Chapter : 2 -No Rejection-

343 28 0
                                    

Sooyeong tengah duduk di tepi ranjangnya. Jam dinding telah menunjukan pukul 02.00 p.m. Ia masih duduk sambil terus berpikir keras. Kejadian kemarin sungguh mengganggu aktifitasnya hari ini. Ya, kejadian disaat Yoongi mengatakan kata hadiah untuknya. "Hadiah? Aku tahu Yoongi bukan orang yang romantis. Mungkin saja ia akan mengerjaiku." gumannya.

Sooyeong kemudian beranjak dan menuju dapur. Ia mengambil sebungkus ramen kemudian memasaknya. Entah kenapa tapi ia sekarang sangat lapar. Mungkin karena efek sejak pagi tidak ada asupan makanan yang masuk ke perutnya.

1 jam kemudian.

Sooyeong terus membuka dan menutup ponselnya itu. Entah sudah ke berapa kalinya ia melakukan hal itu. Sebenarnya ia akan menelepon kakaknya -Hyunjin- untuk menemaninya pergi ke tempat ice skating namun ia kembali memikirkan fakta bahwa kakaknya itu pasti sibuk dengan pekerjaanya. Akhirnya ia mengurungkan niatnya dan lebih memilih untuk berjalan-jalan sendirian di sekitar apartemen.

Sekarang Sooyeong tengah berjalan keluar dari gedung apartemen. Ia berniat pergi untuk merilekskan matanya yang lelah akibat terus menatap tulisan-tulisan. Namun niatnya terhenti kala ia menemukan sosok namja yang sangat dikenalnya itu tengah berjalan menghampirinya. Namja itu tak lain adalah Yoongi. Yoongi berjalan dengan wajah dinginnya menghampiri Sooyeong yang terdiam.

"Ttarawa!" ucap Yoongi ketika berhenti tepat di depan Sooyeong. Setelahnya ia langsung melengos pergi berharap Sooyeong mengikutinya. Namun langkahnya terhenti ketika tidak mendengar langkah kaki di belakangnya. Ia berbalik dan mendapati Sooyeong yang masih diam disana.

"Apa kamu tuli huh? Ayo!" teriak Yoongi sarkastis.

Hening. Sooyeong masih diam tak berniat menjawabnya. Yoongi yang sudah tidak sabaran pun kembali dan menarik Sooyeong dengan paksa. "Kita mau kemana?" tanya Sooyeong sambil sedikit meringis kesakitan ketika merasakan ada rasa nyeri di pergelangan tangannya akibat cekalan tangan Yoongi yang kuat.

Yoongi masih saja menarik Sooyeong dengan paksa. Semua orang di sekitar mereka pun menatap aneh mereka. Ya, bagaimana tidak? Seorang namja tengah menarik yeoja dengan paksa? Setelah cukup lama akhirnya Yoongi memberhentikan langkahnya di depan sebuah restauran. Ia membawa masuk Sooyeong ke tempat itu. Ia kemudian mendudukan Sooyeong di kursi paling dekat dengan pintu keluar. "Tunggu disini!" perintahnya kemudian pergi meninggalkan Sooyeong.

"Yoongi gila! Sial! Tanganku memerah karenanya!" gerutu Sooyeong sambil mengamati bekas merah yang ada di pergelangan tangannya. Sooyeong kemudian mengedarkan pandangannya ke segala penjuru di restauran itu. Sepi. Itulah kalimat yang cocok untuk situasi saat itu. Apa karena makanannya tidak enak jadi sepi pelanggan? Entahlah Sooyeong tak mau ambil pusing tentang itu.

"Nona!" Sooyeong pun mendongak kala ada seseorang memanggilnya.

"Saya disuruh memberikan ini!" ujar seorang yeoja dengan rambut tergerai lurus berwarna pirang itu sambil memberikan sebuah kotak yang tidak terlalu besar padanya.

Alis Sooyeong bertaut tak paham apa maksud yeoja itu. Ia memandangi kotak yang berwarna hitam dengan pita putih di atasnya lamat. Sepintas ia teringat akan ucapan Yoongi tentang hadiah. Apa itu hadiah yang Yoongi ucapkan? "Dari siapa?" tanya Sooyeong.

"Ini kartu namanya!" jawab yeoja itu lagi sambil memberikan kartu nama pada Sooyeong. Setelahnya yeoja itu menunduk sopan kemudian undur diri.

Sooyeong pun membaca kartu itu. Dan seketika juga matanya terbelalak kaget. "Kim Seokjin, apa dia masih hidup? Untuk apa dia memberikan ini padaku?" kaget Sooyeong.

"Apa itu?"

Sooyeong mendongak dan mendapati Yoongi yang tengah berdiri di depannya sambil menunjuk kotak berwarna hitam itu. Sooyeong hanya menggeleng menjawabnya.

I Deal ScenarioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang