2~Berlawanan

208 8 0
                                    

Matahari pagi ini begitu cerah sekali, aku yang baru saja sampai di sekolah pun segera menuju ke kelas karena waktu sudah menunjukkan pukul 08.29 WITA sedangkan bel masuk akan berbunyi sekitar satu menit lagi.

Setiap pagi aku memang lebih suka lewat parkiran ketimbang lewat jalur utama. Karena dua hal, yang pertama:kebetulan jarak kelas ku lebih pendek jika melewati parkiran daripada jalur utama. Lagian aku tidak mau melewati gedung ipa yang dipenuhi dengan anak-anak unggulan katanya. Aku menganggap dunia kami berbeda, dunia ipa dan ips.
Dan yang kedua: yah seperti sekarang ini aku dapat mengetahui apakah Haikal sudah datang atau belum. Jika kalian bertanya aku tahu darimana maka akan ku jawab. Dengan cara memperhatikan apakah motornya sudah ada di parkiran atau belum.  Tentu saja aku tahu ciri-ciri motor Haikal meskipun banyak juga merek motor yang sama dengannya.

Ternyata ia sudah datang. Setelah sampai di depan kelas semua murid sudah masuk ke kelas karena bel masuk sudah dibunyikan. Tak lupa sebelum aku memasuki kelas mata ku celingak-celinguk ke arah seberang sana.  Tepatnya di gedung ipa, ya memang benar jika aku beranggapan dunia ipa dan ips itu benar-benar berbeda namun anehnya aku malah menyukai seseorang dari gedung ipa dan notabenenya ia adalah ketua osis di sekolah ini.

Dari arah jarum jam 10 di tempat aku berdiri sekarang, aku dapat melihat Bu Susan yang akan segera menuju ke kelas ku untuk memgawali pembelajaran pada hari ini. Aku segera masuk ke dalam kelas dan duduk di bangku ku yang bersebelahan dengan tempat duduk Mega. Dan tak lama kemudian Bu Susan pun masuk.

Jam istirahat sedang berlangsung, biasanya aku dan Mega akan menuju ke kantin belakang, namun saat ini Mega ingin membeli perlengkapan alat tulis dulu di koperasi yang di handel oleh guru-guru.

"Nisa! Mega! "Teriak Mitha dari seberang sana membuat ku menutup telinga karena s
Kelakuannya itu. Mitha juga adalah sahabat ku,kami sering makan bersama saat jam istirahat meskipun kami beda kelas. Ia kelas 12 Ipa 4.
"Kalian mau kemana?"Tanya Mitha saat sudah sampai di depan kelas ku.

"Ke koperasi "balas Mega.

"Yaudah sekalian aja gue ikut"sahut Mitha setelah itu kami menuju koperasi melewati ruang uks. Dari jendela ruang uks aku melihat ada Haikal di sana sedang duduk menghadap ke arah Mba Linda,perawat yang bertugas untuk menjaga ruang uks.

Setelah dari koperasi Mega mengajak ku ke uks. Mitha yang ikut-ikutan menarik ku ke uks pun aku hanya bisa pasrah mengikuti mereka berdua yang ku yakini sudah mempunyai rencana untuk ku. Entahlah itu.

"Halo Mbak Linda!"sapa Mega tak lupa dengan lambaian tangannya. Haikal pun yang mendengar suara cempreng Mega ikutan menoleh ke arah kami. Hingga akhirnya pandangan kami pun bertemu.

"Halo pak ketos terhormat"sapa Mega lagi diikuti dengan lambaian tangannya. Haikal hanya bisa tersenyum geli melihat tingkah sahabat ku itu.

"Udah lah Kal gak usah diladenin dia emang gitu anaknya"nyinyir mbak linda pada Mega,sedangkan mega hanya bisa menampilkan wajah merengutnya.
"Iya dia emang gitu orangnya Kal,anggap aja dia itu rumput yang bergoyang"ujar Mitha menambahkan aku hanya bisa terkekeh mendengar lelucon receh dari Mitha.

"Udah-udah ntar Haikal makin sakit lagi dengerin kalian ngoceh"ujar mbak Linda melerai. Jadi Haikal datang ke uks karena sakit?
"Bisa sakit juga ya lo kal? Gue kira gak"ujar Mega.

"Emang nya lo kira gue apaan? Superman? "Balas Haikal yang diikuti tawa oleh kami.

"Gak! Gue kira lo itu dedemit"sahut Mega lagi.

