1~Matahari dan Bintang

106 3 0
                                    

Pagi ini kaki ku melangkah menuju kelas XI IPA 2 yaitu kelas ku. Yang letaknya berada di ujung sekolah dekat dengan kantin dan perpustakaan. Entah mengapa beberapa hari terakhir ini hati ku terasa hampa.

Setiap paginya saat aku melewati lapangan basket. Aku selalu menoleh ke arah jarum jam tiga. Berharap kelas itu kembali ramai lagi dan aku dapat melihat seseorang dari balik jendela itu.

Mata ku masih menyoroti jendela kelas itu yang sekarang selalu tertutupi oleh gorden berwarna hijau muda. Tak jarang tiba-tiba air mata ku sudah mengepul di pelupuk mata namun segera ku hapus agar orang lain tak menatap ku dengan tatapan aneh.

Sepertinya pagi ini aku datang terlalu cepat buktinya saja rak sepatu di depan kelas ku belum penuh bahkan hanya 2-3 pasang sepatu yang ada di sana. Setelah meletakkan sepatu di rak. Aku memilih untuk segera masuk ke dalam kelas.

•••

Jam istirahat sedang berlangsung setelah tiga menit yang lalu bel dibunyikan. Biasanya aku dan teman-teman sering makan di kantin dekat dengan kelas ku. Namun, kali ini aku memilih tidak ikut.

Sejak tadi mata ku tidak dapat lepas dari pintu kelas di seberang sana. Pintu yang selalu tertutup dua minggu terakhir ini. Aku selalu berharap pintu itu akan terbuka lagi dan kembali ramai bukannya sepi seperti ini.
Pintu kelas yang selalu ku nantikan saat jam istirahat berlangsung. Berharap seseorang yang ku tunggu keluar dari kelasnya untuk menuju ke kantin.

Kantin adalah tempat favorit ku saat jam istirahat berlangsung karena di sana lah aku dapat melihatnya. Tersenyum dengan lesung pipi andalannya, siapa pun yang melihatnya akan berdecak kagum.

Seandainya saja waktu  bisa terulang kembali. Waktu dimana aku dapat melihatnya setiap hari saat berada di sekolah.

Flashback

Jam istirahat ketiga sedang berlangsung namun di luar kelas sepi sekali mungkin hanya ada beberapa anak saja yang keluar untuk sekedar mengobrol dengan temannya di luar kelas atau pergi ke kantin untuk mengisi perut mereka.

Aku lebih memilih duduk di depan kelas bersama teman-teman lainnya. Sekedar mengobrol atau bercanda.
Hingga segerombolan kakak kelas dari gedung 12 ipa melewati depan kelas kami. Bisa ku tebak mereka kelas XII MIPA 1 yang terkenal dengan cogan-cogannya.

"Apa Ren?!! Lo mau minta pin bbm Kak Ezra! "Tiba-tiba saja Lisa berteriak seperti itu saat segerombolan Ka Ezra berada tepat di depan kelas ku. 

Bisa ku lihat segerombolan kakak kelas itu menoleh ke arah kami, termasuk Ka Ezra. Sontak,kedua mataku  melotot ke arah Lisa yang saat ini hanya bisa menyengir memperlihatkan deretan giginya.
Saat mereka sudah tidak terlihat lagi ku cubit lengan kanan Lisa hingga ia mengaduh kesakitan.

Flashback end

Begitulah kejadian yang membawa ku pada perasaan ini. Padahal aku tahu dia siapa sejak kelas 10 tapi mengapa perasaan ini muncul disaat-saat terakhir masa SMA-nya.

Aku merindukan dia. Meskipun aku tahu dia terlalu mustahil untuk ku miliki. Sebab, dia bagaikan matahari yang bersinar sangat terang di langit biru, sedangkan aku? Hanyalah bintang yang cahayanya redup diantara Bintang yang lain.

Apakah Matahari secerah Kak Ezra bisa melihat Bintang redup seperti ku?

Diaries Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang