PART XXXV: Perasaan

650 38 0
                                    

Alvin membuka lacinya dan mengambil sebuah buku yang dikenali mereka semua sebagai buku desainnya alvin. alvin meletakkannya di depan agni. Yang lain langsung mendekat, melihat ingin tahu.

Agni membukanya, matanya membelalak begitu melihat title bukunya. "wedding's rings?" baca mereka bersamaan. Alvin tidak merespon apapun.

"maksudnya?" tanya agni.

"gak perlu gue jelasin juga lo udah tau kan?" alvin menatap agni.

Agni mengernyitkan keningnya. "kapan?" tanyanya tidak terima. Shilla, dea, dan ify memandang keduanya bergantian, tidak mengerti apa yang sedang dibicarakan keduanya.

"abis lulus," jawab alvin tenang. Dia terus menatap agni yang menghindari tatapannya dan membuka-buka halaman buku, melihat-lihat.

Gak pernah, sekalipun, alvin bosan memandangi agni. Baginya, dari sejak pertama mereka bertemu, ditunangkan, dan melewati hari-hari selanjutnya, agni tetap sama, sempurna di matanya. Semua, semua yang ada pada diri agni, begitu menyita perhatiannya, begitu menarik dirinya. Membuat matanya selalu mengarah pada agni. Dia ingin, agni terus bersamanya, menemaninya, dan menjadi miliknya selamanya.

Posesif, mungkin itu kata yang pas untuk menggambarkan alvin sekarang. Salah memang bila ia terlalu menginginkan agni di dekatnya. Namun dia juga tak bisa mengelak dari keinginannya itu, dia, ingin slalu, mendekap agni dalam peluknya, membuat agni tak bisa lepas dari dirinya, dan slalu bersamanya.

"gue udah bilang kan? gue gak mau!" tolaknya.

"ada apaan sih?" tanya dea.

"gak bisa! Gue udah bilang ke mereka!" balas alvin dengan senyum penuh kemenangan.

"kok lo gak bilang ke gue sih?!" kata agni kesal.

"kalo bilang ke lo bisa-bisa gak bakal selesai ngomonginnya!" agni menutup bukunya dan menghempaskan badannya ke sandaran kursi. Bete banget dia sama alvin.

"helloww.. ada apa ini?" tanya ify bingung.

"lo gak baca titlenya?!" kata alvin kesal. Ketiganya membelalakkan matanya lalu menunjuk alvin dan agni bergantian dengan raut wajah tidak percaya.

"lo sama agni mau married abis lulus?" tanya shilla masih tidak percaya. Alvin mengangguk cepat.

"wah! gila lo kak! ngebet married amat lo!" seru ify.

"si agninya gak setuju tuh! Gimana dong?" tanya dea.

"sekarang aja dia gak setuju, tapi lama-lama juga dia setuju!" jawab alvin. dia masih terus memandangi agni. Dia gak mau nanti agni beralih dari dirinya. Secepatnya, agni harus segera menjadi miliknya. Karna dia, gak akan sanggup melewati hari-hari selanjutnya, tanpa agni, disisinya.

"napa lo liat-liat!" seru agni sewot. Risih dia diliatin mulu.

"cantik, lo cantik ag, cantik banget," jawab alvin jujur.

"wihh.. tuh kan ag! Lo berdua tuh bikin ngiri banget tau! rio aja jarang muji-muji gue," kata shilla.

"gue gak minta dipuji!" timpal agni.

"gue sayang banget sama lo ag, gue suka semua yang ada di diri lo. lo unik, lo beda, lo sempurna ag. Gue yakin, lo cewek terbaik yang pernah gue temuin," puji alvin lagi. Dia gak peduli ada shilla, dea, ataupun ify disana.

'gue sayang sama lo', kalimat yang slalu diucapkan alvin setiap hari pada agni. Meskipun agni sudah mendengarnya puluhan kali, dia gak pernah sekali pun bosan. Malahan, rasa sayangnya semakin berlipat ganda pada alvin. dia tidak peduli dengan kelemahan alvin, dia akan menerimanya, apapun itu. Baginya, alvin sudah menjadi bagian dari dirinya, yang gak boleh hilang, dan gak boleh jauh dari dirinya.

Hasinuda In LoveWhere stories live. Discover now