"Udah-udah"ujar mbak Linda lagi.

Sesampainya di kelas, kami sudah di sambut oleh Bu Fitri selaku wali kelas kami. Sedangkan Mitha sudah ke kelasnya terlebih dahulu sejak tadi. Aku terus memikirkan keadaan Haikal sewaktu di uks tadi,ternyata dia maagnya kambuh dan juga kelelahan akibat sibuk mengurus kegiatan osis.

Ingin sekali aku rasanya memberi dia semangat dan ucapan semoga segera sembuh namun, lagi dan lagi aku tak berani memulai pembicaraan dengannya. Bukan karena aku takut dia seram atau akan menggigitku namun karena gugup.

Itulah kekurangan ku, aku terlalu pendiam tidak seperti Mega dan Mitha yang aktif atau bisa mengekspresikan perasaannya begitu saja. Aku iri pada mereka yang percaya diri dengan apa yang mereka miliki. Tidak seperti ku yang sulit sekali untuk percaya diri di hadapan orang lain.

•••

Upacara pagi sedang dilaksanakan, aku dan Mega sebagai anggota pmr harus berjaga di belakang barisan peserta takut jika ada yang sakit ataupun pingsan selama upacara berlangsung.

Hingga pada pengujung upacara, pembawa acara akan mengumumkan siswa/siswi yang akan mendapatkan beasiswa di sekolah. Aku langsung bisa menebak bahwa Haikal juga pasti akan masuk ke dalam list tersebut.

Sesuai dugaan ku, Haikal masuk ke dalam list yang di sebutkan oleh salah satu guru kami.
Selain jabatannya sebagai ketua osis Haikal juga murid berprestasi di sekolah ku. Meskipun di dalam kesibukannya ia masih dapat mempertahankan prestasinya.

Sejak tadi aku berbicara dengan Caca dia juga anggota pmr dia dari kelas 12 ipa 2 satu kelas dengan Haikal. "Emn.. Ca gue mau nanya"ini kesempatan ku untuk menanyai tentang Haikal lebih jauh lagi.
"Murid yang pintar di kelas lo siapa aja? "Tanya ku alih-alih agar Caca tidak curiga padaku.

"Banyak "

"Iya. siapa aja?"tanya ku lagi. "Gladis, Nuna, sama Andra juga pintar"ujar Caca setengah mengingat.
Aku heran kenapa Haikal tidak ia sebutkan? Sampai akhirnya aku yang menyebutkan.

"Kalo Haikal? "Tanya ku pada akhirnya. "Wah-wah kenapa nih lo nanyain Haikal? Jangan-jangan lo suka ya sama dia? "Tanya ia balik membuat ku berfikir untuk segera memberikan alasan yang masuk akal.

"Gak kok. Gue cuma nanya aja. Gue dengar dari orang katanya Haikal itu lumayan pintar di kelas"ujar ku menyangkal.

"Oh itu sih gak usah ditanyain lagi. Dia itu emang murid pintar di kelas. Tapi sayang dianya sombong kalo gue nih contohnya, mau minta ajarin matematika eh dianya malah gak mau. Kan sebel banget tuh"ujar Caca sedikit menggerutu. Aku hanya mengangguk mengiyakan semua ucapannya.

"Di kelas lo yang pintar matematika siapa? "Tanya ku.

"Haikal"

"Bahasa inggris? "

"Haikal"

"Biologi? "

"Haikal"

"Fisika? "

"Haikal"

"Emn.. Kimia? "

"Haikal juga"

"Dia bisa semuanya ya kayaknya"ucapku diiringi kekehan.

"Ntar dulu, lo jujur deh sama gue lo suka kan sama Haikal makanya lo nanyain soal dia terus dari tadi"skakmat.

"Gak kok, beneran"balas ku cepat.

"Udah bilang aja jangan bener ya kalo lo itu pacaran sama dia"hah? Pacaran? Aku terkejut mendengar ucapan Caca barusan.

"Kata siapa?"Tanya ku lagi penasaran.

"Ya ada aja yang bilang kalo lo sama Haikal itu pacaran ato jangan-jangan bener ya kalo haikal itu suka sama lo"
Ujarnya lagi histeris. Saat itu juga jantung ku berdegup secara abnormal mendengar semua ocehan yang di ucapkan oleh Caca baru saja.

Ketika mimpi dan harapanmu selama ini menjadi kenyataan. Apa yang akan kamu lakukan setelah itu?

Diaries Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang