Alvin duduk diatas meja agni. Daritadi dia melihat agni murung terus. dia jadi takut kalo agni diem.
"ag, lo kok gak senyum senyum sih daritadi?" tanya alvin heran.
"elonya gak senyum juga, gue ikutan," balas agni. Ia menggenggam tangan alvin. alvin menepuk-nepuk kepala agni pelan.
"nih, gue senyum ya, tapi lo ikutan senyum," alvin memaksakan senyumnya.
"gak mau! Lo senyumnya maksa sih! Senyum tuh yang bener," balas agni ketus.
"gak bisa ag, gue gak bisa senyum lagi, gak tau kenapa," kata alvin menunduk. Dia juga bingung, kenapa dia jadi gak bisa senyum kayak biasa lagi. Senyumnya hanya tipis, tipis sekali, sekalipun dia memaksakan senyumnya, tetap tak bisa.
Agni menatap alvin. dia kangen dengan senyum alvin, bagaimanapun caranya, dia harus membuat alvin kembali seperti dulu. Agni menarik sebuah kursi. "duduk disini aja vin," katanya. Alvin menurutinya.
"kepala lo masih sering sakit?" alvin menggeleng. Agni tahu alvin bohong. "kenapa sih vin, lo gak jujur sama gue? gue cewek lo vin, harusnya kalo lo kenapa-napa lo bilang ke gue," kata agni khawatir.
Alvin menghela napas. Ia bersandar dan menutup mukanya dengan satu telapak tangannya. "gue gak tau ag, kenapa gue jadi berubah gini, gue jadi gak bisa senyum lagi, gue gak bisa manja lagi, gue gak bisa ketawa lagi, gue gak bisa manggil lo sayang lagi," alvin berhenti sejenak. Agni menatapnya kasihan. Perih sekali melihat alvin jadi lemah begini. Dia jadi ingin menangis. Dia saja yang mendengarnya begitu tertekan, apalagi alvin, yang merasakannya.
"gue gak tau kenapa gue jadi lebih sensitif dan gampang marah sekarang, gue kenapa sih?!!" alvin ingin sekali mencabik-cabik hatinya kalau dia bisa. Kenapa ini semua jadi begitu menyiksa dirinya? Kenapa semuanya jadi begini? Apa yang terjadi padanya? Alvin mengepalkan kedua tangannya dan memukul meja keras-keras. Ia tidak bisa meluapkan semua emosinya. "gue pergi dulu ag," katanya getir.
Agni menahan tangan alvin. "gue ikut," katanya.
"gak usah, gue takut ngebahayain lo," balas alvin dan segera berlari ke luar kelas. Agni mengejarnya. Ia penasaran dengan apa yang dilakukan alvin.
Alvin sampai di depan mobilnya. "lo mau kemana?" tanya agni, mengambil kunci mobil alvin dengan cepat.
"balikin, gue mau pergi dulu, ntar balik lagi, balikin," alvin mengulurkan tangan meminta kunci mobilnya.
"kalo lo mau pergi, harus bareng gue!" agni menatap alvin tajam.
"yaudah, mana sini! masuk!" agni segera mengembalikan kunci mobil dan duduk disamping alvin.
"hhh.. gue mau ngebut, nanti lo kenapa-napa lagi," katanya khawatir.
"gak papa, gue juga biasa ngebut, udah cepetan," kata agni.
Alvin segera menjalankan mobilnya sampai ke gerbang. Mobilnya masih berjalan pelan sampai situ, tapi begitu sudah keluar, alvin langsung ngebut dengan kecepatan 200, gak mungkin dia ngebut banget kalo bawa agni. agni yang sudah biasa ngebut dengan kecepatan tinggi hanya biasa saja. Untung jalanan di sekolah mereka sepi, khusus untuk murid sekolah ini saja, makanya alvin ngebut pun tak masalah.
Alvin berhenti di suatu tempat. Tempat yang selalu ia datangi. Agni melihatnya kagum. "keren," komentarnya. Alvin berjalan ke dataran yang dibuat tinggi, agni mengikutinya. Agni duduk disana, alvin meletakkan kepalanya di pangkuan agni. Ia menekuk satu kakinya, dan yang satunya diluruskan. Agni mengusap-usap rambut alvin, tangannya yang lain ia letakkan di dada alvin.
"gue biasa ngebut dan dateng kesini setiap gue lagi emosi, gak ada yang tau tempat ini selain lo dan gue. gue gak mau orang lain tau tempat ini, lo gak akan ngasihtau tempat ini kan?" tanya alvin. ia menatap agni. Agni mengangguk. Agni membiarkan alvin terus bercerita tentang dirinya.
YOU ARE READING
Hasinuda In Love
Teen FictionHasinuda In Love Karya : Kerin Augustin NOTE : Tulisan ini murni milik Kerin Augustin. Tidak ada penambahan, perubahan atau pengurangan huruf sama sekali. Jika ada kesalahan dalam penulisan dan sebagainya maka itu murni dari sang pengarang. Kami tid...