5

195 14 0
                                    




"Ya ampun bagus banget Bimaaaaaa!" pekik Karin riang.

Matahari bersinar cerah, cuaca yang sangat mendukung untuk piknik romantis Bima-Karin hari ini.

Bima ikut tersenyum senang melihat Karin yang kegirangan seperti ini. Akhirnya ia dapat membuat Karin-nya kembali.

"Liat sini dong Rin!" seru Bima, menjepret Karin yang bergerak bebas di antara bunga-bunga matahari yang indah ini.

"Mana coba liat," Karin mendekati Bima yang sibuk dengan kameranya. "Cantik ga Bim?"

"Pake nanya lagi," goda Bima, membuat Karin memukul bahunya gemas.

"Ayo sini gantian aku fotoin kamu," Karin mendorong Bima untuk berpose.

"Say cheese!"
















*


















"Kamu duduk sini aja, aku beliin minum." pesan Bima sambil memakaikan topinya kepada Karin yang wajahnya udah memerah karena kepanasan.

Saking senengnya, Karin tidak peduli dengan matahari yang semakin terik. Sampai akhirnya Bima menariknya untuk duduk di pondok kecil untuk meneduh.

Karin hanya mengangguk kecil dan tersenyum memandangi kepergian pacarnya itu.

Dengan langkah santai Bima menuju kios yang menjual makanan dan minuman di arah pintu masuk.

"Mas minta air mineralnya dua botol." ujarnya kepada penjual, ia menyodorkan uang dan menerima botol minumannya.

Iseng Bima membuka handphonenya untuk mengupload foto di Instagram. Tapi saat membuka home, matanya tertuju pada postingan Marsha 5 menit yang lalu.



 Tapi saat membuka home, matanya tertuju pada postingan Marsha 5 menit yang lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Entah kenapa membuat Bima menyernyitkan dahi dan tanpa pikir panjang menelepon gadis itu.

"Kenapa Sha?"

"Kenapa gimana Bim?"

"Kamu ga papa?"

"Ga papa, ih kamu kenapa sih mendadak nanya gitu?" Marsha ketawa pelan, tapi dari suaranya Bima tau gadis ini sedang ada masalah.

"Kamu berantem sama Ditto?" akhirnya ia to the point aja, "Aku habis liat caption kamu."

"He he he peka banget sih Mas Bim. Gapapa kok ribut kecil aja. Biasa, namanya aja orang pacaran."

Bima menghela nafas tak puas, "Kamu hutang cerita sama aku."

"Ga ada yang perlu diceritain Bim, ga penting. Ha ha." Marsha masih berusaha tertawa, walau terdengar getir di telinga Bima.

"Eh bukannya kamu lagi kencan di taman bunga. Sana ih, kok malah nelponin aku." tegur gadis itu halus, membuat Bima kembali tersadar akan Karin yang sedang menunggu minuman.

"Oh ya udah, aku tutup ya. Jangan sedih sendiri Sha, kamu punya temen buat cerita." ucap cowok itu akhirnya.

Marsha terdiam sesaat, "Iya Bim, tenang. Aku bukannya cewek lemah kok. Selo."

"Oke, take care." putus Bima akhirnya.

Karena merasa tidak puas dengan jawaban Marsha tadi, akhirnya cowok itu menge-chat sahabatnya.


Git, tolong temenin Marsha.



Ia menghela nafas, terdiam untuk berpikir. Kenapa juga ia peduli gini sama Marsha?













*













"Beli minumnya di mana boss, lama bener." protes Karin, ketika akhirnya Bima muncul kembali.

"Maaf Rin, tadi aku sekalian ke toilet." cowok itu membukakan minum Karin, dan langsung di teguk cepat oleh gadis itu sampai airnya tumpah sedikit.

Bima tertawa, "Ceroboh bener sih kamu, kayak Githa."

Ia mengeluarkan sapu tangan dan mengelap bibir dan dagu karin yang basah.

"Bim, aku kapan dikenalin ke Githa dan yang lain?" pertanyaan Karin yang tiba-tiba itu membuat Bima tersentak.

"Nanti ya Rin, pasti aku kenalin."

Seperti biasa, selalu itu jawaban yang keluar dari mulut Bima. Sejak setahun yang lalu.








*    

[4] EVERYDAY ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang