"Tumben kesini Sha?"
Marsha mendengus, bukannya seneng, yang keluar dari mulut Ditto malah pertanyaan menyebalkan seperti itu.
Ya kenapa sih kalo Marsha kesini? Kan Marsha pacarnya Ditto.
Cuma ngingetin kalo Ditto lupa.
Tapi yang keluar dari mulut Marsha malah, "Ya gapapa. Mau nganter minum." gadis itu mengulurkan pocari sweat dingin ke arah pacarnya itu.
Ditto mengelap keringatnya yang menetes deras, nafasnya ngos-ngosan. Tapi membuatnya tampak tampan di mata Marsha.
"Kak Ditto ini handuknya," seorang gadis menghampiri mereka.
Marsha menatap gadis itu dengan pandangan tak terbaca. Oh ini si manajer baru.
"Oh iya makasih Nin."
Dengan cepat tangan Marsha menerima uluran handuk dari gadis manajer, dan mengelap keringat Ditto.
Cowok itu terkekeh, mulai sadar kalo Marsha cemburu.
Anindhieta, si manajer baru, menatap pasangan itu kikuk. Ia mundur perlahan, ingin pergi tapi Ditto menahan.
"Tunggu Nin, kenalin dulu ini Marsha." ucap cowok itu santai.
"Halo kak, aku Anien, manajar baru tim soccer." dengan takut-takut gadis itu mengulurkan tangannya yang segera disambut oleh Marsha.
"Halo, aku Marsha, pacarnya Ditto."
*
"Minggu ini ada waktu?" tanya Bima menatap gadis di hadapannya yang sibuk membolak-balik menu restaurant.
"Ehm, kebetulan free sih. Kenapa?"
"Nge-date yuk?"
"Lah ini kan kita lagi nge-date?" tanya Karin menatap Bima polos.
Bima mengusap rambutnya, "Nge-date pergi refreshing, bukan cuma sekedar makan siang pulang sekolah gini Rin."
Karin terkekeh geli, "Ya udah ayok deh."
Bima menggenggam tangan Karin, "Gitu dong ketawa, kan lebih cantik daripada cemberut." godanya.
"Dih apa sih geli tau ga!"desis Karin, tapi tetap tertawa lebar.
Kayaknya Bima beneran usaha memperbaiki hubungannya dengan Karin.
*
"Kenapa Bim?" tanya Marsha me-loudspeaker hapenya. Ia lagi mengerjakan peer matematika ketika Bima menelepon malam ini.
"Sha ada rekomendasi tempat ngedate romantis ga?"
Marsha tertawa, "Cie udah beneran baikan nih?"
"On progress Sha, makanya bantuin cari ide dong. Kalo bisa tempat yang bisa bikin mood dia bagus terus."
Marsha terdiam, berpikir tempat apa yang menarik buat kencan.
"Ada sih satu tempat yang bagus Bim, tapi aku gatau sesuai sama selera Karin apa enggak."
"Dimana Sha?"
"Taman Matahari. Bulan ini lagi bagus-bagusnya karena waktunya mereka mekar." Marsha meringis, teringat beberapa hari yang lalu ia mencoba mengajak Ditto ke taman itu.
Tapi Ditto menolak dengan alasan turnamen udah dekat. Ia sebagai Kapten harus giat berlatih.
"Bentar aku browsing dulu."
"Oke." respon Marsha, kembali fokus dengan bukunya. Laptopnya yang sedang memutar lagu berhenti karena ada panggilan skype dari Ditto.
"Eh, Ditto ngajak video call nih, jangan bersuara ya Bim." ujar Marsha, lalu mengangkat telepon pacarnya itu.
Padahal bisa aja dia matiin telponnya Bima kan, tapi entah kenapa otak sama hati ga sinkron.
*
KAMU SEDANG MEMBACA
[4] EVERYDAY ✔
Teen Fiction*BOOK FOUR* Story about Bima, biar ga dikira jomblo ngenes ? Start April, 28th 2018 End, June, 5th 2018 ☺ #altheaseries