10

199 18 0
                                    







"Azkaaa jajanin dumdum ya ya ya ya?" rengek Githa sambil menarik-narik tangan Azka yang gemas ingin mencubit pipi gadis ini.

Githa ini, kalo di sekolah covernya cuek dan tomboy. Padahal aslinya manja banget deh, orang naik angkot aja ga berani. Apalagi kalo lagi sama Azka, manjanya bisa berkali-kali lipat.

Untung sayang.

Eh gimana? Gimana?

"Iya, iya bawel," Azka menarik tangan Githa untuk mendatangi stand thai tea kesukaan gadis itu.

Namun, langkahnya mendadak terhenti ketika matanya tak sengaja menangkap sesosok gadis yang mirip dengan pacar sahabatnya sedang duduk manja bersama seorang cowok yang jelas banget bukan Bima.

"Karin?" ceplosnya spontan.

"Hah? Karin siapa?"

"Ya Karin pacar Bima lah, emang Karin mana lagi!" tukas Azka gemas, tak menyadari kalo Githa belum tahu apa-apa.

"HAH? PACAR BIMA?"


















*


















"Satu tahun Bim? Hebat!" decak Githa marah, menatap Bima dengan pandangan mengintimidasi.

Shaka menguap tak peduli, walaupun posisinya juga sama seperti Githa. Tak tahu menahu tentang pacar misterius Bima ini.

Oh iya, Shaka ini salah satu sahabat Bima sedari kecil seperti Githa dan Azka.

Bima hanya menunduk pasrah, terduduk lemas setelah melihat foto Karin dan cowok yang tempo hari membonceng gadis itu di depan mata Bima.

"Sttt diem dulu, kamu ga liat Bima lagi sedih." tegur Azka, menarik tangan Githa untuk duduk di sampingnya.

Sebab, sedari tadi gadis itu berdiri bolak-balik, menggerutu mengapa mengetahui kalo Bima punya pacar justru karena ia memergoki gadis itu tengah berselingkuh.

"Mungkin dia lagi kerja kelompok sama cowok itu di mall." ucap Bima akhirnya.

"Kerja kelompok berdua doang???" pekik Githa tertahan.

Azka juga melengos malas, mulai lagi deh Bima dan segala pikiran positifnya.

"Aku ga liat mereka bawa buku tuh, mejanya bersih cuma ada makanan. Coba liatin deh Ka, siapa tau mata aku rabun." kata Githa sarkas.

"Mata batin Bima kali yang rabun," tambah Azka nyinyir.

Memang kedua orang ini benar-benar cocok. Sedangkan Shaka hanya menatap mereka datar.

Like always.

"Terus harus gimana?" tanya Bima putus asa.

"Datengin lah goblok." itu Shaka yang buka suara, diiringi tatapan takjub Githa dan Azka.

"Jangan jadi pengecut, selesain pake cara cowok."

Githa dan Azka kini kompak bertepuk tangan, sambil bersiul.

"Oke deh, aku kerumahnya malem ini."

"Nah itu baru Bima sahabat aku!" Githa menepuk-nepuk bahu Bima bangga.

Bima tersenyum kecil, "Makasih ya Git. Dan sorry kamu baru tahu dari kejadian ga enak ini."

"Alah santai, aku tahu kamu punya alasan Bim." ucap gadis itu tulus.

"Udah ga usah drama," Azka menarik kunciran rambut Githa sampai lepas dan rambut gadis itu tergerai sempurna.

"AZKAAAA!" Githa mulai mengejar cowok bandel itu dan membanjirinya dengan cubitan kesal.

"Yah mulai lagi deh," keluh Shaka.














*    

Cerita tentang azka-githa-shaka bisa dibaca di book one SEVENTEEN ya 😋

Tentang shaka juga ada di book two STARLIGHT 🌠

[4] EVERYDAY ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang