Lupa
Sebegitu mudahkah kau bisa lupa?
Dari sekian banyak kata yang dapat kau pilih saat itu,
Namun kau tetap memilih kata lupa.
Dulu, kita seperti sehelai kain sutra polos
Indah, suci, lembut, sempurna
Yang dulunya dibangun oleh titik-titik benang rindu
Yang dulu kau katakan tak dapat kau tahankan lagi
Bagaikan sebuah jarum tajam yang menusuk
Satu helai kain ke kain lainnya, sakit tapi aku tetap emnikmati rindu itu
Hingga kain sutra indah itu ada,
Kain yang akan kau balutkan diseluruh tubuhmu dengan perasaan suci dan ikhlas
Menjadikan suasana saat itu hangat, dan tenang
Namun sekarang kain itu sudah berubah menjadi sampah
Hatimu menggunakannya hanya saat kau kedinginan,
Yang kau biarkan membaluti tubuh kakumu
Sebelum matahari menyinari tubuh itu dan memberikan kehangatan,
Beberapa kali kau koyak-koyakkan kain indah itu
karena aku tau kau tak suka bangun di pagi hari
yang selanjutnya akan kau buang karena tak terpakai lagi,
namun masih sempat kau injak karena kesal dari hatimu setiap paginya
Dengan senyum setengah sisi ciri khasmu
