Bila ada satu nama kurindu, slalu sebutkan dirimu ... Seperti bintang indah matamu, andaikan sinarnya untuk aku... Seperti ombak debar jantungku, menanti jawabanmu...
*yovie & nuno – seperti bintang*
-Jakarta, 06 Mei 2013 Pukul 22.30-
“Enam tahun Ali. Enam tahun kamu pergi. Pergi ninggalin aku. Ninggalin semua tentang kita. Kamu kemana Ali? Aku kangen kamu. Apa kamu ngga kangen aku? Apa aku ngga ada artinya buat kamu? Apa kamu tahu? Kamu bikin aku gila Ali. Lihat aja sekarang, aku ngobrol sama selembar foto. Kurang gila apa aku? Ali, dimanapun kamu sekarang, aku pengen kamu tahu, sampai saat ini aku masih cinta kamu. “
Tetes airmata turun membasahi pipi Prilly, mengiringi semua keluh kesahnya yang selama enam tahun ini hanya bisa ia curahkan pada selembar foto. Foto dirinya bersama Ali, Sahabat yang ia cintai. Yang sekarang entah dimana.
“Kamu tahu Ali, mungkin ini yang namanya cinta, Sekuat apapun aku berusaha lupain kamu, semakin aku kangen kamu. Sebanyak apapun alasan aku buat benci sama kamu, pasti ada satu alasan yang bikin aku bertahan mencintai kamu, bahkan semakin mencintai kamu. “
“Kamu tahu Ali, aku capek. Aku capek nunggu kamu. Hhh...Kenapa? Kamu pasti mau bilang kalau kamu ngga pernah minta aku nunggu kamu. Iya, aku tahu kok. Aku juga udah berkali kali bilang gitu sama hati aku, tapi hati aku kekeh mau nunggu kamu. “
“Kamu tahu Ali, banyak banget yang minta aku berhenti nunggu kamu. Bahkan Mama sama Papa juga bilang gitu. Kak Cio juga. Kamu tahu kan, Kak Cio dari dulu paling ngga suka lihat aku nangis?Kak Cio bakal lakuin apa aja buat bikin aku berhenti nangis. Dia sampai pernah keliling Jakarta loh nyari kamu. Karena dia tahu, kamu yang bikin aku kayak gini. Dia tahu, kalau ketemu kamu bisa bikin aku berhenti nangis. Karena tangisan aku juga alasannya kamu. “
“Kamu dimana sih Ali? Apa disana kamu mikirin aku? Atau kamu disana udah punya pacar? Apa kita ditakdirin buat sama sama, Ali? Apa masih ada kesempatan aku sama kamu buat jadi ‘kita’ ? "
“Kasih aku satu kepastian Ali. Kepastian kalau penantian aku ini bukan sesuatu yang sia sia. “
Tangannya bergerak menghapus butiran butiran bening yang jatuh dari matanya. Diletakkannya foto itu di dalam laci meja belajarnya.
“Kalau kamu memang jodohku, kalau kamu punya perasaan yang sama kayak aku, kasih aku alasan kuat buat aku bertahan nunggu kamu. Selamat malam Ali, dimanapun kamu, semoga perasaanku ini bisa sampai ke kamu. Aku mencintai kamu. “
Didorongnya laci itu. Rasanya malam ini sudah cukup ia bermain dengan kenangan dan tangisannya. Saatnya pergi ke dunia mimpi. Dunia dimana kenangan dan tangisannya berubah menjadi nyata dan penuh kebahagiaan. Prilly membaringkan tubuhnya ditempat tidur.
Mencoba memejamkan matanya. Berharap malam ini ia bisa bermimpi tentang cintanya. Cintanya yang penuh kebahagiaan, bukan tangisan dan ketidakpastian.