Prilly terbangun dari tidurnya. Cacing di perutnya bernyanyi girang. Dilihatnya jam di handphonenya. Jam 1 siang. Pantas saja. Dia kan belum makan dari pagi. Prilly beranjak dari kasurnya, ia mau meminta makan di dapur, atau paling tidak minum lah. baru akan membuka pintu tibatiba ia tersadar, ini kan dirumah Ali, masa dia ngga tahu malu banget ngambil makanan ke dapur.? ah sebodo amat. perutnya sudah ngga bisa diajak kompromi. lagian ngga ada suaranya ini. paling si Ali lagi ngebo sama Digo. Akhirnya Prilly membuka pintu dan berjalan menuju dapur.
Sesampainya di dapur, dia mencari gelas. tiba tiba matanya tertuju pada sekotak sereal dan susu di atas meja. wah, kebeneran nih, pikirnya. diambilnya sereal dan susu itu. belum dia menuangkan air panas untuk menyeduh sereal nya, dia sudah terkaget karena ada yang memanggil namanya .
"anjrit." katanya.
"apaan sih. untung aja ngga pe..." belum selesai kalimat Prilly, suaranya seperti hilang setelah melihat siapa yang memanggilnya.
"lo.." kata Prilly. baru melihat saja matanya sudah berkaca kaca. gimana bisa menyelesaikan masalah?
iya, itu Ali. Ali yang tadi mendengar suara piring dari dapur, segera mengecek siapa yang ada didapur. ternyata ia dapati gadisnya sedang mengendap ngendap membuat sereal. kasian dia, pasti lapar banget sampe mengendap ngendap begitu. Pikir Ali.
Buru buru Prilly memaling wajahnya supaya Ali tidak melihat matanya yang berkaca kaca.
"Sorry gue lancang make dapur lo. Gue laper banget" kata Prilly sambil melanjutkan menyeduh sereal untuk mengalihkan perhatiannya.
"ngga apa apa Lly." kata Ali.
"Illy." panggil Ali lagi.
Panggilan itu. panggilan orang orang terdekatnya. sesak itu terasa lagi. Ali menyebut namanya. untuk sekian tahun lamanya ia mendengar Ali memanggil namanya lagi. airmatanya tumpah tanpa bisa ia tahan.
"kenapa?" tanya prilly dengan suara bergetar tanpa menoleh ke arah Ali.
Ali mendekat ke arah Prilly. Dipeluknya Prilly dari belakang. Ingin rasanya Prilly memberontak. seenaknya saja laki laki ini , setelah berpura pura tidak mengenalnya sekarang langsung memeluk saja. tapi hatinya ngga bisa bohong. hatinya bahagia pelukan yang sangat dirindukan ini akhirnya bisa ia rasakan. Prilly hanya bisa menunduk menikmati pelukan Ali. Seperti deja vu. tapi dulu Prilly yang memeluk Ali dari belakang, tepat saat hari terakhir ia bertemu Ali.
"Maafin gue. Maafin gue karena selama ini gue bikin lo sakit. Lo ngga usah balik badan. biarin gue selesaiin cerita gue dulu. biarin gue meluk lo. "
kata Ali.
Pikiran Ali mulai menerawang ke saat ia meninggalkan Prilly.
********************************
-Jakarta, 6 Mei 2007 pukul 05.00 am-
"ali, tunggu dong!" di sebuah taman terlihat gadis chubby yang sedang berlari mengejar Ali.
"ah payah lo." kata Ali berhenti kemudian berbalik melihat gadis itu.
"masa segitu aja capek sih. katanya sayang, baru ngejar segitu aja capek. gimana kalo gue pergi lama? pasti lo langsung lupa sama gue" kata Ali.
"hah hah hah..." Prilly -gadis chubby itu- terengah engah ketika sampai di hadapan Ali.
"Ngomong apa sih Lo? iyalah. kalo lo berani ninggalin gue lama lama, mendingan gue lupain lo. wee" jawab Prilly sambil menjulurkan lidahnya.
Ali menatap Prilly. Meraih pinggang Prilly dan mendekatkan tubuh Prilly ke tubuhnya.
"yakin?" tanya Ali dengan pandangan yang mengintimidasi.