7

19 5 9
                                    

☆☆☆☆☆
~~~~~~~

Raina mengecek satu persatu barang barang yang akan di bawa nya untuk pindah ke bandung, paman nya sudah menunggu nya di bawah, mamah dan ayah nya juga sudah menitipkan Raina kepada bibi dan paman nya.

"Na lo yakin mau ikut bibi lo ke bandung?" Tanya Vega yang berada di depan pintu kamar Raina.

"Iya lah, gue udah beresin semua kamar, terus lo pikir gue bercanda? Haha" Raina menghampiri cermin, merapihkan Rambut dan baju nya.

Raina menarik nafas dan kemudian tersenyum, menatap pantulan diri nya.

Vega memeluk Raina "gue bakal kangen sama lo Na".

Air mata yang sejak tadi ia tahan, terjun bebas saat memeluk Raina.

"kalo lo sedih, lo datang kerumah gue, cerita sama mamah gue, kalo pun gue ga ada setidak nya lo bisa lega karna udah cerita" ucap Raina.

"Jangan sedih, jangan nangis, jangan telat makan, jangan lawan orang tua lo, kalo ada apa apa kabarin gue" lanjut Raina.

"Gue bakalan kangen sama lo" ucap Vega, melepaskan pelukan nya.

Raina menghapus air mata Vega, "udah jangan nangis, nanti kalo libur gue balik lagi ke sini" ucap Raina.

Vega tersenyum menatap sahabat nya.

"Ka Nana, di panggil ayah ke bawah" panggil Hazel, adik Raina.

Raina memeluk Vega, "udah ya, gue pergi dulu" ucap Raina sambil membawa koper nya.

Raina menuruni tangga, di susul Vega di belakang nya, berdiri di samping orang tua Raina.

Melihat Raina berpamitan kepada mamah dan ayah nya, dan terakhir memeluk Vega sekali lagi, kemudian pergi dengan mobil.

☆☆☆☆☆
~~~~~~~

"Raina udah pindah ke bandung Vin" ucap Sandi.

"Gue tau" ucap Alvin singkat.

"Ga ada deh yang ngegangguin gue lagi, ga ada deh yang teriak teriak nyamperin gue, ga ada deh yang rengek rengek kaya anak kecil haha" ucap Sandi.

Raina menganggap Alvin dan Sandi seperti kakak nya sendiri.

Alvin hanya tersenyum. Alvin juga sebenarnya tidak mau jika harus jauh dari Raina, tapi ini cara agar Alvin bisa melupakan Raina, tingkah gila nya yang kadang membuat alvin malu saat berjalan bersama nya.

Tak akan ada yang mengganggu Alvin lagi, tak ada yang menarik narik baju Alvin lagi, tak ada yang membuat Alvin gemas lagi, semenjak menjauh Alvin sangat merindukan candaan Raina, suara tertawa Raina.

Alvin merindukan perempuan itu, perempuan bertubuh mungil dengan  suara nya yang nyaring. Alvin tersenyum, mengingat pertama kali ia menemukan perempuan itu di pasar dan ternyata akan satu sekolah.

Alvin tak pernah menyangka jika akan satu sekolah bahkan satu kelas, dan langsung satu kelompok dengan Raina.

Flashback On.

Caught In A LieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang