua roti yang berselai coklat nutella tadi. Kini ia berpamitan untuk berangkat sekolah.
"Bun, Yah, Teh. Ale berangkat dulu ya" ujarnya sambil mencium tangan ketiganya.
"Jangan ngebut – ngebut ya Nak" ingat Bunda Rike, yang jelas adalah Bundanya Iqbaal.
"Iya Le, sekarang jalanan makin macet dan riuh. Kamu bawa motor hati – hati ga usah sok jadi pembalap" tambah Ayah Heri pula.
Iqbaal pun sedikit menghembuskan nafs nya pelan, ia merasa setiap pagi akan selalu mendengar kalimat – kalimat seperti itu. "Iya Bun, Yah. Ale selalu hati – hati kok. Ale kan pengendara motor yang baik dan taat peraturan. Jadi Ayah sama Bunda, stay cool ya? Hehe" jawabnya dengan cengengesan.
"Dihhh, gaya amat lu tong. Punya SIM ae belom WKWKWK" ejek Teh Ody sang Kakak perempuan yang dimilikinya seorang.
Mendengar ucapan Teteh nya itu, Iqbaal pun mengernyitkan dahinya. "Gaya banget lu sih Teh. Awas aja lu kalo gue udah ada SIM"
Bunda Rike dan Ayah Heri pun hanya bisa tersenyum sambil menggelengkan kepala. Melihat kelakuan kedua anak mereka yang setiap paginya pun selalu ada saja hal yang ditengkarkan.
"Ya udah. Assalamu'alaikum..." ujar Iqbaal lalu pergi.
"Waalaikumsalam" jawab ketiganya.
Tidak perlu memakan waktu yang lama. Dalam kurang 5 menit, Iqbaal pun telah memasuki rumah (Namakamu). Tidak lupa dengan ucapan salam.
"Waalaikumsalam" jawab Bunda Eca. "Tuh kan Iqbaal nya udah dateng. Maaf ya Baal (Namakamu) nya baru bangun dia. Kamu tunggu dulu aja ya Nak. Sambil Bunda buatin sarapan buat kamu ya?" tawar Bunda Eca.
"Eh ga usah Bun. Iqbaal tadi udah sarapan dirumah hehe" jawab nya sopan.
"Ayolah Baal, kapan lagi makan sarapan buatan Bunda" ujar Bunda Eca sedikit memohon.
Iqbaal yang tidak enak hati pun akhirnya mau "Iya deh Bun, bol-"
Belum selesai Iqbaal berbicara, tiba – tiba seorang gadis dengan rambut dijedai turun dari tangga memotong kalimatnya, "Ga Bun, ga usah. Nanti kita telat lagi"
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Admirer (IDR)
FanfictionSebuah cerita yang direvisi kembali dari Instagram ke Wattpad. Dengan judul yang sama, alur yang sama, namun dengan jabaran cerita yang berbeda. Menceritakan sepasang sahabat kecil yang ternyata saling menyimpan perasaan lebih, seperti kagum namun a...