Chapter : 10 -Story & Confession-

184 21 2
                                    

Sooyeong tengah membolak balikan tubuhnya di kasur empuknya itu. Entah sudah keberapa kalinya dirinya memejamkan mata namun kembali terbuka. Masalah yang seperti sedang disembunyikan darinya itu lah yang menjadi topik terbesar di kepalanya.

Yah Sooyeong sangat penasaran dengan hal itu. Apa sih yang sedang mereka lakukan? Jungkook, Hyunjin oppa, Yoongi, dan yang lainnya seperti menyembunyikan sesuatu dariku! Tapi apa? Masalah Jin oppa kah? Batin Sooyeong terus mencari jawaban tentang pertanyaanya itu. Sampai saat ia masih bergelut dengan pikirannya pintu kamarnya diketuk dari luar membuatnya mau tak mau beranjak dan membukanya.

Cklek

Begitu pintu dibuka tiba-tiba saja ada sebuah tangan yang menariknya keluar dan langsung memeluknya. Bahkan Sooyeong belum sempat melihat siapa orang itu. Dapat ia yakini jika dia adalah laki-laki, itu tertebak dari tangannya yang berotot. Sooyeong menghirup dalam-dalam aroma orang yang tengah memeluknya erat ini. Maskulin dan mint, ya dengan mudah sekali ia menebak kalau dia Yoongi.

Sooyeong tak berniat melepas pelukan itu walaupun dirinya belum tahu kenapa namja di depannya memeluknya. Yang ia rasakan saat ini adalah kenyamanan. Ya, pelukan Yoongi memang selalu nyaman bagi Sooyeong. Beberapa menit mereka saling berpelukan tanpa ada yang berbicara. Hanya degup jantunglah yang samar-samar terdengar di telinga Sooyeong. Kencang bahkan sangat kencang terdengar. Apa Yoongi habis berlari? Batinnya.

Akhirnya Yoongi melepas pelukan itu dan langsung menangkup pipi Sooyeong membuat bibir sang empunya mengerecut. "Kyeopta," ujar Yoongi sambil terkikik geli.

"Hei ada apa?" tanya Sooyeong bingung dengan perlakuan Yoongi yang tidak biasa itu.

"Gwaenchana?" tanya Yoongi dengan wajah seriusnya. Dan jangan lupa juga tangannya yang telah berpindah ke bahu Sooyeong.

"Kamu itu kenapa sih? Aneh!" Sooyeong masih belum mengerti maksud Yoongi.

Yoongi menghembuskan nafasnya lega. "Hyunjin hyung bilang kamu sedang sakit dan hal itu karenaku. Dia bilang kalau aku tak menyembuhkanmu maka dia akan melakukan suatu hal yang mengerikan padaku." jelas Yoongi.

Sooyeong pun langsung tertawa mendengar penjelasan Yoongi itu. Mana mungkin Yoongi bisa ditipu begitu mudahnya oleh kakaknya? Ia tak habis pikir kenapa hal itu bisa terjadi. "Kamu memang bodoh!" ejek Sooyeong kemudian langsung kedapur berniat mengambil air minum.

Yoongi langsung saja melayangkan tatapan dead glare-nya pada Sooyeong yang seakan tak takut lagi pada dirinya itu. Ia berdecak sebal setelah mengetahui kalau Hyunjin berbohong padanya. Ia kemudian ikut kedapur menyusul Sooyeong.

"Waeyo? Kamu khawatir kalau aku sakit ya?" goda Sooyeong sambil mengaduk secangkir teh hangat.

Yoongi terlihat gelisah atas pertanyaan Sooyeong itu. Yah walaupun raut kehkawatiran jelas tergambar di wajahnya tapi, "Tidak. Kenapa harus aku melakukan hal bodoh itu." elaknya.

Sooyeong hanya terkekeh mendengar elakan Yoongi itu. Sooyeong memang sudah tahu kalau sebenarnya Yoongi khawatir padanya. Walaupun wajah Yoongi kerap kali datar namun Sooyeong dapat membedakan mana yang bohong dan mana yang tidak. Menggodanya mengasikan juga! Batin Sooyeong berteriak girang.

Sooyeong kemudian menyodorkan teh itu ke Yoongi yang sudah duduk di depannya sambil menopang dagunya dengan tangan kiri dan tangan kanannya berkutat pada ponsel. "Teh hangat untukmu! Kamu pasti kedinginan!" ujar Sooyeong.

Yoongi pun menurunkan tangan kirinya dan meletakan ponselnya di meja kemudian segera meminum teh itu. Ia tersenyum setelah meneguk teh, "Terima kasih." ucapnya.

I Deal ScenarioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang