Di kota emak yang dikelilingi taman tanaman hijau
Emak mengubur bibit-bibit kecil,
Agar kelak, anak sulungnya mau membangun kebun itu hingga tetap berdiri
Menghidupkan kunang-kunang mimpi emak yang disemai dengan jari gemetar geliDi kota emak yang dikerumuni gedung-gedung pencakar,
Emak meninggikan tempat-tempat ibadah di setiap sudut persimpangan
Menjaganya agar kekal waktu
Untuk anak-anaknya yang kerap tertidur pulas, tidak mendengar cuitannyaDi kota emak yang dihidupkan gerobak-gerobak pedagang kaki lima,
Emak membagikan karung-karung kasih sayang pada sungai belantara kotor yang mengasihani figur yang lebih menyedihkan, padahal mereka sama
Agar anak-anaknya kelak sempat susun istana tua kesejahteraan untuk orang-orang susah yang tidak pernah dimengerti pemerintahDi kota emak tidak ada rindu terbuang,
Melainkan jiwanya yang tetap abadiKudus, 20 Juli 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Jejak Diksi
PoetryPeraturan tentang kehilangan, perasaan yang tidak abadi, gulana hidup dan kebebasan.